Episode 4. Tawaran Akara

...Jangan Menganiaya dirimu sendiri, dengan menunggu seseorang yang bahagia tanpa mu ...

...🍁...

Seperti yang telah tertulis di rundown acara, saat ini merupakan acara game yang di buat dengan tujuan untuk mengeratkan hubungan antar karyawan dan petinggi kantor.

Permainan kali ini dilakukan oleh tiga orang, Semua orang saling berebut mencari pasangan mereka masing-masing, Semua orang telah mendapatkan pasangan mereka, sementara Emily dan sang putra kekurangan satu personil

"Aku akan bergabung denganmu " Ucap Seorang laki-lakinya yang sejak tadi menjadi primadona banyak wanita.

"Tu tuan !" Ucap Emily tidak percaya.

"Hay Boy, siapa namamu?" tanya Aka dengan senyuman manis di wajahnya.

"Halo paman , Namaku Okan " jawab Okan

"Nama yang indah, Paman akan membuat kalian memenangkan permainan ini" ucap Aka memberi semangat.

"Benarkah ?" Begitu semangat Okan . Aka pun menganggukkan kepala .

Permainan dimana panitia menyiapkan selembar koran yang nantinya akan diinjak oleh peserta lomba, teknik permainan ya adalah dengan menginjak koran tersebut sampai menjadi ukuran yang lebih kecil, sementara kaki peserta lomba tidak boleh menyentuh tanah.

Satu persatu peserta telah gugur, sampai hanya menyisakan tiga tim saja yang masih bertahan.

Setiap kali panita meminta melipat koran nya, maka tubuh para peserta akan saling mendekat dan berhimpitan.

"Boy. Apa kau siap memenangkan lomba ?" Tanya Aka penuh semangat.

"Tentu saja paman "

"Baiklah, ikuti apa yang paman perintahkan, Oke !"

Setelahnya Aka berjongkok tepat di depan tubuh Emily

"Deg"

"Tuan apa yang anda lakukan ?" Lirih Emily yang merasa tidak nyaman

Bukan menjawab Aka justru mengangkat tubuh Okan ke atas lehernya, Dan kembali berdiri di samping Emily.

"Tuan. Jangan seperti ini, kau bisa membahayakan putraku " ucap Emily panik

Bukan menanggapi kegelisahan Emily, aka justru melingkarkan kedua tangan Emily di pinggangnya, Agar wanita tersebut mengeratkan tubuhnya.

Riuh para karyawan yang menyoraki aksi Sang Presdir membuat iri banyak wanita disana. "Beruntung sekali Emily"

"Aku rela menukar keberuntunganku seumur hidup, asalkan bisa memeluk Presdir" racau beberapa karyawan wanita.

Emily hanya tertegun melihat sikap atasnya, sejujurnya dia sangat tidak nyaman dalam situasi ini, namun Emily tidak ingin menolak sang putra, karena Okan menginginkan bergabung dalam permainan.

"Boy, Apa kau senang ?" teriak Aka pada Okan yang ada diatas tubuhnya. Meski dengan tubuh yang bergoyang goyang ke kanan dan ke kiri, namun Aka berusaha tetap imbang , karena telah bertekad untuk memenangkan pertandingan ini.

"Tentu saja paman, Ini sangat menyenangkan" Ucap Okan polos.

Suasana semakin ramai ketika salah satu peserta telah gugur, menyisakan team Aka dan satu tim peserta lainya.

Ayoo !

Ayoo !

Ayoo !

Riuh suara peserta lain yang memberikan semangat kepada peserta yang masih bertahan.

Blubp

Semakin erat Aka menarik tubuh Emily, hingga tidak sedikitpun menyisakan jarak.

Riuh sorak sorak peserta memberi semangat begitu terdengar jelas, termasuk dua sahabat Emily yang juga tidak kalah heboh.

"Tuan. Sebaiknya kita menyerah saja" Lirih Emily yang tidak nyaman berada dalam rengkuhan Aka.

"Apa kau akan membuat putramu sedih?

Mendengar itu Emily hanya diam, kembali melingkarkan tangannya di pinggang Aka hingga begitu erat, dan kaki kaki mereka semakin melipat kertas koran di bawah kaki keduanya. Sampai pada sebuah suara terdengar

Brug.

Pandangan team yang menjadi lawan Aka dan Emily akhirnya tumbang.

Menyisakan Aka, Emily, dan Okan yang berada di gendongan Aka.

"Paman kita berhasil !" Teriak Okan penuh semangat.

Okan yang telah di turunkan dari pundak Aka pun melompat kegirangan.

***

Setelah acara lomba berakhir semua peserta makan siang bersama dengan menu yang telah di sediakan oleh penginapan.

"Makanlah aku akan menyuapi Okan"

Emily dan dua sahabatnya saling pandang, ketika melihat Aka telah berdiri di samping Emily dan meraih piring yang di bawa Emily.

Nyatanya tidak hanya Emily saja yang merasa terkejut, banyak teman-teman Emily yang lain yang juga sama hal nya. Seorang Presdir Akara Emir Khan menawarkan diri menyuapi anak dari karyawan nya.

"Tidak usah Tuan, Saya bisa "

Tolak Emily karena merasa tidak nyaman jika sampai hal itu terjadi. Bukan mengindahkan penolakan dari Emily, Aka justru menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Okan, Menyuapi anak kecil tersebut dengan sangat hati-hati.

Tidak ingin terjadi perdebatan, Emily akhirnya meraih piringnya sendiri dan mulai menyantap makanan yang ada di sana.

Suasana terasa canggung, dimana sebelumnya Emily dan dua sahabatnya masih bisa bercanda dan sesekali tertawa, namun kedatangan Aka membuat mereka hanya saling pandang satu sama lain.

Tidak butuh waktu lama Akhirnya semua orang telah selesai dengan makan siangnya.

Panitia acara memberikan instruksi untuk segera berkemas dan melakukan check out, karena sore ini mereka semua akan kembali ke Bursa.

"Bersiaplah , Aku akan menjaga Okan"

"Apa ?" Terkejut Emily mendengar pernyataan Aka , Belum juga mendapatkan jawaban dari sikap Aka sebelumnya , kini Emily dan dua sahabatnya kembali di herankan dengan permintaan Akara yang akan menjaga Okan selama Emily berkemas.

"Tuan , Tapi tidak perlu"

"Kau akan kesulitan jika menjaga Okan dan harus berkemas" Kali ini Aka memberikan alasan yang masuk akal, lagi-lagi Emily hanya bisa mengalah, dan menuruti titah sang Presdir.

Emily, Ziya , Caira akhirnya pergi dari restoran dan berlalu dari hadapan Aka, meski masih ada banyak tanya yang memenuhi kepala, namun Emily dan dua sahabatnya memilih untuk segera berkemas, karena tidak ingin jika Ketiganya di tinggalkan oleh bis rombongan yang akan membawa mereka ke Bursa.

Beberapa saat Akhirnya Emily Muncul di Lobby hotel, dengan menyeret Satu koper berukuran sedang dan sebuah tas jinjing, serta sebuah tas yang melingkar di bahunya.

"Sudah selesai ?"

"Terima kasih tuan, Telah menjaga putra saya" Ucap Emily seraya meraih Okan dari gendongan Akara.

Tidak butuh waktu lama akhirnya satu persatu karyawan AEK Group telah berkumpul di lobby untuk menunggu Bus yang akan mengantar mereka kembali ke kota.

"Emily, Beruntung sekali kau di perhatikan oleh bos " Ucap Ziya dengan wajah berbinar. Emily hanya melihat sahabatnya dengan tawa kecil.

"Itu hanya sebuah kebetulan Ziya?"

"Tidak Emily, Lihatlah cara dia memperlakukan Okan"

"Sudahlah kau terlalu berlebihan, Lagi pula lihatlah, Disini hanya aku saja yang membawa anak namun tidak dengan suami, Sudah pasti dia iba dengan hal itu Ziya " Emily mencoba memberi penjelasan jika dugaan sahabatnya salah.

Ziya pun mengangguk kan kepala menyetujui ucapan Ziya, diantara banyaknya karyawan yang membawa anak, mereka membawa turut serta suaminya, Sementara Emily hanya berdua bersama Okan saya.

"Aah semua ini karena Suami tidak berguna mu itu Emily, Kenapa kau tidak menceraikan dia sejak dulu" Kesal Caira yang tiba-tiba datang menghampiri dua sahabatnya.

"Caira !. Lihatlah dimana kau bicara " Ketus Ziya memperingati sahabatnya. Seolah tidak memiliki akal sehat, Caira berbicara kasar di depan anak kecil seperti Okan.

***

Terpopuler

Comments

Sadiah

Sadiah

mudah²an cepet berpisah emely dengan suami nya ada orang baik menanti dn menerima mu dn okan 😅🤭

2022-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!