Pelajaran di hari itu pun segera dimulai setelah guru yang memiliki jadwal hari itu memasuki kelas. Kebetulan hari itu jam pertama adalah mata pelajaran matematika. Satria sangat fokus memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru, hingga ada sebuah suara yang mengalihkan perhatiannya.
" Permisi, Pak " ucap seorang gadis.
" Dari mana kamu Kinara? " tanya guru itu pada gadis yang ia panggil Kinara.
Kinara Larasati, gadis cantik dengan tubuh yang proporsional. Ia adalah gadis yang pintar dan sederhana. Kinara juga termasuk gadis yang ceria. Tapi sayang, dia selalu menutup hatinya untuk laki-laki karena gagal mengejar cinta pertama sehingga ia takut bila cintanya bertepuk sebelah tangan lagi.
" Saya dari ruang OSIS, Pak " jawab Kinara.
" Ya sudah, silahkan duduk " ucap guru tersebut.
" Baik, Pak " jawab Kinara.
Kinara pun beranjak pergi menuju mejanya yang berada tepat di depan Satria.
Satria terus memperhatikan Kinara. Jantungnya berdegup kencang saat pertama kali melihat Kinara. Ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu Kinara, cinta pertamanya saat kecil dulu. Ia benar-benar tak menyangka itu adalah Aranya.
" Kenapa? " tanya Raka saat melihat Satria terus menatap Kinara.
" Eh, enggak papa " jawab Satria tersadar.
Satria memegang dadanya. Jantungnya tak mau untuk kembali berdetak normal.
" Eh Ra, ni ada murid baru. Kenalan dong " ucap Raka pada Kinara.
Kinara pun langsung menoleh ke belakang.
" Hmm oh iya. Sorry aku gak ngeh tadi " ucap Kinara karena baru menyadari keberadaan Satria.
" Kenalin, aku Kinara" lanjut Kirana mengulurkan tangannya pada Satria.
" Satria " balas Satria.
" Semoga betah ya sekolah disini " ucap Kirana tersenyum.
" I-iya " jawab Satria gugup.
Jujur saja Satria masih menyukai Ara di masa kecil yang berarti Kinara yang ada di depannya saat ini. Ia kira Kinara masih tinggal di Surabaya tapi malah ia bertemu cinta pertamanya itu di Jakarta.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya waktu pulang sekolah pun tiba.
" Kamu langsung pulang, Ra? " tanya teman Kinara yang bernama Elsa.
" Iya. Mau bantu mama bikin kue. Banyak pesenan buat besok soalnya " jawab Kinara.
" Oke, aku duluan ya. Mau ke toko buku dulu " ucap Elsa lalu pergi meninggalkan kelas.
Kinara pun segera pergi ke parkiran untuk mengambil motor maticnya. Saat berada di parkiran ia melihat Satria tepat berada di samping motornya. Kinara menaiki motornya lalu melajukannya untuk pulang. Ia sempat tersenyum pada Satria.
Tak butuh waktu lama Kinara sudah sampai di rumahnya yang sederhana. Memang jarak rumahnya dan sekolah tidak terlalu jauh.
Kinara melepaskan sepatunya lalu masuk ke dalam rumah.
" Assalamualaikum " ucap Kinara.
" Walaikumsalam " jawab sang mama dari dapur.
Kinara adalah anak pertama dari pasangan Santi dan Lukman. Ia memiliki satu adik perempuan bernama Alina yang sekarang masih sekolah dasar. Keluarga Kinara merupakan keluarga yang sederhana. Ayah hanya seorang guru dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Mereka membuka usaha kue kering yang ibunya produksi di rumah. Walaupun belum memiliki toko kue, tapi pelanggan mereka cukup banyak.
" Papa belum pulang, Ma? " tanya Kinara.
" Belum. Katanya ada rapat " jawab Mama Santi yang sedang membuat kue.
" Adek?" tanya Kinara lagi.
" Adek kamu main ke rumah temannya " jawab Mama Santi.
" Ya sudah, Ara ganti baju dulu habis itu bantuin mama buat kuenya " ucap Kinara pada Mama Santi.
Kinara akan dipanggil Ara oleh keluarga dan orang-orang yang sudah sangat dekat dengannya.
" Gak usah, Ra. Kamu istirahat aja " tolak Mama Santi karena putrinya itu baru saja pulang sekolah.
" Udah gak papa, Ma " ucap Kinara.
Kinara pun pergi ke kamarnya dan berganti baju dengan baju rumahan. Celana pendek dan kaos over size adalah baju ternyaman baginya untuk di rumah.
" Mana yang harus Ara bantuin, Ma? " tanya Kinara setelah mengganti bajunya.
" Kamu masukkan kue-kue itu ke dalam oven dan jangan biarkan sampai gosong. Mama mau masak untuk makan malam " ucap Mama Santi.
" Oke, Ma " jawab Kinara.
Kinara pun langsung mengerjakan apa yang dikatakan mamanya. Kinara memasukkan kue-kue itu ke dalam oven lalu mengangkat jika sudah matang sampai semuanya selesai saat menjelang magrib.
" Sudah selesai, Ra? " tanya Mama Santi setelah menyiapkan makan malam di meja makan.
" Sudah, Ma " jawab Kinara yang baru saja selesai merapikan toples berisi kue.
Tak lama terdengar suara sang adik yang baru pulang bermain.
" Alina kok baru pulang sih. Sudah hampir magrib lo ini " ucap Kinara pada adiknya.
" Seru tadi mainnya, Kak " jawab Alisa.
" Alina cepat mandi sebelum papa pulang nanti kamu kena marah Papa lo. Sebentar lagi Papa pulang " ucap Mama Santi.
" Iya Ma " jawab Alina langsung berlari ke kamar mandi.
Benar saja, tidak lama setelah Alina masuk kamar mandi Papa Lukman pun pulang.
" Assalamualaikum " ucap Papa Lukman.
" Walaikumsalam " jawab Kinara dan Mama Santi.
Kinara dan Mama Santi pun mencium tangan Papa Lukman.
" Mau minum teh dulu, Pa? " tanya Mama Santi.
" Papa mau mandi dulu, Ma. Gerah banget ini " jawab Papa Lukman.
" Mama siapin airnya dulu " ucap Mama Santi.
" Ra, buatin Papa teh ya " lanjut Mama Santi pada Kinara.
" Iya Ma " jawab Kinara.
Papa Lukman dan Mama Santi pun pergi ke kamar mereka. Sedangkan Kinara membuat secangkir teh untuk papanya dan meletakkan di meja makan.
Kinara pergi untuk mandi setelah Alina menyelesaikan mandinya. Rumah mereka yang tidak terlalu besar sehingga hanya ada dua kamar mandi yang berada di dekat dapur dan kamar utama yaitu kamar Papa Lukman dan Mama Santi.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Kinara bergegas menunaikan shalat magrib karena azan sudah berkumandang dari masjid yang tak jauh dari rumahnya.
" Kak, ayo makan malam " ucap Alina dari balik pintu.
" Iya Dek. Sebentar " jawab Kinara.
Kinara pun langsung merapikan peralatan shalatnya dan keluar dari kamarnya untuk makan malam bersama. Kebiasaan mereka makan bersama terutama untuk sarapan dan makan malam.
Kinara duduk di sebelah adiknya. Ia mengambil makanan untuk dirinya sendiri setelah kedua orang tuanya. Mereka pun makan malam dengan tenang.
" Gimana sekolah kalian tadi? " tanya Papa Lukman.
Papa Lukman selalu menanyakan itu setelah makan malam. Ia harus selalu menanyakan hal-hal kecil seperti itu agar anak-anaknya juga selalu terbuka kepadanya.
" Seru Pa. Tadi Alina main sama temen asik banget " jawab Alina.
" Jangan main terus. Ingat belajar juga " ucap Papa Lukman.
" Iya pa " jawab Alina.
" Kamu gimana, Ra? " tanya Papa Lukman pada Kinara.
" Baik kok, Pa " jawab Alina.
" Baguslah. Kalian sekolah yang bener-bener. Banggakan Papa dan Mama " ucap Papa Lukman lagi.
" Iya Pa " jawab Kinara dan Alina bersamaan.
Setelah membantu Mama Santi membereskan bekas makan malam, Kinara pergi ke kamarnya untuk belajar sambil menunggu waktu isya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Satria masih mengenali Ara, Apa Ara udah gak mengenali Satria? Atau pura2 gak kenal? Ternyata Ara anggota Osis ya..
2023-11-13
1