"Tidak apa-apa. Papi cuma kepikiran dengan pengasuh baru itu. Sepertinya, Reo menyukainya," terang Yuki Nagato, menjawab pertanyaan dari anaknya tadi.
Tapi Shiro Yuki tidak peduli. Dia hanya menanggapi dengan datar tanpa memberikan ulasan apapun.
Hal ini membuat papinya mengelengkan kepala, karena melihat sikap anaknya yang dingin dan kaku jika sudah membahas soal wanita. Apalagi dengan wanita yang baru dikenalnya.
"Shiro. Menurut Papi... Reo jauh lebih cerdas menilai seorang wanita ya?" Yuki Nagato masih berusaha memancing reaksi anaknya, dengan memberikan penilaian terhadap cucunya sendiri dengan sanjungan.
Sayangnya usaha yang dilakukan oleh Yuki Nagato tidak berhasil, karena pada kenyataannya, Shiro Yuki tetap diam tanpa ekspresi. Bahkan berusaha untuk bertanya pun tidak.
Hal ini membuat Yuki Nagato menggelengkan kepala beberapa kali, karena sikap anaknya seperti orang yang sudah tidak memiliki perasaan dengan lawan jenis.
"Shiro kembali ke kamar Pi," pamit Shiro Yuki, setelah pembicaraan mereka tentang perusahaan selesai.
Yuki Nagato hanya diam saja, tanpa melihat atau menyahut, sebab dia sedang melihat ke arah layar ponselnya. Menyimak video yang baru saja dikirim oleh isterinya, yang saat ini sedang berada di ruang tamu bersama dengan Reo dan pengasuh barunya tadi.
"Ternyata Reo memang benar-benar jauh lebih pintar dari kepada Kamu Shiro," sindir Yuki Nagato, pada anaknya.
Tapi ternyata tidak ada sahutan sama sekali. Bahkan suara orang yang sedang bernafas pun tidak terdengar, hingga membuat Yuki Nagato mendongakkan kepalanya untuk melihat keberadaan Shiro.
"Eh, ke mana dia?" tanya Yuki Nagato, yang tidak melihat keberadaan Shiro Yuki lagi.
"Huhfff... dasar anak itu, makin gak peka saja dia!" gerutu Shiro Yuki, mengingat bahwa anaknya semakin terkesan lebih kaku dan datar terhadap wanita. Setelah gagal untuk mempertahankan hubungan rumah tangganya bersama dengan mamanya Reo.
"Papi berharap Kamu bisa membuka hatimu suatu hari nanti. Papi yakin, jika tidak semua wanita sama seperti mantan istrimu itu Shiro." Yuki Nagato, mengucapkan harapannya untuk kehidupan anaknya ke depan nanti.
*****
Seminggu sudah Amy bekerja menjadi pengasuh Reo. Dia tidak menemukan kendala yang berarti, sama seperti yang diceritakan oleh para ART maupun orang-orang yang ada di rumah ini.
Mereka semua menceritakan tentang tingkah dan sikapnya Reo, pada saat mendapatkan pengasuh baru.
Kata mereka, Reo cukup usil dan suka membuat ulah, sehingga para pengasuhnya tidak ada yang betah untuk berlama-lama bekerja dengannya.
Para pengasuhnya yang terdahulu paling lama hanya satu minggu. Itu pun dengan banyaknya drama yang terjadi.
Menurut Amy sendiri, setelah mengalaminya sendiri selama seminggu ini, sebenarnya tidak hanya Reo saja yang mempengaruhi para pengasuh itu tidak betah. Tapi sikap over protective dari Shiro Yuki sendiri yang membuat mereka tidak nyaman.
Ini karena Shiro Yuki selalu memantau setiap kegiatan anaknya. Otomatis para pengasuh terdahulu merasa dikekang dan tidak ada kebebasan sama sekali. Apalagi Shiro Yuki juga kaku dan terkesan tidak ramah, dengan selalu memberikan penilaian serta komplain mengenai banyak hal.
Sama seperti kemarin, saat Amy kedapatan lupa untuk menyalakan obat nyamuk elektrik di kamarnya Reo.
"Kamu harus bisa disiplin dan lebih teliti lagi!" protes Shiro Yuki, terhadap kelalaian Amy soal obat nyamuk.
"Maaf Tuan. Saya sudah menyalakan obat nyamuk tersebut. Tapi Saya tidak cek ulang dan juga tidak tahu, jika ternyata obat nyamuk tersebut sedang dalam keadaan off."
"Kamu ini! Diingatkan malah membantah!" geram Shiro Yuki, dengan wajah yang merah karena kesal.
Reo, yang ada di antara mereka justru melihat dengan silih berganti. Antara papanya yang sedang marah, dengan Amy yang sedang kena marah.
Reo juga tersenyum-senyum sendiri, melihat papanya yang sedang mengomel. Dan Papanya itu juga tambah mengomel lagi, karena pengasuhnya justru menanggapi dengan memberikan sebuah alasan.
Hal yang tidak disukai oleh papanya, dengan perkataannya yang dibantah.
Amy sebenarnya menyadari sikap anak asuhnya itu. Tapi dia hanya diam saja dan tidak berusaha untuk mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi dan membuat Reo tersenyum-senyum.
Akhirnya Shiro Yuki pergi dengan mendengus dingin, karena dia tidak menyukai sikap Amy diyang sudah berani melawannya.
*****
"Tuan Muda, ayo turun! Nanti jatuh!"
Amy berteriak memperingatkan anak asuhnya, yang sedang menaiki pohon jambu air, yang ada di taman samping rumah.
Pohon jambu air itu memang sedang berbuah, sehingga menarik minat Reo untuk mencicipinya. Tapi dia tidak mau menunggu Amy yang pergi mengambil alat bantu, supaya bisa mengambil buah jambu tersebut tanpa harus naik ke atas pohon.
Sayangnya Reo tidak mau mendengarkan peringatan dan nasihat pengasuhnya sendiri.
"Enak. Enak Mama!"
Reo justru pamer dan memperlihatkan caranya memakan buah tersebut di atas pohon, sehingga Amy kembali berteriak.
"Hati-hati Tuan Muda! Awas pegangan ya! nanti jatuh!" Amy memperingatkan Reo untuk waspada, supaya lebih berhati-hati dan memperhatikan keamanannya.
"Tidak apa-apa Ma, ini enak!"
Reo memang masih memanggil Amy dengan menyebut "Mama" dan tidak mau menyebut dengan panggilan lainnya.
Pohon jambu tersebut memang mudah dinaiki, sebab banyak dahan yang tidak terlalu tinggi, sehingga Reo suka sekali menaiki pohon tersebut, sejak dia sudah bisa berjalan sendiri.
"Ayo turun! Ini Mama sudah bawakan galah, biar bisa ambil buah jambu tanpa harus manjat pohon kayak gitu!" terang Amy, dengan memperlihatkan galah berukuran sedang yang dia pegang.
Cresentia, yang mendengarkan teriakan Amy, datang mendekat. "Eh Reo! Ayo turun Sayang!" teriak Cresentia kaget, dengan ikut memperingatkan cucunya itu.
Neneknya Reo, yang sedang memegang gelas berisi jus buah, sampai menjatuhkan gelasnya karena terkejut, melihat keberadaan cucunya yang berada di atas pohon.
Pyarrr!
"Nenek!"
Krekkk...
Bughhh!
"Reo..."
"Tuan Muda!"
Amy dengan cepat berlari menuju ke tempat Reo jatuh, setelah dia berteriak kaget. Di saat neneknya menjatuhkan gelas jus.
Tanpa melihat keadaan, Amy membopong tubuh Reo, kemudian berlari menuju ke halaman depan untuk mencari supir, supaya bisa mengantarnya ke rumah sakit. Sebab Reo dalam keadaan lemas dengan mata terpejam.
Namun sayang, di halaman depan tidak ada satupun supir atau mobil yang ada, sehingga Amy terpaksa keluar dari halaman rumah untuk mencari kendaraan umum atau taksi.
*****
Di rumah sakit.
"Bagaimana keadaan anakku?"
Pertanyaan yang diajukan oleh Shiro Yuki, seakan-akan ingin membunuh Amy, karena tatapan mata tersebut sangat menakutkan.
"Tuan... Tuan Muda masih ada di dalam IGD." Amy menjawab dengan terputus-putus.
"Apa yang Kamu kerjakan? main handphone ya, sampai-sampai tidak bisa jaga anakku!" Amy menunduk dan diam, sebab menjawab pun tidak ada guna.
Shiro Yuki hampir saja mengajukan pertanyaan lagi, tapi urung, saat melihat keadaan kaki Amy yang berdarah.
"Kamu..."
"Kyaaa..."
*****
#Eh, Amy diapain ya sama Shiro Yuki?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Alanna Th
pasti dgendong msk k ugd utk diobatin kakinya oleh dktr 😱😰😂🤣😘😍👍
2023-04-17
0
Herlin Noviari
di pikul kaya ya 🤣😂😂🤣🤣
2023-03-18
0
Kinan Rosa
waduh kenapa itu ya
2023-02-26
0