Episode 2. Gosip Liar

...Tidak perlu sedih ketika dia meninggalkanmu, Bukankan kamu sendiri yang telah berdoa untuk menjauhkan dari orang-orang yang tidak baik...

...🍁...

Caira masuk kedalam kamar Emily, setelah beberapa saat meninggalkan kedua sahabatnya dan seorang anak kecil berusia 4 tahun, untuk mengambil beberapa makanan untuk mereka makan malam.

"Bagaiman apa dia sudah lebih baik" Panik Caira ketika memasuki kamar Emily

Emily menganggukkan kepala, dengan mengulas sebuah senyum manis di wajah cantik nya. Emily kemudian berjalan menghampiri dua sahabatnya.

"Makanlah !. Aku tahu kau pasti lapar " Ucap Caira dengan menyodorkan makanan pada Emily. Meski masih kesal Caira tetap memperlakukan sahabatnya itu dengan baik.

Ketiganya lantas memakan makanan yang sebelumnya di bawa oleh Caira.

Suasana begitu tenang, Hanya sesekali candaan konyol dari Caira yang mengundang gelak tawa dari dua sahabatnya. Sampai pada saat Ziya bertanya.

"Bagaimana Apa kau tidak berniat Menyelidiki suami mu ?" Tanya Ziya di sela-sela makan malam tersebut.

Emily memandang wajah teduh Ziya dan kemudian berganti memandang Caira "Perlukah aku melakukanya ?" Tanya Emily yang mulai jengah dengan pembahasan yang hanya itu itu saja.

Emily tahu jika dua sahabatnya itu sangat menyayangi dirinya dan juga putranya, namun Emily sangat tidak suka jika dua sahabatnya itu mengusik ranah pribadi nya.

Meski semarah apa pun Emily pada dua sahabatnya tersebut, Tami mereka tetap baik padanya. Tidak lantas memusuhi atau bahkan meninggalkan Emily

"Sudah lah, Aku ingin ke luar sebentar, Bisakah aku menitipkan Okan pada kalian ?" Tanya Emily yang juga telah beranjak dari duduknya.

Kedua sahabat Emily hanya saling tatap, menyadari kemarahan Emily. "Tentu saja Emily, Sebanyak apa pun waktu yang kau butuhkan kami akan selalu menjaga Okan" Ucap Ziya dengan tidak enak hati.

Meski makanan yang ada di piring milik Emily belum habis , Emily memilih untuk mencari udara segar di luar, sejenak menghilangkan penat yang terasa begitu memenuhi rongga dada.

Karena suasana hati yang tidak begitu baik, Emily bahkan melupakan baju tebalnya, keluar hanya dengan mengenakan Sweater panjang yang tidak begitu tebal .

"Kenapa aku bisa melupakan mantelku" Gumam Emily pada dirinya sendiri, merutuki kebodohan yang dia lakukan.

Menyusuri jalan bebatuan yang ada di taman sekitaran hotel diaman dirinya dan teman-teman lainya menginap. Suasana malam masih cukup ramai karena banyak dari teman-temannya masih sibuk dengan pesta barbeque dan Api unggun yang begitu menghangatkan suasana malam yang terasa semakin dingin.

"Eh, Aku dengar-dengar suami Emily punya selingkuhan ?" bisik-bisik beberapa orang teman kerja Emily

"Ohya ?"

"Dari mana kau tahu ?" Tanya yang lainya, penuh rasa penasaran.

"Sejujurnya aku tidak yakin, tapi aku pernah melihat orang yang mirip dengan suami Emily tengah bermesraan di sebuah pusat perbelanjaan"

"Eh Suuut ! , Pelan kan suara kalian, tidak enak jika Emily mengetahui perbincangan kita" Ucap salah seorang lainya.

"Upss !" Ucap yang lain dengan menutup mulut dengan sebelah tangannya.

Emily yang tengah berdiri di balik pohon dimana mereka yang saling membicarakan rumah tangganya, seketika terhuyung, dan hampir saja terjerembab ke tanah, sampai sebuah tangan meraih tubuh ringkih nya, hingga Emily tidak sempat merasakan kerasnya lantai batu di bawah sana.

"Kau baik-baik saja ?" Tanya sang penolong pada Emily, ketika keduanya telah duduk di sebuah bangku taman yang berjarak lumayan jauh dari teman-teman Emily yang lain.

Bukan menjawab Emily justru menangis dengan menundukkan wajahnya.

"Hei. Kenapa kau menangis ?" Tanya Aka panik dengan situasi yang ada di hadapannya.

Bukan berhenti Emily justru semakin terisak , sepertinya menangis merupakan solusi terbaik saat ini bagi Emily, namun tidak untuk aka yang justru merasa takut kalau-kalau orang-orang akan menganggapnya berbuat tidak senonoh para wanita yang baru saja dia tolong.

"Maafkan aku " ucap Emily dengan menundukkan wajah. Merasa malu dengan sikapnya yang seolah kekanak Kanakan.

"Tidak masalah " Jawab Aka singkat.

"Omong-omong kenapa kau sendirian, dimana keluarga atau temanmu ?" Tanya Aka penuh selidik.

"Bukankah seharusnya kau bersama teman-temanmu ?" tanyanya lagi.

"Anda benar, Seharusnya aku bersama keluarga ku" Ucap Emily lirih dengan menahan kesedihan, namun saat itu Emily tidak ingin menangis.

Aka mengulurkan mantel yang sebelumnya dia kenakan pada Emily yang menundukkan wajahnya.

Menyadari sebuah tangan terulur padanya, Emily mendongakkan wajahnya.

"Pakailah "

" Kau akan sakit jika terus mengenakan pakaianmu itu di tengah dinginnya cuaca malam ini" ucap Aka dengan mendekatkan Tangannya pada Emily.

"Terima kasih "

Setelah itu Aka memilih meninggalkan Emily, karena dia sendiri masih ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan.

***

"Lihatlah apa kau tidak kasihan pada Okan, betapa menyedihkannya anak ini" Ucap Caira yang duduk di ambang tempat tidur

"Aku tahu, Tapi kau tidak perlu menyampaikan itu pada Emily" Jawab Ziya yang terkadang kesal pada sahabatnya yang selalu berkata frontal

"Aku pun terkadang merasa iba, terlebih ketika Emily harus membawanya ke kantor, karena Gadis sialan itu selalu beralasan jika Emily memintanya untuk menjaga Okan " Ketus Caira merasa kesal.

"Sudah lah, biarkan ini menjadi urusan Emily dan suaminya, tugas kita hanya menghiburnya" Ucap Ziya bijak menanggapi komentar sahabatnya.

"Ishh..Kau itu sama saja naifnya dengan Emily" Kesal Caira pada Ziya yang berdiri tepat di sampingnya.

Ziya merupakan seorang janda, dia di ceraikan oleh suaminya karena setelah tiga tahun menikah Ziya tidak kunjung mengandung. Dan dia terpaksa harus menerima umpatan mantan suaminya yang mengatakan Ziya mandul.

Sementara Caira merupakan gadis kuat dan tangguh yang selalu jomblo, sejujurnya banyak laki-laki yang mendekatinya, namun pada akhirnya tidak jelas hubunganya, sejujurnya Caira merupakan gadis yang baik, dan juga cantik, namun sikapnya yang kadang membuat laki-laki tidak betah berlama-lama di sampingnya. Hingga dia mendapatkan julukan Playgirl karena seringnya bergonta ganti pasangan.

Ceklek.

Suara pintu yang terbuka, seketika menghentikan obrolan antara Caira dan Ziya.

"Kau dari mana Emily?" Ucap Ziya panik yang menyambut kedatangan sahabatnya tersebut. Emily hanya bergeming.

"Aku hanya mencari udara segar" Jawab Emily lirih.

Melihat sahabatnya begitu kacau, Caira sudah menyadari jika Emily baru saja menumpahkan kekesalannya dengan menangis.

"Istirahatlah, Aku akan menjaga putra mu" Ucap Caira dengan wajah kesal namun penuh perhatian.

"Tidak perlu. Kalian juga butuh istirahat, Kembalilah kekamar kalian, Aku bisa menjaga Okan sendiri " Ucap Emily pada dua sahabatnya tersebut.

"Kau yakin ?" Ucap Ziya memastikan. dan Emily pun menjawab dengan anggukan kepala.

"Baiklah, jika ada sesuatu jangan sungkan menghubungi ku" Ucap Ziya yang sejujurnya tidak ingin meninggalkan Emily sendirian. terlebih kondisi Okan yang masih naik turun.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!