# Part 5 Pernikahan Dewi

Dewi tampak termenung di kamarnya, karena malam ini statusnya akan berubah menjadi seorang istri. Ia meratapi nasibnya namun mungkin ini sudah takdir sang illahi. Mungkin menikah adalah sebuah kebahagian bagi setiap insan tapi tidak bagi Dewi karena ia harus menikah dengan pria asing yang tak pernah ia kenal, bahkan pria tersebut merupakan suami bosnya. Ia teringat akan ibunya ia merasa bersalah karena selama ini sudah membenci ibunya karena sudah meninggalkannya namun kenyataannya berberda ibunya di usir oleh ayahnya sendiri karena kesalah pahaman dan sekarang ia tak tahu dimana ibunya berada.

" Bu seandainya ibu masih ada di sini mungkin nasibku tidak akan seburuk ini, mempunyai ibu tiri dan kakak tiri yang kejam yang mengharuskan aku banting tulang sendiri sementara mereka malah enak-enakan menikmati hasil jerih payahku dan menjadikan aku pembantu di rumahku sendiri. Dan bapak juga sekarang sudah tidak bisa apa-apa hanya duduk di kursi roda." Dewi bermonolog pada dirinya sendiri.

**

Tak terasa haripun berganti malam terdengar suara lantunan adzan magrib menggema, Dewi pun pergi mengambil air whudu guna menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Selesai shalat magrib Dewi memanjatkan doa' " Ya Allah Ya Rabb yang maha pengasih lagi maha penyayang ampunilah dosaku juga dosa-dosa kedua orangtuaku. Ya Allah pertemukanlah kembali hamba dengan ibu hamba Ya Allah karena hamba sangat merindukannya. Jagalah dan lindungi beliau dimanapun beliau berada. Dan jika ibu hamba memang sudah tiada maka ijinkanlah hamba tahu dimana kuburannya. Ya Allah malam ini juga adalah malam dimana hamba akan di nikahi oleh seorang pria namun pernikahan ini bukanlah impian hamba ya Allah. Tapi jika pernikahan ini adalah yang terbaik untuk hamba maka berilah hamba keikhlasan dan kesabaran dalam menjalaninya Ya Allah. Ya Allah hamba juga meminta kesembuhan untuk bapak hamba juga untuk bu Mellyana bos hamba karena engkaulah yang maha penyembuh ya Allah. Aamiin ya robbal a'lamin."

...Setelah berdoa' Dewipun mengaji sambil menunggu adzan isya. Beberapa jam kemudian suara adzan terdengar kembali menandakan waktu shalat isya sudah tiba. Setelah melaksanakan shalat isya Dewipun mulai bersiap-siap menunggu jemputan tak lupa ia menemui sang ayah untuk menggantikan bajunya agar terlihat rapi di acara pernikahannya nanti. Namun saat menemui ayahnya di kamar Dewi di panggil Susi juga Inez mereka meminta Dewi membatalkan pernikahannya dan di gantikan dengan Inez. Namun Dewi menolaknya karena ia tahu Inez juga Susi orang yang sangat licik Dewi tak mau Bayu juga Melly di manfaatkan mereka....

" Dewi lebih baik kamu batalkan saja pernikahan ini dan biarkan Inez saja yang menggantikannya." Ucap Susi di depan pintu sementara Inez sudah duduk di kursi.

" Iya Wi, lebih baik aku aja yang nikah sama Pak Bayu kamu itu gak pantes tahu." Timpal Inez.

" Maaf bu, kak aku gak bisa membatalkan pernikahan ini bukannya tadi ibu bilang aku ini perempuan gatal dan pelakor karena akan menikah dengan suami orang. Tapi kenapa jadi sekarang ibu minta kak Inez yang menggantikannya berarti kak Inez juga sama dong kaya aku perempuan gatel juga pelakor ." Tolak Dewi sambil menyindir ibunya tirinya juga kakak tirinya.

" Kamu jadi anak jangan kurang ajar Dewi, dasar gak tahu terimakasih kalau bukan aku siapa dulu yang mengasuhmu waktu kecil, sedangkan ibumu si Aini malah kabur sama pria lain." Cibir Susi merasa kesal karena Dewi menolak permintaanya dan mulai membangkang.

" Iya Wi kamu ya. Dasar gak tahu terimakasih." Timpal Inez sambil memainkan ponsel.

" Terserah kalian saja, aku sudah bosan selalu di peralat oleh kalian untuk memenuhi keinginan kalian. Dan satu lagi ibuku bukan perempuan seperti itu, dia pergi karena kesalahan bapak. Lagian dulu aku gak pernah di asuh oleh bu Susi karena bu Susi hanya fokus pada kak Inez saja. Sementara aku di jadikan pembantu oleh bu Susi untuk melakukan pekerjaan rumah." Jawab Dewi sambil berlalu keluar dari kamar ayahnya.

" Elleh kamu itu emang pantas di gituin." Ucap Susi merendahkan Dewi.

Dewi yang mendengar itu tak menggubrisnya. Ia hanya sesekali melihat jam menunggu jemputan yang akan datang. Sementara Susi dan Inez menatap sinis ke arah Dewi. Tak lama kemudia suara ketukan pintu terdengar Dewi langsung membukakanya. Di sana terlihat seorang pria berseragam hitam menyapa Dewi dan mengajaknya untuk segera berangkat.

" Maaf non, saya sopirnya pak Bayu di suruh beliau buat menjemput non Dewi juga bapaknya non." Ucap sopir tersebut.

" Iya pak saya Dewi, ya sudah kalau begitu tunggu sebentar saya bawa bapak saya dulu ya pak." Titah Dewi.

Sang supir hanya menganggukan kepala dan menunggu diluar, tak lama kemudian Dewi mendorong ayahnya keluar menggunakan kursi roda di ikuti dua perempuan licik Susi dan Inez siapalagi kalau bukan mereka. Inez dan Susi juga sudah berdandan menor seperti mau kondangan. Namun langkahnya terhenti ketika akan menaiki mobil bersama Dewi.

" Eh maaf ibu ini siapa ya dan kamu juga siapa?" Tanya sang supir pada Inez juga Susi.

" Kami keluarganya Dewi pak, saya ibunya dan di samping saya ini kakaknya Dewi. Jadi kami juga berhak ikut hadirin nikahan Dewi." Ucap Susi.

" Maaf tapi pak Bayu berpesan hanya Dewi dan bapaknya saja. Yang lainnya tidak usah ikut." Jawab sang supir

" Tapi kami ini keluarganya pak, Wi masa kita gak boleh ikut sih, kita juga kan mau lihat kamu menikah." Ucap Inez memohon pada Dewi.

" Tapi kamu denger sendirikan kata pak supir apa, kalau pak Bayu minta yang ikut hanya bapak, yang lainnya tidak usah kak." Jawab Dewi sambil tersenyum menyungging.

" Dasar kamu Wi baru jadi istri kedua aja udah belagu, awas aja nanti aku balas." Ucap Inez kesal

" Ayo bu kita masuk lagi ke rumah, lagi pula gak ada untungnya hadir di nikahan si Dewi dia kan cuman pelakor ck." Cibir Inez dan tersenyum kecut pada mereka sambil mengajak ibunya ke dalam rumah.

" Kok mereka gitu ya non, padahal mereka kan keluarga non." Ucap sang supir sambil menggelang kepala dengan tingkah Inez juga ibunya.

" Biarin pak mereka emang gitu kurang oksigen mungkin jadi marah-marah gak jelas, ckckck." Jawab Dewi sambil tertawa mencoba mencairkan suasana.

Jaka yang mendengar itu tersenyum, Dewi yang melihatnya merasa bahagia akhirnya setelah sekian lama ia bisa melihat kembali senyum sang ayah. Sementara sang supir tertawa kencang.

" Hahaha..si non bisa aja becandanya kalau jadi stand up comedi laku kayanya non"

" Ah pak supir ini bisa saja hehehe." Ucap Dewi merasa malu.

Setelah itu supir Bayu pun mulai mengemudi menuju rumah sakit dimana Mellyana di rawat, di sana sudah ada penghulu dan dua saksi. Sesampainya di sana Dewi dan ayahnya di antarkan ke dalam ruangan dimana Mellyana di rawat.

" Ini non ruangannya bu Mellyana di rawat, silahkan masuk di dalam sudah ada pak Bayu dan yang lainnya." Ucap sang supir kepada Dewi.

Dewipun masuk ke dalam bersama sang ayah. Yang di dorong Dewi menggunakan kursi roda.

"Assalamua'laikum." Ucap Dewi sambil membuka pintu bersama ayahnya."

" Waa'laikumussalam" Jawab semua orang di dalam ruangan tersebut.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!