Bunda

Bunda

1. Bunda

Hujan turun begitu deras, mengguyur kota kecil di wilayah Jawa Tengah,

Sasa, gadis cantik yang masih duduk di kelas dua SMA itu tampak berlari sekuat tenaga dari sekolahnya menuju ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh,

Ia berlari seperti orang kesetanan, begitu mendengar kabar tentang Bundanya yang baru saja kecelakaan dan kini sudah berada di Rumah Sakit,

"Bunda... Bunda... jangan kenapa-kenapa... Sasa mohon, Sasa mohon..."

Gadis bernama Sasa itu berlari sembari menangis di tengah guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuhnya,

Ia tak sempat berpikir meminta tolong diantar orang, tak sempat berpikir untuk menunggu angkutan,

Sasa hanya ingin cepat bertemu Bundanya...

Ya Bunda, yang pagi tadi sebelum Sasa berangkat sempat Sasa marahi hanya karena Bunda masak nasi goreng terlalu asin dan kesiangan sampai Sasa nyaris telat berangkat ke sekolah,

Bunda yang kemarin malam juga Sasa omeli karena Bunda meminta Sasa jangan pulang larut karena Sasa adalah anak gadis,

Bunda yang selalu Sasa anggap kolot, Bunda yang selalu Sasa anggap ketinggalan jaman dibandingkan Ibu-ibu lain, Bunda yang Sasa anggap selalu saja cerewet dan terlalu mengatur bahkan saat Sasa memiliki teman,

Sasa terus berlari, hingga seluruh seragamnya basah,

Sekitar hampir dua puluh menit berlari, Sasa akhirnya sampai di pelataran depan rumah sakit terbesar di kota kecil di mana Sasa tinggal,

Sasa mempercepat larinya dan begitu sampai di depan pintu masuk, seorang satpam tampak menghentikan Sasa,

"Nona, mau ke mana?"

Sasa menatap dengan kesal satpam muda yang kini berdiri di depannya,

"Minggir! Aku ingin bertemu Bunda!"

Teriak Sasa sembari mendorong satpam yang berdiri di depannya itu,

Satpam yang di seragamnya tertulis nama "Amar" itupun tampak tak bergeming dari tempatnya, meski Sasa berusaha mendorong, tubuh tinggi tegapnya tentu tak mudah bagi Sasa yang berbadan mungil mampu menyingkirkannya,

"Nona, seluruh tubuhmu basah kuyup, kamu tidak boleh masuk,"

Kata si satpam,

Sasa memukul dada si satpam dengan sangat kesal, baginya satu detik, dua detik, tiga detik yang berlalu saat ini tentu sangat berarti,

Bagaimana jika ternyata Bundanya tidak bisa selamat, sementara ia sendiri tertahan di depan rumah sakit,

Ah' tidak! Tidak!

Sasa ingin Bunda tidak kenapa-kenapa, Sasa ingin Bunda akan selamat dan bisa pulang bersamanya,

Sasa pun menangis memohon agar diijinkan masuk, ia harus bisa bertemu bundanya, ia harus melihat Bundanya,

Hingga kemudian tampak seorang laki-laki berkumis keluar dari dalam rumah sakit, ia tengah berusaha menelfon, saat kemudian ia melihat Sasa yang tengah menangis di depan satpam, si laki-laki itupun menghampiri Sasa,

"Sasa..."

Panggil laki-laki itu,

Melihat laki-laki berkumis yang memanggilnya mendekat, Sasa pun langsung menghambur ke arahnya,

"Ayah... Ayah... Bunda... Mana Bunda Yaaah... Mana Bunda..."

Sasa terus menangis, jelas sekali ada banyak ketakutan yang ada pada dirinya,

Takut akan kehilangan, takut akan menyesal,

Laki-laki berkumis yang tak lain adalah Ayah Sasa itu tampak matanya berkaca-kaca, ia tak mampu menyembunyikan kesedihan,

Yang ia lakukan kemudian hanyalah meraih Sasa dalam pelukannya, dan menepuk-nepuk lembut punggung anaknya itu,

"Sabar, kita harus sabar, Tuhan lebih menyayangi Bunda, kita harus yakin dan percaya jika tempat paling membahagiakan adalah di sisi Nya,"

Ujar Ayah, mengisyaratkan satu jawaban atas pertanyaan Sasa, jika Bunda telah tiada.

...****************...

Terpopuler

Comments

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

Baru juga baca dah di suguhi bawang... 😭😭😭

2023-02-18

2

Ela Jutek

Ela Jutek

hadir dulu yang penting

2023-01-31

0

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

absen dlu yahhhhh

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!