Sinar matahari yang cerah menyambut pagi Rin yang indah. Ya sebenarnya itu yang awalnya Rin pikirkan, sampai akhirnya papanya masuk ke kamarnya lalu memberitahukan sesuatu yang membuat Rin kehilangan semangatnya.
Pramana mengatakan bahwa saat ini Radit masih berada di rumah sakit, oleh karena itu Radit tidak akan datang ke kampus beberapa hari ini. Hal ini membuat Rin sedikit senang karena setidaknya dia tidak akan di perintah-perintah Radit sementara waktu.
Tapi kalimat kedua Pramana membuat mood Rin turun drastis. Pramana mengatakan bahwa dia telah memberikan nomor WhatsApp Rin kepada Radit karena Radit yang memintanya.
Firasat buruk Rin pun terjadi, tak beberapa lama setelah Pramana pergi meninggalkan Rin dan keluar dari kamarnya, notifikasi WhatsApp Rin menggetarkan hp nya.
"Gue Radit."
"Iya kak tau."
"Pulang sekolah luh langsung ke rumah sakit."
"Kak gk mau libur dulu?"
"Gak!"
"Tapi Rin lupa jalan ke rumah sakit nya."
"Pulang sekolah sopir gue yang jemput luh."
"Huft ... Iya deh kak."
Ternyata tak ada hari istirahat bagi Rin, dia hanya bisa pasrah untuk melakukan apa yang Radit perintahkan.
......................
Setibanya di kampus Rin langsung menuju ke kelasnya, walau dia harus melayani Radit ketika pulang kuliah, setidaknya kini dia bisa lepas dari Radit untuk di kampus.
"Hai Rin!" teriak Gita yang bermaksud untuk mengagetkan Rin. "Gita pelan-pelan dong! Jantungan nih gue," kesal Rin dan Gita hanya tertawa.
"Oh ya btw kok luh gk dikelas nya kak Radit?" tanya Gita bingung, karena seharusnya sekarang Rin masih bersama dengan Radit.
"Kak Radit sakit Git, jadi dia gk ke kampus deh beberapa hari ini. Tapi tetap aja gue harus melayani dia sesudah pulang sekolah nanti," jawab Rin memelas.
"What sakit? Kak Radit sakit apa emang nya?" teriak Gita lagi, Gita memang tipe orang yang heboh apalagi masalah beginian.
"Gitaaa! Duh mulut loh ya, kalau orang lain dengar gimana? Yang ada entar gue diomongin lagi karena bisa tau sama kondisi kak Radit sekarang," kesal Rin sembari menutup mulut Gita.
Lagi-lagi Gita hanya cengengesan. Rin pun menceritakan apa yang terjadi kemarin, mendengar hal itu Gita kembali menjadi heboh, tapi untungnya dengan cepat Rin menutup mulut Gita sebelum akhirnya suara temannya itu keluar.
"Hehe ... Jadi hubungan loh sebenarnya sama kak Radit apa sih Rin? Aduh penasaran banget gue, luh kan harusnya tau kalau gk ada orang yang bisa dekat banget sama kak Radit, tapi loh? Wahh!" bisik Gita antusias.
"Ihh luh yaa, gue gk ada apa-apa sama Kak Radit, orang dia ngeselin banget kayak gitu, orang tua kita aja yang teman semasa SMA," jawab Rin.
"Hahahaha, kalau misalnya nih ya, orang tua kalian menjodohkan kalian gimana? Luh mau gk?" ucap Gita lagi yang sengaja memancing Rin.
"Oh luh ya Gita, kalau bukan teman udah gue lempar loh ke selokan. Dan ingat! Gue gak bakal mau sama si senior kejam itu, walaupun orang tua gue maksa gue gk bakal mau!" tegas Rin dan Gita hanya tersenyum.
"Gak sabar nengok awal benci jadi cinta, hehe ...," gumam Gita dalam hatinya.
Selang beberapa menit dosen mereka pun masuk dan mulai mengajar. Sebenarnya Rin masih sedikit kesal, dia gk habis pikir Gita mengatakan hal seperti itu. Tapi ya Rin tau kalau temannya itu emang hobi memancing emosi orang lain.
......................
Pelajaran terakhir Rin pun selesai, dia segera pergi ke tempat parkir karena baru saja mendapat pesan dari Radit untuk secepatnya datang.
Di tempat parkir, Rin melihat mobil mewah yang sempat dia lihat kemarin, dia ingin bahwa mobil itulah yang mengantar Radit ke kampus kemarin.
Rin melihat sudah banyak orang disekitar mobil tersebut, mungkin mereka berpikir bahwa yang akan keluar dari mobil itu adalah Radit. Apalagi setelah mendengar Radit tidak masuk sekolah, pasti banyak Mahasiswi yang penasaran mengapa Radit sampai tidak masuk.
Diantara kerumunan itu Rin Juga melihat bahwa ada wanita cempreng yang Rin sering temui sedang menempel dengan Radit.
Saat Rin mendekati mobil tersebut, sopir Radit pun keluar dan membukakan pintu, lagi-lagi orang berpikir Radit lah yang akan keluar, tapi semua orang kaget saat si supir mengatakan...
"Nona Rin silahkan masuk, tuan muda sudah menunggu anda," ucap sopir itu seraya membukakan pintu. Sontak semua orang yang ada disana kaget mendengar perkataan si sopir.
"Hah?! Pak kamu gk salah orang? Gak mungkinlah Radit nunggu sih anak baru ini! Yang Radit maksud itu pasti gue kan? Ahh pak supir bisa aja bercanda!" ucap wanita cempreng itu setelah mendengar perkataan yang mengesalkan baginya.
"Maaf anda siapa?" ucap supir itu dengan wajah bingung, mendengar kata itu Rin tertawa kecil.
"Luh ketawa? Wahh nih anak baru kurang ajar banget yaaa!" ucap wanita itu yang kesal, lalu dia mencoba untuk menarik rambut Rin.
"Maaf tolong jangan ganggu nona Rin, nona Rin ayo masuk, tuan muda sudah menunggu anda," ucap supir itu lagi seraya menyingkirkan wanita cempreng itu untuk menjauh dari Rin.
Tanpa berkata lagi Rin pun segera masuk kedalam mobil tersebut, hal ini menambah rasa kebingungan semua orang yang menyaksikan hal itu. Bahkan setelah mobil berjalan Rin masih dapat mendengar kehebohan dari tempat parkir tersebut.
Sedikit perasaan sombong Rin pun membuat nya tertawa kecil di dalam mobil, entah kenapa dia merasa telah memenangkan pertandingan melawan semua mahasiswi di kampus nya.
Rin terus tersenyum sepanjang jalan saat dia memikirkan wajah-wajah orang yang kebingungan. Terlihat dari wajah mereka seperti menanyakan "apa sebenarnya yang terjadi?"
Sesampainya di rumah sakit Rin langsung menuju ruang inap Radit, dan melihat Radit yang sedang asyik membaca buku pelajarannya.
"Wahh ... Walaupun sakit tapi pelajaran gk pernah ketinggalan ya kak, nih aku bawain buah," ucap Rin ketika masuk ke dalan ruang rawat Radit, seraya meletakkan buah-buahan yang iya beli tadi saat perjalanan menuju ke rumah sakit.
"Beli in gue bubur," ucap Radit langsung bahkan sebelum Rin sempat untuk duduk.
"Kak? Aku baru sampai loh masa iya langsung disuruh kebawah lagi? Kamar kak Radit ini di lantai 3 loh!" ucap Rin yang mulai kesal.
"Kan aku udah bawah buah-buahan nih, jadi mending kak Radit makan buah dulu yaa," bujuk Rin karena tak ingin turun kebawah lagi.
"Gue mau bubur, ya bubur! Lagian kan ada lift, gk usah lebay deh loh!" balas Radit dengan ketus tanpa melihat Rin sedikit pun, dan masih terus asyik dengan buku bacaan nya.
"Kak lift nya lagi rusak, itu ada petugasnya lagi perbaiki, jadi aku harus pakai tangga, capek kak!" balas Rin yang semakin kesal. Tapi Radit tak merespon, Rin pun menghela napas berat dan terpaksa harus turun kebawah lagi.
......................
"Nih!" Ucap Rin setelah kembali dan membawakan bubur untuk Radit. Tanpa mengatakan terimakasih Radit langsung mengambil bubur tersebut dan memakannya.
"Kupasin gue buah apel," ucap Radit di selah makannya. Kali ini Rin tidak menjawab, bagi Radit perintah nya adalah mutlak, jadi ujung-ujungnya mau apapun yang Rin katakan, pada akhirnya dia akan tetap melakukan apa yang Radit suruh.
Setelah mengupas kan apel untuk Radit, lagi-lagi Radit terus memerintah Rin, tak ada waktu istirahat untuk Rin, setiap dia menyelesaikan satu tugas, maka tugas lainnya akan datang.
Dalam hati Rin mengatakan bahwa dia menyesal sudah merasa senang saat di mobil tadi, dia yang di berlakukan spesial oleh supir Radit, ternyata hanya untuk pemanis di awal. Ternyata Rin jauh lebih malang dibandingkan semua wanita yang merasa cemburu itu.
Dari siang sampai sore, tanpa henti Radit terus memerintah Rin, bahkan Rin sudah terlihat sangat lelah sekarang. Badan Rin mulai bergetar karena kelelahan, dia pun juga sudah tidak berbicara lagi karena itu justru akan membuat nya semakin merasa lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Women-Stars🍁 Al-Zha
yaaa ampun nyuruh nya kejam banget, awas loe cinta haha
2023-04-12
1
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
bakal disuruh-suruh terus deh kayaknya
2023-04-12
0
Sky darkness
haduh cewek memang susah di mengerti
2023-04-12
0