"Penculik!"
"Dia menculik Tuan Muda kami."
"Iya. Tadi dia menjawab tidak tahu, ternyata dia menyembunyikannya. Dan sekarang dia bermaksud untuk menculiknya."
"Tolong tangkap penculik itu!"
Teriakan-teriakan dua orang yang baru saja datang, membuat suasana tidak kondusif.
"Penculik?"
"Aku bukan penculik. Aku hanya seorang SPG di Mall ini!"
Amy justru bertanya dengan kebingungan, di saat dua orang tadi menunjuk-nunjuk kearahnya. Menuduh dirinya sebagai seorang penculik anak.
Amy mencoba untuk memberikan pembelaan diri, terhadap tuduhan yang diberikan padanya.
Area Timezone akhirnya kisruh, karena mereka, terutama anak-anak berlarian. Di saat mendengar kata "penculik anak".
Akhirnya Amy dibawa oleh security ke pos keamanan Mall, guna dimintai keterangan dan membuktikan diri, bahwa dia bukanlah seorang penculik anak. Melainkan hanya seorang SPG yang bekerja di Mall ini, sesuai dengan apa yang dikatakannya pada saat membela diri tadi.
Sebenarnya Amy sudah meminta ijin untuk pergi ke toko, tempatnya bekerja. Membuktikan bahwa dia hanyalah seorang pekerja, yang menjadi SPG, di sebuah toko aksesoris di Mall ini.
Tapi kedua orang tersebut tidak percaya begitu saja, hingga tidak mau mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Amy.
Security juga tidak berani melawan kedua orang tersebut, yang ternyata adalah asisten rumah tangga dan supir dari anak kecil tadi.
"Mama. Mama!"
Tapi anak kecil itu terus memanggil Amy dengan sebutan mama, membuat security Mall kebingungan.
"Kenapa anak ini memanggilnya Mama? lalu siapa yang sebenarnya menjadi penculik?" tanya Security, tidak mau gegabah untuk membuat suatu keputusan.
Security tersebut akhirnya menunda keinginannya untuk membuat laporan pada pihak yang berwajib, melapor kejadian ini. Dia masih merasa bingung, karena dua orang menyebut Amy sebagai penculik. Tapi anak kecil yang ditargetkan sebagai korban penculikan, justru memanggil dengan sebutan Mama.
"Tuan Muda Reo, kami ini adalah asisten dan supir di rumah Tuan Reo. Kenapa tuan Muda Reo manggilnya mama?" tanya supir yang usianya sudah lumayan berumur, dibandingkan dengan yang perempuan, yang mengaku sebagai asisten rumah tangga dari anak tersebut.
"Begini saja. Kami sebagai pihak keamanan akan mencatat identitas kalian semua untuk laporan. Jadi, tolong tunjukkan KTP kalian masing-masing!"
"Saya justru merasa curiga, jika kalian bertiga adalah komplotan penculik anak yang berpura-pura saling berseteru."
Akhirnya security tersebut meminta identitas diri mereka semua, untuk dicatat sebagai laporan atas kejadian yang membingungkan sore ini.
"Tidak Pak! Saya SPG di Mall ini. Toko aksesoris yang ada di sebelah kanan Timezone."
"Jika Bapak tidak percaya silahkan ke toko tersebut, atau ajak Saya ke sana! nanti pemilik toko akan memberikan penjelasan."
Amy berusaha untuk memberikan penjelasan lagi, dengan nada tinggi, karena dia merasa geram dengan apa yang terjadi dengannya saat ini.
Apalagi security tersebut juga tidak percaya, dengan apa yang dia katakan.
"Sudah-sudah! Cepat keluarkan KTP nya!"
Security tersebut tetap tidak mau mendengarkan penjelasan yang diberikan Amy, dan dengan sedikit memaksa, security tersebut meminta KTP Amy dan kedua orang tadi. Yang mengaku-ngaku sebagai pekerja di rumah anak kecil tersebut.
Amy, akhirnya mengeluarkan dompet untuk menunjukkan identitas dirinya. Begitu juga dengan dua orang, laki-laki dan perempuan, yang mengaku sebagai ART dan supir anak kecil tersebut.
Nama : Amy Hendarto, umur 20 tahun.
Alamat : Jakarta.
Pekerjaan : SPG.
Nama : Zaskia, umur 50 tahun.
Alamat : Jakarta.
Pekerjaan : Asisten rumah tangga keluarga Nagato.
Nama : Nico, umur 45 tahun.
Alamat : Jakarta.
Pekerjaan : Supir keluarga Nagato.
Baru saja security tersebut selesai mencatat identitas diri ketiga orang, yang dicurigai sebagai komplotan penculik, datang seseorang yang berpenampilan rapi dengan auranya yang dingin, namun tampak sangat berwibawa, bersama dengan satu orang laki-laki, yang berjalan di belakangnya.
Kemungkinan besar yang berjalan di belakangnya itu adalah asisten laki-laki tersebut.
"Papa!"
Amy menyipitkan mata, mendengar panggilan anak kecil tersebut, yang memanggil laki-laki itu dengan sebutan "Papa".
"Tuan Muda Shiro," sapa Saskia dan Nico persamaan, dengan menundukkan kepalanya hormat.
Tapi Amy lebih kaget lagi, saat security tersebut juga menundukkan kepalanya hormat, pada laki-laki yang tadi disebut dengan nama "Tuan Muda Shiro".
Amy melihat interaksi mereka dengan baik, karena dia juga tidak tahu, apa hubungan mereka semua yang sebenarnya.
"Biarkan mereka pulang!"
"Baik Tuan!"
Security tersebut patuh dengan perintah Shiro, melepaskan kedua orang tadi supaya bisa pulang.
"Papa. Mau Mama. Mau Mama!"
Anak kecil yang bernama Reo itu, merengek-rengek pada papanya dengan meminta Mama.
Hal ini membuat Amy bingung, karena saat ini sudah tidak ada perempuan satupun, sekitar mereka, hanya tinggal dirinya saja yang belum dipersilahkan untuk kembali bekerja.
Setelah mendapatkan penjelasan dari security, Shiro Yuki tampak mengganggukan kepalanya, kemudian melihat ke arah Amy dengan teliti.
"Kamu bekerja di aksesoris sana?" tanya Shiro Yuki, yang dijawab Amy dengan anggukan kepala saja.
"Apa Kamu bisa mengasuh anak?" tanya Shiro Yuki lagi, seakan-akan sedang mewawancarai calon pekerja.
Amy langsung menjawab, dan melihat ke arah Reo, yang saat ini sedang tersenyum manis ke arahnya, sambil mengedip-ngedipkan mata. Membuat Amy merasa gemas sendiri, dan tersenyum kearah anak kecil tersebut.
"Bagaimana, Kamu mau?" tanya Shiro Yuki lagi, minta supaya Amy segera memberikan jawaban.
"Tapi, tapi Saya sudah bekerja. Dan Saya juga baru dua hari di sini. Tidak elok jika harus berhenti tanpa alasan." Amy mencoba untuk menolak secara halus, karena dia merasa tidak enak hati dengan pemilik toko yang sudah memberinya pekerjaan, tanpa banyak wawancara dan persyaratan. Di saat dia mengajukan lamaran pekerjaan kemarin.
"Aku akan memberimu gaji 5 kali lipat, dengan gaji yang Kamu terima dari toko tersebut." Shiro Yuki memberikan iming-iming gaji yang besar pada Amy.
Tapi Amy tidak mudah dirayu. Dia segera menggelengkan kepala, menolak tawaran Shiro Yuki.
"Hhh... baiklah. Aku akan meneruskan pelaporan ini ke pihak yang berwajib."
Mendengar ancaman tersebut, Amy kaget. Dia tidak pernah menyangka jika papanya Reo akan mengancamnya seperti itu, karena jelas-jelas dia tidak bersalah.
"Papa, mau Mama!"
Mendengar rengekan anaknya, Shiro Yuki tidak lagi membuang waktu. Dengan segera digendongnya Reo, kemudian dia menarik tangan Amy untuk di bawa ke toko aksesoris. Di mana Amy bekerja sebagai SPG di sana.
"Hai Aunty. Bolehkah Aku meminta dia sebagai pengasuh Reo?" Shiro Yuki langsung bertanya pada pemilik toko, yang ternyata adalah saudaranya sendiri.
"Shiro Yuki, Reo! Ternyata Kalian ada di sini?"
Pemilik toko, kaget melihat keberadaan keduanya. Karena dia tidak memperhatikan keberadaan Reo, saat Amy berpamitan untuk pergi ke Timezone.
Akhirnya Shiro Yuki mengutarakan maksudnya, dan pemilik toko menyetujui.
"Pergilah Amy. Di sana Kamu bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih besar daripada di sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Iin Karmini
nah kan...d sama ratakan saking bingungnya
2023-06-03
0
Pasrah
Alhamdulillah akhirnya ketemu orang baik
2023-03-06
1
Kinan Rosa
Alhamdulillah ternyata yang punya toko masih saudara nya bos
2023-02-25
0