"Luh boleh pulang sekarang," satu kalimat yang keluar dari Mulut Radit yang benar-benar ingin Rin dengar dari tadi. Tanpa berbicara lagi Rin pun langsung pergi meninggalkan ruang rawat Radit.
......................
"Senior sialan! Bisa-bisanya dia buat gue ngerjain hal sebanyak itu, arrgghhh!! Sekarang gue benar-benar gk bisa ngerasain tangan sama kaki gue lagi! Awas aja ya luh Raditya, gue gk bakal pernah mau maafin luh, gue benar-benar benciiiii sama luh!!"
Sepanjang jalan pulang, sembari mengendarai mobilnya Rin terus saja mengomel. Hari ini benar-benar hari terberat yang pernah Rin lewati.
Rin sudah berusaha meminta kepada Radit untuk tidak menyuruhnya melakukan hal-hal yang sulit, terlebih lagi Rin saat itu sudah benar-benar lelah, tapi tetap saja Radit tak pernah mau mendengarkan Rin, hal inilah yang membuat Rin merasa sangat kesal dan marah dengan Radit.
Setibanya di rumah Rin langsung berjalan cepat menuju kamarnya, walau dia melihat papanya yang menghampiri dirinya dengan wajah yang ingin bertanya tentang bagaimana harinya Rin, Rin tak memperdulikan itu Karena dia sudah sangat membutuhkan istirahat.
Dia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur, dengan wajah yang masih lesu dan pakaian yang sudah berantakan Rin tertidur dengan lelap.
...*Hingga akhirnya pagi hari pun tiba*...
"Sayang ayo bangun, apa kamu tidak kuliah hari ini?" Pramana mengetuk pintu kamar Rin sembari terus memanggilnya. Bagaimana tidak, hari sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, di mana biasanya kelas Rin sudah dimulai sejak pukul 08.00 pagi.
Setelah sudah lebih dari 10 menit sejak Pramana mengetuk pintu kamar Rin, karena masih belum ada sahutan dari dalam sana akhirnya Pramana membuka paksa pintu kamar Rin dari luar.
Setelah Pramana berhasil membuka pintu dari kamar anak gadisnya itu, terlihat masih dengan pakaian dan modelan yang sama dengan kemarin Rin masih tertidur lelap di atas kasurnya.
"Pa, Rin capek. Hari ini Rin ingin libur kuliah saja," terdengar suara pelan dari Rin, Pramana yang khawatir pun langsung menanyai kondisi putrinya itu, tapi Rin tetap tak menyahut.
Pramana pun menempelkan punggung tangannya itu ke kening Rin, betapa paniknya dia saat rasa panas bersentuh dengan punggung tangganya.
Ternyata setelah pulang kemarin Rin sudah mulai tidak enak badan, pantas saja sesampainya di rumah dia bisa langsung tertidur.
Akhirnya Pramana pun memanggil dokter untuk datang kerumahnya dan memeriksa Rin.
Selang beberapa waktu dokter itu pun datang, lalu memeriksa Rin, setelah memeriksa nya dia mengatakan bahwa Rin hanya kelelahan, itu yang membuat kondisi nya turun drastis.
Dokter tersebut meminta agar untuk sementara waktu Rin tidak melakukan hal-hal yang berat.
......................
Berita tentang Rin yang tidak masuk kuliah ternyata sampai ke telinga Radit, sudah dua hari Rin tidak masuk kuliah. Radit yang baru masuk hari ini pun mendengar kabar dari kawan-kawan sekelas Rin.
"Apa kau tau kenapa Rin tak masuk?" Radit menghampiri salah seorang teman kelas Rin yang pernah dia lihat sering berbincang dengan Rin.
Ya dia adalah Gita.
"Kata papa nya, Rin lagi sakit kak," jawab Gita dengan cepat dan nada yang datar, Gita sudah sangat tau persis kenapa temannya itu bisa sampai tidak masuk kuliah, dia tau bahwa Rin sakit karena ulah seniornya itu.
Karena Radit sudah tidak merespon jawaban Gita, Gita pun memutuskan untuk meninggalkan Radit dan pergi masuk kedalam kelasnya, sementara Radit tanpa berkata juga langsung pergi dari tempat itu.
Radit pergi menuju kelasnya untuk mengikuti kelas terakhirnya, lalu setelah pulang kuliah nanti dia memutuskan untuk pergi menemui Rin dirumahnya.
Hingga akhirnya setelah beberapa jam berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang, kelas Radit pun telah usai.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia langsung pergi ke parkiran tempat mobilnya berada dan segera menancapkan gas menuju rumah Rin.
Sebenarnya Radit belum tahu di mana rumah Rin, jadi dia meminta Pramana untuk mengirim kan lokasi rumah mereka. Sebenarnya dia kurang ahli dalam membaca map, tapi tetap saja dia bersikeras menolak bantuan dari Pramana yang ingin menjemputnya
Rumah yang seharusnya bisa dia tempuh hanya dalam waktu kurang dari 30 menit jika dari kampusnya, justru malah dia tempuh kurang lebih sekitar dua jam, entah bagaimana bisa dia membuat mobil mewahnya itu menghabiskan bensin dengan percuma.
Sekitar pukul 4 sore Radit baru tiba di kediaman keluarga Pramana, Pramana yang mendengar suara mobil memasuki gerbang rumah nya pun segera keluar, dan menyambut seseorang yang keluar dari mobil itu.
"Maaf pak saya terlambat," ucap senior menjengkelkan itu yang terlambat karena kesombongannya yang merasa bisa melakukan semua hal.
Pramana hanya membalas nya dengan senyuman, lalu mempersilakan Radit masuk ke dalam rumahnya dan menunjukkan kamar Rin.
Kemudian Radit menuju salah satu pintu ruangan yang ditunjuk oleh Pramana tadi, dia memegang gagang pintu kamar tersebut dan ternyata kamar itu tidak dikunci, dia pun langsung memasuki kamar tersebut.
Terlihatlah seorang gadis yang sedang duduk di kasurnya sembari sibuk membaca buku, mungkin gadis itu juga masih belum sadar bahwa ada orang yang paling tidak ingin dia jumpai sudah memasuki kamarnya.
"Maaf," ucap Radit begitu saja setelah sudah berdiri di samping ranjang Rin, pria ini sepertinya memang tidak jago bergaul, lihat saja dia berkata tanpa awalan sama sekali, pantas dia tak memiliki teman.
Rin yang tau siapa orang disampingnya itu pun diam dan tak membalas ucapan tak ikhlas dari orang yang dia benci tersebut.
"Luh tuli? Loh punya mulut kan???!!" Ucap Radit karena kesal dicuekin oleh Rin. Tapi tetap saja Rin tak menjawab sama sekali, dia bahkan juga tak menoleh dan masih fokus dengan bukunya.
Radit yang semakin kesal sontak merampas buku di tangan Rin, hal itu membuat Rin menjadi sama kesalnya.
"Mau luh apa sih kak?! Luh belum puas buat gue sampai sakit cuma gara-gara harus melayani luh dari gue pulang sekolah sampai malam? Gue cuma butuh istirahat kak, dua hari aja. Besok juga gue udah masuk sekolah dan luh juga udah bisa memerintah gue sesuka luh. Tapi please untuk kali ini aja biarin gue tenang, jadi lebih baik luh pergi sekarang!!" teriak Rin yang sudah sangat kesal.
Rin tidak tau bahwa kekesalan nya sudah menumpuk sebanyak ini, dia bahkan sampai berani mengatakan itu semua tepat didepan orangnya.
Mendengar lontaran hati Rin yang akhirnya meluap, Radit hanya bisa terdiam. Jujur Radit juga bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang, antara kesal karena orang yang seharusnya menuruti perkataannya selama 7 hari malah melawannya, atau merasa bersalah karena telah membuat seorang wanita mengalami hal yang sesulit itu bahkan sampai dia sakit seperti sekarang.
Beberapa menit ruangan tersebut terasa hening, tak ada suara apapun lagi yang terdengar setelah Rin menggeluarkan segala amarahnya tadi.
Hingga akhirnya Radit memutuskan untuk pamit dan pergi, tapi sebelum dia pergi terdengar suara lirih dari mulutnya yang mengatakan "Maaf,"
Rin yang samar-samar mendengar kata-kata itu juga tak tau harus berkata apa, "Maaf" menjadi kata paling banyak yang Radit ucapkan kepada Rin hari ini, walau itu hanya 2 kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Women-Stars🍁 Al-Zha
Yee elah, gengsi banget jd cwo hm
2023-04-12
1
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
bersyukur dong atau malah kecewa 😅
2023-04-12
0
Sky darkness
mimpi bertemu dengan Radit pasti
2023-04-12
0