...☘️Happy reading☘️...
Aku setelah berjaga di lantai lima sub Mawar Kuning yang membuat aku lelah di mana hanya aku yang bertugas dua kali lipat. Kata rumor perawat Dokter Octavio Kevin Hermawan adalah dokter handal untuk para pasien tapi paling sadis di mata perawat. Bahkan di mataku Dokter Kevin adalah manusia kutub yang tak berubah.
Aku tak tahu hanya satu kesalahan membuat dia begitu marah dan menghukum ku. Ini masih awal untuk melakukan kejahilan bersamanya aku tak ingin juga merusak reputasinya yang di dirikan selama ini.
Mungkin benar aku ini wanita pembawa sial baginya tidak ada kata bahagia sedari dahulu saat kita bertemu meskipun aku ledek tetap saja dia marah.
Aku tak tahu hatinya terbuat dari apa? Hatinya selalu panas atau terbuat dari bara api? yang tak pernah padam.
Sudah lah buat apa mikirin dia yang penting aku sekarang mandi dandan yang cantik eeh cantik dari mana dandan yang glamor saja tidak karena aku hanya pakai bedak bayi dan lipstik saja.
Setelah aku mandi di ruang Dokter Kevin aku duduk di kolong meletakan cermin kecil mengusap usap wajahku dengan tanganku ini dan lipstik pich menempel di bibir seksi ini.
Aku periksa sekira kebutuhan yang habis tiba saja seorang perawat menghampirinya dengan perut agak buncit. Tapi katanya tidak mau mempekerjakan perawat hamil.
"Kamu perawat baru ya?" tanya dia dengan seragam hijau muda
"Iya"
"Saya lupa ada beberapa peraturan untuk kamu laksanakan sebelum dokter Kevin datang. Pertama setel musik slow kedua pastikan datang dan pulang rapi seperti semula ketiga jangan pernah tinggalkan dokter Kevin sendirian ke empat berhati hatilah dengannya awas aja dan siap siap dapat hukuman. Biasanya satu minggu udah K.O"Jelas wanita itu yang berpakaian suster
"Saya titip ini ya buat dokter Kevin dari Ayu katakan saja itu. Saya permisi" Lanjutnya
Aku tak tahu apa isinya aku hanya meletakan di mejanya saja lalu aku pergi menuju farmasi.
"Pagi kak Adi" Sapa Citra
"Pagi Cit. Perlu apa?" Tanya Kak Adi
"Plester, perban, sanitizer, alkohol, kain kasa, sama obat merah buat aku kak" Jawabku dengan permintaan ku ini
" Wait ya Cit"
Aku menunggu kak Adi mengambil barang yang aku minta tapi tiba saja aku di tubruk anak kecil sepagi ini yang bermain untuk menghindar satu sama lain membuat aku terjatuh
Bruuuugggh
"Suster maaf anak saya" Kata wanita paruh paya itu
"Iya buk nggak papa. Jangan lari lari lagi ya" Balas Citra dengan membelai kepala kedua anak kecil itu
"Iya Sus"
Tak lama Kak Adi membawakan barangnya dan aku langsung menuju ruangan dokter Kevin aku buka celana kain hingga aku pakai celana pendek saja di atas lutut. Aku bersihkan lukanya yang sangat perih sampai tiup tiup.
Tiba saja seseorang masuk dia Dokter Kevin dan Dokter Gea yang datang membuat aku ini malu dengan keadaan seperti ini yang tak baik di lihat seperti ini. Malu semalu malunya.
"Bangun hanya luka kecil saja cengeng banget"Ucapnya dengan menyindir yang duduk di kursinya
"Saya nggak cengeng kok kak"
"Mana buktinya?" Tanyanya dengan mendekatiku sampai jongkok. "Seperti ini "Dokter Kevin menyelentik lukanya tapi aku sudah berjanji nggak cengeng padanya meskipun sakit aku tahan
"Pintar nggak nangis. Emang nggak sakit?" Tanyanya dengan mengobati luka ku
"Katanya nggak boleh nangis jelas sakit lah. You doctor is crazy mana ada yang luka nggak sakit? Mungkin sakit hati pasti juga sakit" Jawab Citra dengan menuding dahi seorang dokter Kevin
"Siip kamu bilang saya gila. Kalau saya gila kamu apa? stupid atau bloon?" Dokter Kevin berdecak tidak suka di katakan stupid
"Udah jangan ada permusuhan di sini. Pakai celana mu sebentar lagi akan di mulai praktikmu sayang." Dokter Gea melerai perdebatan kita yang sudah membara. "Setelah urusan dengan Kevin selesai kamu bantu saya ke poli umum ya karena saya kekurangan suster" lanjut dokter Gea.
Aku mengikuti perintahnya langsung aku bereskan semuanya dan letakan perabotan medis pada tempat penyimpanan. Tak masalah dengan satu kaki ku yang pincang ini tetap aku bertahan.
"Panggil pasien pertama" Pintanya dengan tegas
Aku mengambil map yang sudah aku siapkan
di meja dan saat aku akan buka suara tiba saja Dokter Kevin memberhentikanku.
"Stoop!!"
"Kenapa?"
"Siapa yang suruh kamu berprofesi ganda? tugas kamu di dalam dan Yudha di luar kamu temani saya dan ambil barang apa yang saya butuhkan bukan berprofesi ganda" Dengan tegas Dokter Kevin kembali memerintah
"Maaf dok tadi dari kamar kecil dan saya tidak memberi tahu Citra" Sahut Kak Yudha seketika dengan mengambil map
Aku pun berdiri di belakang Dokter Kevin menunggu pasien pertama masuk ke ruangan. Suara kak Yudha dengan lantang memanggilnya terdengar di telingaku ini." Nyonya Helina"
Aku melihat wanita yang tadi dengan kedua anaknya masuk aku bantu Nyonya Helina menaiki brankar dan kedua anaknya berdiri di sebelah mamanya.
Dokter Kevin mulai memeriksanya meminta perban, kain kasa, dan alkohol setelah mengalami robekan di telapak kakinya yang cukup dalam.
"Bagaimana bu setelah operasi tempo lalu?" tanya Dokter Kevin dengan ramah
"Masih suka cenat cenut dok." Jawab Nyonya Helina "Sus maaf yang tadi ya" Lanjutnya menatap aku
"Iya nggak papa buk"
Lalu dia menuju kursinya dan menulis resepnya aku hanya menujunya saat memanggil dan menyerahkan pada Nyonya Helina begitu pada pasien berikutnya sampai akhir melakukan penanganan.
Aku duduk di depan komputer dan menceklis semua yang sudah di tangani dokter Kevin tak lupa di print untuk di tandatanganinya sesuai prosedur di rumah sakit ini.
"Langsung saja ke poli umum mungkin sudah menunggumu" Ucapnya dengan nada normal mungkin lelah ya
"Iya , Oya tadi ada titipan ada di laci dari perawat katanya mantan perawat lupa namanya" Titah Citra dengan dokter Kevin membuka lemari kecil di bawah mejanya
Aku menuju ruang staf pendaftaran menyerahkan kehadian para pasiennya yang memang tergolong banyak saat ini sampai hampir dzuhur baru selesai itu dari pagi tak ada kata istirahat. Sejujurnya jika boleh mengeluh aku ini lapar dan pusing karena belum sarapan.
"Punya dokter Kevin Kak Ovi" Kataku menyerahkan kertas hasil kinerja
"Kamu kasih nama lengkap sama nomor yang bisa di hubungi setiap hari begini sama tanda tangan di bawah dokter siapa saja yang menjadi praktiknya" Jelas Kak Ovi
"Iya Kak next aku perbaiki"
Lalu aku mengisi semuanya yang kak Ovi minta dengan lengkap dari nama nomor ponsel dan tanda tangan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments