Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela Rin segera membangunkan Rin dari mimpi indahnya. Rin merenggangkan kedua tangannya lalu berlalu pergi ke kamar mandi.
Semalaman Rin sudah memikirkan tentang hari ini, tentang hal tidak menyenangkan apa yang akan dia lakukan untuk melayani senior yang dia tak sukai itu.
Rin mempersiapkan dirinya dengan wajah yang murung, bahkan di meja makan pun dia sering melamun.
Setelah sarapan Rin bergegas untuk berangkat kuliah, mulai hari ini dan seminggu ke depan Rin memang harus datang lebih awal, karena Radit akan memanggil, dan menyuruh nya sebelum dan sesudah mata kuliah selesai.
...*Di Kuliahan*...
Saat Rin turun dari mobilnya, Rin melihat ada banyak mahasiswi yang mengelilingi sebuah mobil Lamborghini yang berada di depan mobilnya. Rin pun ikut melihat siapa yang akan keluar dari mobil mewah itu.
Betapa terkejutnya Rin saat tau yang keluar dari mobil itu adalah Radit, orang yang tak ingin Rin jumpai secepat ini. Tanpa sadar, sorot mata Radit yang tajam menangkap keberadaan Rin.
"Cepat bawain tas gue!" titah Radit yang langsung membuat Rin sadar bahwa perkataan itu untuk dirinya, secara reflek Rin segera menghampiri Radit dan mengambil tas yang ada ditangan Radit.
Radit pun berjalan melewati kerumunan tersebut menuju ke kelasnya, sayup-sayup Rin mendengar bisikan mahasiswi-mahasiswi di sekitar mereka itu tentang dirinya.
"Dia siapa? Kok dekat banget sama kak Radit!"
"Dia anak baru yang jadi babu nya kak radit ya?"
Ya begitulah kira-kira bisikan mereka, mahasiswi yang sudah tau tentang masalah Rin dengan Radit bersikap biasa saja, justru mereka senang melihat Rin menjadi bawahan Radit. Namun lain halnya dengan mereka yang belum tau, mereka malah cemburu karena Rin bisa sedekat itu dengan pria idaman mereka semua.
Tapi Rin tidak peduli dengan apa kata orang-orang di sekitarnya tersebut, karena saat ini satu-satunya orang yang harus dia khawatirkan adalah dirinya sendiri.
Radit berjalan menuju ke kelasnya sementara Rin mengikuti dari belakang, jujur Rin sangat kesal karena tas milik Radit sangat berat. Tapi ya dia tak bisa melakukan apapun.
Sesampainya di kelas Radit, seorang wanita yang pernah Rin temui menghampiri Radit dan langsung menggandeng tangannya.
"Ayanggg.. kok kamu deket-deket sama anak baru ini sih? Terus ngapain dia pegang-pegang tas kamu?!" ucap wanita itu dengan manja.
"Maaf kak, bukan saya yang mau, tapi kak Radit sendiri yang nyuruh saya buat ngebawain tasnya," sahut Rin dengan kalem, tapi dalam hatinya Rin benar-benar sudah jijik melihat wanita di depannya itu, jangankan untuk melihatnya, mendengar suara nya yang cempreng saja Rin sudah malas.
"Ada 2 hal yang harus luh tau. Pertama, apa yang dikatakan Rin itu benar, gue yang nyuruh dia. Kedua, stop manggil gue ayang! Kita gk ada hubungan sama sekali!" Balas Radit kesal, tapi ya dengan wajah datarnya itu agak sulit terlihat, Radit pun melepaskan genggaman si wanita itu.
"Ihhh ayang kok kamu tega gituin aku sih? Yaudah aku tau kamu pasti masih malu-malu kan? Oke deh kalau gitu, aku pergi dulu, bye ayang!" ucap wanita tersebut masih dengan lebay nya, kemudian dia pun berlalu pergi.
Melihat tingkah wanita itu, dan wajah Radit yang terkadang terlihat jijik membuat Rin tertawa kecil, Radit yang mendengar tawa itu langsung menatap Rin dengan tajam.
"Peraturan pertama, saat luh di dekat gue, luh cuma boleh ngelakuin hal yang gue suruh, kalau gue gk nyuruh itu berarti luh gk boleh ngelakuin hal tersebut, termasuk berbicara ataupun tertawa!" ucap Radit dengan tatapan tajamnya.
Lagi-lagi Rin ingin melawan, tapi pikiran nya selalu mengatakan untuk jangan pernah mencari masalah lagi.
......................
Kelas Rin pun akan segera dimulai dalam beberapa menit lagi, Rin segera meletakkan tas Radit di mejanya kemudian izin untuk pergi ke kelasnya.
Dikelas Rin berusaha untuk fokus ke pelajaran agar dia bisa melupakan kekesalannya, karena ulah Radit dan wanita yang masih tak dia ketahui namanya itu.
Tapi naasnya mata kuliah yang satu ini adalah mata kuliah yang paling Rin tak sukai, hingga dia terus gagal fokus dan kembali memikirkan nasibnya yang malang tersebut.
Setelah 3 jam berlalu akhirnya kelas Rin selesai, Rin ingin segera kabur ke toilet agar tak perlu bertemu Radit, tapi ternyata Radit sudah menunggu dengan manis di bangku koridor depan ruangan Rin.
Suara Radit yang muncul tiba-tiba pun langsung mengangetkan Rin, "Sekarang loh ikut gue ke kantin."
"Loh kak? Sejak kapan disitu?" ucap Rin kaget.
"Gue ada nyuruh luh ngomong? Gue cuma nyuruh luh buat ikut gue ke kantin!" balas Radit dengan judes kemudian berlalu menuju kantin dan meninggalkan Rin dibelakangnya. Rin pun mengikuti Radit dengan terpaksa.
Sesampainya di kantin Radit langsung duduk di bangku kosong, melihat dari bentuk meja dan bangku itu Rin langsung tau kalau sepertinya itu adalah tempat khusus untuk Radit, maklum Radit adalah orang paling kaya disekolah itu.
Radit pun menyuruh Rin untuk duduk disampingnya, lalu kemudian dia menyuruh Rin untuk memesan makanan dari menu yang ada, tapi Rin tak melakukannya.
"Luh boleh bicara sekarang," ucap Radit karena melihat raut wajah Rin yang sudah ingin bersuara dari tadi.
"Huft ... Kak ini maksudnya apa sih? Tadi kak Radit tuh nyebelin banget tau, nyuruh aku bawa tas, perintah-perintah gk jelas. Lah sekarang kenapa tiba-tiba jadi baik?" ucap Rin yang akhirnya mengeluarkan kekesalan nya.
"Gk usah geer deh luh! Gue cuma gk mau lu sampai gk ada tenaga kalau gue perintah ini itu nanti, jadi lebih baik luh makan sekarang!" titah Radit yang langsung membuat Rin terdiam dan sedikit kecewa.
"Gue pikir ada sifat romantis nya nih orang, ternyata senior satu ini 100% kejam yaaa!" gumam Rin dalam hatinya.
Rin pun memilih salah satu makanan yang ada di daftar menu tersebut, Rin memilih menu yang paling murah karena setelah keluarga nya bangkrut dia tau kalau dia harus berhemat. Lain halnya dengan Rin, Radit justru memilih banyak menu makanan yang harganya sangat mahal.
Beberapa saat kemudian pesanan mereka pun datang, Rin segera menyantap makanannya, sementara Radit hanya terdiam dan entah apa yang dia lihat.
"Kak, dimakan dong makanannya, kasian tau makanannya kalau sampai dibuang, malah pesannya banyak banget lagi," ucap Rin yang memperhatikan Radit dari tadi.
Radit hanya terdiam dan bahkan tak menyahuti perkataan Rin. Rin yang bingung kemudian menghentikan makannya dan menatap Radit.
"Kak, kakak sakit?" tanya Rin mulai panik setelah memperhatikan wajah Radit yang terlihat pucat.
Radit masih terdiam, tatapan matanya kosong, wajahnya pucat, bibirnya sedikit kering, dan tangannya terlihat sedikit gemetar.
Rin yang panik pun segera mendekatkan dirinya ke Radit, dan tiba-tiba saja Radit pingsan kepangkuan Rin. Sontak Rin segera meminta bantuan yang lain untuk membawa Radit ke UKS.
Karena kelas sudah mau di mulai Rin memutuskan untuk kembali ke kelasnya, dan dia meminta kepada suster yang bertugas di UKS tersebut agar menjaga Radit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
🌈Pelangi
jgn galak2 ntar gak mau jauh2
2023-07-11
2
Liu Zhi
dipanggil babu
2023-04-19
1
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
jangan benci, ntar malah jadi suka, loh
2023-04-12
0