Bab 3 | Pria Brengsek

Kini senyuman ceria Anna kembali berseri lagi. Kekuatan Anna untuk bersemangat menjalani hari-hari sudah full kembali.

Tentu saja Anna bersemangat dan ceria, soalnya pria hebat Anna sudah sadarkan diri.

"Papa makan yang banyak, biar cepat sembuh" Anna menyuapi nasi ke mulut pria hebatnya.

"Kamu kenapa tambah kurus? Makan tidak teratur ya?"

"Anna tidak berselera makan Pa" Mata Anna kini berkaca-kaca.

"Kamu jangan nangis sayang, sekarang Papa udah baik-baik aja kok. Nanti setelah keluar dari rumah sakit, kita jalan-jalan ketempat yang kamu mau" Papa Anna mengelus kepala putri nya itu.

"Hiks, hiks, Papa janji kan ga bakal ninggalin Anna? Papa harus janji"

"Ya...Papa janji sayang" Papa Anna mengecup kening Anna.

Anna dan Papanya saling bertukar cerita dan bermain. Mereka tertawa bersama, nonton bersama, dan lain-lain lagi. Anna sangat menyukai momen ini, Anna ingin kehidupan bahagia seperti ini terus berlanjut. Anna benar-benar takut kehilangan pria hebatnya.

Tanpa mereka sadari, Victor masuk kedalam ruang inap Papa Anna. Victor membawa beberapa cemilan dan minuman. "Sudah merasa lebih baik?" Victor bertanya kepada Papa Anna.

"Anna, Papa mau bicara sama Victor. Bisa tinggalkan kami sebentar?"

Anna mengangguk heran. "I...iya Pa"

Kini diruangan itu tinggallah Victor dan Papa Anna.

...***...

Anna berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit. Biasanya dihari yang cerah Anna selalu tersenyum, tapi kali ini tidak. Anna menyadari bahwa dirinya yang sekarang benar-benar berbeda. Dulu Anna punya tujuan hidup, sekarang Anna seperti mayat hidup. Mungkin tujuan hidup Anna sudah tidak ada lagi. Padahal, Papanya hanya masuk rumah sakit sudah membuat dia seperti orang yang tidak waras. Bagaimana kalau Papanya dipanggil Tuhan? Apa yang akan terjadi pada Anna? Apa dia masih bisa ceria seperti dulu?

Dari kejauhan, Anna melihat seorang pria yang dikenalnya. Pria itu sedang berjalan dengan wanita yang sedang hamil. Hm mungkin sudah 3 bulan atau lebih. Dengan rasa campur aduk, Anna menghampiri pria itu.

"Kevin?!"

Ya, pria itu Kevin, pacar Anna yang tidak memiliki perasaan.

"Apa yang kau lakukan disini? Dan...dan siapa wanita ini?"

"Kau Anna?" Ucap Kevin tak percaya.

"Aku Anna, pacar mu"

"Cih! Wanita jelek seperti kau tidak mungkin pacarku!"

Perkataan Kevin membuat Anna sakit hati.

Mata Anna berkaca-kaca, tubuh nya lemas. "Mak-maksud mu?"

"Aku tau kalau kau Anna. Dengar Anna, kita sudah putus dan perkenalkan ini pacar baru ku. Oh iya, beberapa hari lagi kami akan menikah. Aku akan mengundang mu"

Wanita itu tersenyum kepada Anna. "Halo Anna"

Anna melihat mereka berdua dengan tatapan jijik. "Sejak kapan kita putus Kevin?! Aku tidak ada meminta putus dan kau juga begitu"

"Sejak Papa mu masuk rumah sakit" Jawab Kevin.

Deg

Anna seperti orang bodoh saat ini.

"Aku tau kau akan jatuh miskin saat itu juga, jadi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita" Lanjut Kevin.

Anna tidak tau mau berkata apa. Pikirannya kosong. Hatinya benar-benar terluka. Air matanya perlahan mengalir membasahi pipinya. Oh sial, Anna benar-benar benci dengan air matanya yang selalu saja keluar.

"Kau pria brengsek Kevin! Aku membencimu!"

"Dan wanita ini?! Kau yang menghamilinya?!" Lanjut Anna.

Kevin tertawa. "Tentu. Kami sudah lama bersama. Kau hanya cadangan ku saja Anna. Lagipula aku tidak betah dengan mu. Kau wanita sok suci! Tidak boleh disentuh? Sungguh menjijikan"

"Sayang, aku capek, pulang aja yuk" Eluh wanita hamil itu.

"Selamat menikmati hidup baru Anna"

Kevin dan wanita hamil itu meninggalkan Anna.

Kenapa? Kenapa harus begini?! Aku tidak suka kehidupan seperti ini. Huhu, salahku apa? Apa Tuhan membenciku? Kenapa?! Kenapa kau memperlakukan ku seperti ini Tuhan? Aku selalu menuruti perintah mu, tapi kenapa aku malah menjadi seperti ini??!

Kasihan sekali Anna. Padahal dia hanya gadis polos yang sangat baik.

...***...

Anna kembali keruang inap Papa nya setelah dia menghapus air matanya dan menetralkan perasaannya. Anna menunjukkan senyuman palsu dan wajah ceria kepada Papanya dan Victor. Anna tidak ingin mereka mengetahui kalau dirinya sedang terpuruk.

"Anna aku pamit dulu. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" Ucap Victor sambil menepuk pundak Anna.

"Baik Tuan"

Victor keluar dari ruang inap itu.

"Anna"

"Iya Pa?"

"Apa pacar kamu pernah datang kesini untuk menjenguk Papa?"

"Ka...kami sudah putus Pa" Anna mencubit dirinya agar tidak menangis.

"Sejak kapan Nak? Kenapa tidak memberitahu Papa?"

"Sudahlah Pa, lagian dia bukan pria yang baik"

"Akhirnya kamu sadar Anna. Papa pikir kamu akan menikahi pria seperti dia. Papa akan benar-benar sedih kalau itu terjadi"

"Bagaimana kalau Anna tidak menikah?"

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"Anna takut tidak akan pernah menemukan pria yang benar-benar tulus mencintai Anna Pa"

Papa Anna tersenyum. "Kalau bisa, kamu menikah dengan Victor saja. Kehidupan kamu sudah terjamin kalau bersama dia"

"Tu...tuan Victor Pa?! Tidak mungkin Pa, aku bukan selera Tuan Victor" Ucap Anna dengan perasaan tidak enak.

"Itu permintaan terakhir Papa Nak. Papa mau hidup kamu berjalan dengan baik. Victor dan keluarganya baik kok, kamu tidak perlu takut"

"Haha tidak mungkin Pa, perbedaan kami sangat jauh"

Anna sedikit kesal dengan permintaan Papanya.

...***...

Flashback

Victor dan Jack Papa Anna, berbicara dengan serius di ruangan itu.

"Mungkin hidupku tidak akan lama lagi, aku berharap kamu bisa menjaga Anna dengan baik Victor"

Victor menghela napasnya. "Aku dan keluargaku akan menerima Anna dengan senang hati Paman. Kami akan memperlakukan Anna dengan baik"

Jack terbatuk tanpa henti-henti.

"Paman? Kau baik-baik saja? Apa aku perlu memanggil dokter?"

Jack menggeleng. "Jagalah Anna dengan baik, aku menyerahkan dia kepada kalian. Dan, satu lagi Nak, jangan beritahu dia tentang masa lalu kita. Dulu kami menolong kalian dan sekarang kalian menolong kami, itu sudah cukup Nak, aku sangat bersyukur"

"Maaf Paman, aku mau menanyakan pertanyaan lain"

"Silakan Nak"

"Apa boleh aku menjadikan Anna istriku?"

Jack tersenyum bahagia. "Sangat boleh, aku akan merestui hubungan kalian tanpa kalian minta"

"Tapi Paman, kau tau sendiri bagaimana kepribadianku. Bagaimana kalau nanti aku menyakiti Anna?"

"Aku tidak akan marah. Aku tau kau melakukan yang terbaik untuk Anna"

"Baiklah, kalau begitu aku akan memperlakukan Anna sesukaku. Tidak apa-apa kan paman?"

"Terserah kamu Nak. Aku tidak ingin mencampuri urusan kalian"

...***...

Flashback off

Jack mengelus kepala putri nya. "Kamu harus hidup bahagia sayang"

Napas Jack mulai sesak. Senyuman diwajahnya menghilang seketika. Tangannya terlepas dari kepala Anna. Dia berbaring di atas ranjang seperti orang mati.

"Pa? Papa?!" Panggil Anna dengan tangan gemetar.

"Dokter, dokter!!!"

Dengan cepat, dokter langsung membawa Jack keruang operasi.

Beberapa menit menunggu.

Dokter membuka pintu ruang operasi dan menghampiri Anna. "Anna"

"Ya dok?" Anna berusaha tetap tenang dengan air mata yang terus mengalir.

"Anda harus melunasi biaya ini dalam waktu 24 jam. Kalau tidak, kami tidak bisa mengobati Papa kamu"

Anna mengambil beberapa kertas yang diserahkan oleh dokter.

Anna sangat terkejut. Dia linglung, tidak tau harus mencari kemana uang sebanyak itu.

"A-aku akan membayar nya dok, tapi tolong selamatkan Papa Anna"

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin Anna"

"Terimakasih dok"

Darimana aku mendapat uang sebanyak ini? Oh Tuhan, kau benar-benar membenciku kan? Kenapa kau menghukum ku harus seperti ini?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!