Dokter Dramatis

Aku langsung menuju ruang dokter Gea yang memang sudah bekerja dan aku langsung mengerjakan pekerjaan ku ini yang pertama pada dokter Gea tidak se sibuk dokter Kevin perintahkan bahkan ini lebih santai dari pada di sana.

"Dok"

"Langsung saja periksa tekanan darah dan suhu pasien itu tugas kamu" Perintah dokter Gea

Aku mengikuti perintahnya tiap pasien yang masuk aku cek suhu dan tensinya dan nantinya ada perawat yang menyerahkan pada dokter Gea hasilnya bagaikan aku ini adalah dokter sungguh yang mengenakan stetoskop dan jubah putih.

Mengapa itu tidak terjadi? dan mengapa aku tidak bisa jadi dokter? satu jawabannya bagaimana aku tega melihat ibu dan mas Adam banting tulang sedangkan aku berlama lama kuliah ? oh no itu bukan aku banget

Aku lebih pilih menjadi perawat selain aku di biayai kampus juga aku tak mau lebih lama membebankan ibu dan mas Adam yang punya tugas sendiri dengan keluarganya.

"Break satu jam" Katanya karena melihat jam sudah menunjukan pukul jam dua belas siang.

"Boleh kembali ke ruangan dokter Kevin dok?" tanya ku padanya

"Boleh, jam satu kembali lagi di sini"

"Baik dok"

Aku menaiki lantai lima rasa di kepalaku mulai terasa pusing ingin aku makan tapi nggak bawa uang. Aku setiba di ruangannya yang kosong aku pilih untuk tidur di lantai dengan bersandar di kursinya yang empuk ini.

Di sisi lain Dokter Kevin pada balkon rumah sakit bertelefon pada Maminya dengan kekesalannya dan ketidak sukaan agar membatalkan perjodohan ini .

"Mih, plis batalkan perjodohan ini aku nggak suka dan nggak mau dia bukan seleraku" Kata Kevin di ujung telefon

"Tapi Papi kamu sudah menentukannya mami nggak bisa apa apa"

Kevin mengusap wajah yang kasar. "Mami bantu aku Mi. Aku nggak mau dan aku belum siap untuk menikah dia terlalu menuntut aku" Kevin dengan gamblang

"Mami nggak bisa bantu sayang"

"Okeh mami lebih sayang orang luar dari pada anaknya sendiri. Apa aku ini anak yang telantarkan? oleh orang tua kandungku? atau mami dapat aku dari panti asuhan?" Tanya Kevin dengan mencecar meskipun hatinya tidak tega bicara seperti itu

"Kamu ini anak mami dan papi sayang kamu seperti Nendra abangmu " Kata mami terdengar suara seperti ingin menangis

"Trus kenapa aku yang harus di nikahkan dahulu? sedangkan mas Nendra bebas memilih pasangan hidupnya? kasih tahu apa alasannya?" tanya Kevin dengan nada tinggi

"Karena papi kamu sudah jatuh hati pada Gesia sayang dia anak yang baik kok jangan marah dan buat mami sedih" jawab mami di rumahnya yang bersedih

"Suruh papi aja yang nikah aku nggak mau. Kalau aku mau nikah bukan dengan dia aku nggak suka di kekang mami tahu bagaimana aku ini?"

"Okeh Mami akan ke rumah sakit bahas ini"

Kevin begitu saja masuk dengan membanting pintu yang amat keras membuat aku yang tidur enak seketika terbangun dengan kaget suara yang seperti ini. Aku melihatnya yang marah sampai wajah putihnya berubah jadi merah dengan kekesalan.

"Minggir!" Bentaknya

"Saya ngantuk dok biarkan tidur sebentar"Citra memohon dengan sangat

"Jangan ganggu saya"

Sekitar tiga puluh menit aku tidur langsung ke ruangan dokter Gea melanjutkan pekerjaannya dengan memasuki kamar pasiennya yang di tanganinya .

"Sekarang kamu bisa kembali" Perintah dokter Gea

"Dokter Kevin tadi marah marah dok bisa kau tenangkan. Kan kau ini kekasihnya jelas tahu bagaimana cara menenangkan calon suamimu dok" Kata Citra

Dokter Gea terlebih dahulu ke ruang dokter Kevin sementara aku menuju ruang Sakura 2 dahulu untuk meneguk air.

"Gawat dokter Kevin sedang mengamuk"Ucap Kak Ovi seketika

"Kaya sapi aja" Celetuk Citra

"Udah sanah itu doktermu yang ngamuk cepat kesana. Yud cepat ikut tangani" Perintah bu Mei

Aku dan Kak Yudha menuju ruangannya dengan dia sudah memporak poranda ruangannya ada orang tuanya yang ia panggil mami. Wanita itu sedang di peluk Dokter Gea.

"Kalau mami masih menganggap aku ini anak bebaskan aku dari masalah ini " Bentak dokter Kevin

"Kak, aku dari belakang kak Yudha dari depan pegang tangannya kita bius" Bisikku pada kak Yudha

Sesuai rencana aku sudah menyiapkan alkohol yang aku tuangkan ke dalam tisu dengan mengendap endap aku dan kak Yudha masuk tapi saat kata berhasil menangkap kedua tangannya tinggal aku bius tiba saja Dokter Kevin menyikutku membuat aku terpentok pada lemari kayu tepat pada punggung kepala ku yang terpentok.

"AAAAA"

"Cit, nggak papa kamu?" tanya kak Adi tapi kepalaku ini sudah berat

Aku tak menjawab tapi seketika pula aku menghayang kepalaku dan...

Bruuugghhh

"Gara mami dan Gea buat adikku pingsan karena aku" Ucap Dokter Kevin perlahan mengangkat tubuh Citra

Dokter Kevin mengangkat tubuh Citra ke atas brankar dan Dokter Gea memberinya minyak angin pada hidung Citra

"Sudah saya bilang saya menolak perjodohan itu dan saya tidak suka di atur" Ucap Kevin yang memijat kening Citra

"Okeh aku nggak akan mengatur kamu asal kamu melanjutkan perjodohan kita" Balas Gea mengalah

"Iya Vin betul apa yang di katakan Gesia. Apa kata papi mu jika tahu ini?" Timpal mami

Tak lama Citra sadar dari pingsannya melihat semua menatapnya.

"Masih pusing ?" tanya dokter Gea yang bantu menyandarkan aku pada brankar

"Masih dok."

"Sory ya" kata Dokter Kevin

"Akhirnya kaka bilang maaf juga sekian puluh tahun tak bertemu. Saya juga minta maaf niat ingin membius mu tapi malah terpental dan merepotkan mu" Balas Citra sengan menerima sandaran di pelukan dikter Gea

"Hmm"

"Dokter Gea dingin nggak ?" Sindir Citra

"Kenapa?"

"Kok saya tiba tiba rasanya dingin sekali apa lagi mendengar jawaban dokter Kevin. "Jawab Citra dengan meledek Kevin

"Kamu...?!"

"Kamu bukan super, kamu bukan star

Kalau digabungin kamu bukan superstar

Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi

Ku hanyalah orang yang ingin dicintai" Citra menjawabnya dengan menyanyi

"Citra ....citra udah ayo ke ruangan biar kamu istirahat di sana ayo" Ajak Kak Yudha

Kak Yudha memapah aku menuju ruang Sakura dua dengan tubuh aku yang masih pusing habis benturan tadi. Untung saja aku nggak ngagar otak kalau iya bisa bisa aku nggak selamat dan tak mengenal satu sama lain.

Aku berbaring di balik tirai pada bersap pertama.Dengan bu Mei menyuapi aku dan minuman lalu aku tidur sejenak di rumah sakit ini.

Rasanya baru saja sekejap suara Dokter Kevin masuk ke ruangan dengan menarik tubuh ku ini yang lemah. Aku begini juga ulahnya .

"Ambil tasmu cepat kita pulang nggak usah tidur di sini"Perintah Dokter Kevin

"Baik dok"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!