Episode 3. CEO AEK Group

...Kenapa harus saling mengisi, Jika pada Akhirnya hanya saling menyakiti...

...🍁...

Setelah kepergian dua sahabatnya, Emily tertunduk lemas Memeluk erat kedua lututnya diatas lantai , di samping tempat tidur sang putra.Menangis sesenggukan, berusaha untuk menahan suaranya agar tidak keluar dari mulut.

Ingin rasanya Emily menolak, dan tidak ingin mempercayai ucapan orang-orang tentang suami yang selama ini mengisi hari-hari nya, Menjadi Daddy bagi anaknya. Namun hati kecil Emily berkata lain.

"Mommy Menangis ?" Tanya Okan yang menyadari ibunya tengah menangis, raut wajah yang jelas tidak dapat di sembunyikan

Emily mendongakkan wajahnya, benar saja Okan Telah duduk di tepi ranjang untuk memastikan Emily baik-baik saja.

"Tidak Sayang, Mommy Hanya --"

"Apa mommy Sedang sedih ?" Ucap Okan memutus ucapan Emily

Mendengar suara kecil dadi tubuh ringkih yang selalu dia jaga, Emily sungguh sangat merasa sedih.

"Sayang, Tidurlah Ini masih sangat malam" Pinta Emily dengan mengusap kasar pipinya yang masih basah oleh air.

Meski masih merasa penasaran, namun Okan memilih untuk menuruti Emily, Karena hanya dengan seperti itu Emily tidak akan sedih lagi, Begitu mungkin pikir Okan.

Emily berbaring di belakang Okan, dan memeluk tubuh putranya yang juga masih terasa sedikit hangat. Tidak lupa sebelumnya Emily memberikan obat penurun panas pada putranya.

"Tidurlah Mommy akan menemani mu " Bisik Emily pada sang putra yang sudah hampir terlelap

***

Semua orang telah berkumpul untuk melakukan sarapan pagi bersama-sama.

Pagi ini terasa beda, karena ini mungkin menjadi kali pertama bagi mereka untuk mengenal secara langsung pimpinan utama mereka yang selama ini tinggal di Indonesia.

Laki-laki muda blasteran Indonesia - Turki, banyak yang membicarakan sosok sang pimpinan yang katanya sangat tampan, dan beruntungnya dia masih lajang.

Semua orang tampak antusias , duduk di meja masing-masing, Termasuk Emily dan Okan yang saat itu juga duduk diantara lautan manusia tersebut.

"Mommy" Panggil Okan

"Iya sayang ?" Jawab Emily dengan penuh perhatian

"Apa kita masih harus menunggu Bos Mommy itu untuk makan ?" Tanya Okan yang telah merasa sangat lapar, Namun masih harus menunggu.

"Tunggu sebentar lagi ya sayang " jawab Emily dengan mengulas senyuman dan usapan lembut di puncak kepala sang putra.

"Okan Sangat lapar Mommy" Ucap ikan dengan memajukan bibirnya. Emily pun memeluk Okan dengan penuh cinta.

"Hei Tampan. Kemari lah " Panggil Caira pada Okan. Okan pun menurut dan turun dari tepat duduk ya untuk menghampiri Caira.

"Ada apa Aunty?"

"Ini Untuk mu" Ucap Caira dengan memberikan beberapa permen manis untuk mengganjal perut pria kecil di hadapannya.

"Hore. Terima kasih Aunty" Ucap Okan penuh bahagia. Caira menganggukkan kepala menatap sayang pada Okan .

"Mohon Perhatian !" Ucap salah seorang kepala bagian

"Tuan Besar Akara Emir Khan, Kami persilahkan masuk" Ucap nya lagi di susul terbuka nya pintu besar ruangan tersebut.

Semua orang tampak berdiri menyambut kedatangan Akara dengan penuh Semangat, terlebih Akara ternyata sosok yang sangat tampan.

Dengan gagah Akara masuk kedalam ruangan, Senyum ramah selalu menghiasi wajah tampannya. Akara bukan seorang Bos yang sombong dan arogan seperti kebanyakan di ceritakan dalam tokoh novel novel.

"Dia " Gumam Emily dalam hati.

Buru-buru Emily menundukkan wajahnya setelah mengetahui siapa sosok Sang atasan, Namun nyatanya Aka pun telah mengetahui jika Emily juga merupakan bagian dari salah satu karyawan nya.

Setelah masuk, Akara memberikan sedikit sambutan dan perkenalan pada seluruh karyawan, setelah itu mereka melaksanakan sarapan pagi bersama-sama.

***

Berada dibawah guyuran Air hangat membuat sepasang manusia yang tengah memadu cinta itu begitu menikmati pagi mereka.

"Emh..." suara lenguhan yang terasa memenuhi seluruh ruangan.

"Ayo Benazir Auh... Kau Selalu --" Racau Lusia dengan menikmati setiap sentuhan dari Ben.

"Aku selalu suka melakukanya..."

Lucia semakin berada di awang-awang mendapat pujian dari sosok laki-laki yang di cintainya, Perbedaan usia 13 tahun nyatanya tidak menjadi masalah bagi keduanya untuk saling memberikan kehangatan..

"Emhhh... B-ben apa kau men cin taiku ?" Racau Lusia di sela sela Des aneh an yang begitu nikmat.

Tidak memberikan jawaban Benazir semakin memacu gerak nya, lebih cepat dan semakin cepat. Bahkan Benazir Tidak lagi menanyakan apakah Lusia sudah hampir mencapai puncak.

"Sa sa yang... Auhhh... Kenapa buru-buru " Ucap Lusia tidak terima.

Di dalam kamar mandi pun nyatanya tidak menjadikan mereka kesulitan.

Setelah beberapa kali menyemburkan benih-benih kehidupan yang tidak pernah di harapkan Ben

"Mandilah, Aku akan keluar " Ucap Ben dengan suara dingin.

"Tunggu Ben, kau kenapa ?, Tidak seperti biasa kau seperti ini" Ucap Lusia dengan suara lembut dan memainkan jari jemarinya yang lentik diatas dada majikanya.

"Sudahlah Lusia, Bersihkan dirimu " Kilah Ben yang tidak ingin berdebat dengan Lusia.

"Tunggu.. Aku akan menagih Untuk pagi ini karena kau tidak membiarkan ku mencapai puncak " bisik Lusia lembut di telinga Ben.

Setelah mengatakan itu Ben memilih keluar dan mandi di kamar mandi lain. Sementara Terpaksa Lusia melanjutkan permainan solo karirnya karena sebelumnya Ben tidak memuaskan.

"Sialan kau Ben , Gara gara kau aku harus seperti ini" Racau Lusia dengan sangat kesal.

Setelah mandi dan seluruh tubuhnya kembali bersih, Lusia keluar kamar utama tersebut dengan mengendap-endap seperti semalam dirinya datang dan menghampiri majikanya itu.

"Lusia sedang apa kau !" ketus seorang wanita paruh baya

"Eh em Bibi Elinor , Oh itu aku --"

"Kemana saja kau semalaman ?" Ketus Bibi Elinor penuh selidik.

Elinor merupakan Asisten rumah tangga yang lebih dulu di oerkerjakan oleh Emily di rumahnya, sudah sejak menikah dengan Benazir Emily memperkerjakan wanita paruh baya itu.

Usianya tidak lagi muda namun tenaganya cukup bisa di andalkan.Terlebih Elinor sosok yang sangat disiplin dan setia.

Mengingat bagaimana Elinor bertemu dengan Emily, Wanita tua itu sangat malang karena di buang oleh anaknya setelah kepergian mendiang suaminya. dua anaknya tidak ada yang mau bertanggung jawab atas kehidupannya, dan justru membuangnya begitu saja seperti sampah.

Sampai pada saat Emily menemukannya dalam keadaan sangat kacau, dan meminta Elinor untuk tinggal bersama sebagai asisten rumah tangga.

"Ingat !Aku tidak akan membiarkan mu menjadi perusak di rumah ini" Ketus Elinor tanpa basa-basi dan mata tajam bagai pedang yang telah di hunus.

"Bi bibi . Apa Mak sut mu ?" tanya Lusia pura-pura tidak tahu.

"Kenapa Bi bibi --"

Tidak mendapatkan jawaban, Elinor memilih untuk pergi begitu saja dEi hadapan Lusia.

"Sialan, Wanita tua menyedihkan, Awas saja kau " Gumam Lusia penuh amarah

"Jika aku menjadi nyonya di rumah ini, Aku pastikan akan segera memecat mu !"

***

Terpopuler

Comments

Sadiah

Sadiah

Serem juga ceritanya,,perusak rumah tangga orang ini lucia,, 🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-12-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!