Bab 4

Sesuai dengan rencana, Kino menyamar dan berpura-pura sebagai saudara jauh Hanun dan Yeni yang sedang mencari pekerjaan. Itu sengaja dilakukan agar Tina tidak curiga, karena Tina sangat mengenali wajah Kino, meskipun sudah hampir setahun tidak bertemu. Kebetulan hari itu, Yanto sedang ditugaskan di luar kota dan baru besok siang pulang ke rumah. Kino memencet bel rumah. Tak berapa lama kemudian, seseorang membuka pintu. Tina yang membuka pintu, terkejut melihat sesosok pria bertamu malam-malam begini.

"Mas ini siapa? Terus ada perlu apa?" Tanya Tina pada pria dihadapannya itu.

"Aku Kelvin, saudara jauh Hanun dan Yeni yang tinggal di Kediri. Aku rencananya mau nginap disini beberapa hari sampai aku diterima kerja, karena aku mau nyari kerja disini, yah... Biar dekat juga sama Hanun dan Yeni, bisa sering-sering main kesini" jelasnya.

"Oh... Jadi kamu orangnya, tadi Hanun sama Yeni bilang ke aku kalau ada saudaranya yang mau nginap sini, ayo masuk, mereka udah nunggu kamu" Tina mempersilahkan pria itu masuk. Tina tidak tahu, kalau ini hanya rencana Hanun dan Yeni untuk membuat rumah tangganya dengan Yanto renggang. Sewaktu Tina membuka pintu, Yeni mencampurkan sesuatu pada minuman Tina.

"Yen, Nun, ini saudara kamu sudah datang" kata Tina, yang masuk ke ruang tengah bersama pria tersebut.

"Hei, akhirnya kamu datang juga" Hanun menyambutnya. Mereka berempat ngobrol di ruang tengah sambil minum teh dan juga cemilan yang disiapkan oleh Tina. Terasa hangat suasana malam ini. Tina senang dengan suasana hangat ini dan berharap hal tersebut terus berlanjut di hari-hari berikutnya.

Hari sudah semakin larut. Entah sudah berapa banyak topik yang mereka obrolkan. Sampai-sampai membuat Tina tertidur dan terbaring di kursi. Melihat hal tersebut, mereka bertiga menoleh kearah Tina. Rupanya yang dicampurkan Yeni kedalam minuman Tina adalah obat tidur dan baru bereaksi sekarang. Tanpa berpikir lama lagi, Kino langsung menggendong Tina dan mengikuti langkah Hanun dan Yeni menuju ke kamar Tina dan Yanto.

"Oke, langkah berikutnya, kamu buka baju kamu, terus kamu tanggalkan juga pakaiannya Tina, abis itu kamu tidur disampingnya dan buat seolah-olah kamu dan Tina berhubungan intim" Yeni memberikan instruksi pada Kino. Kino melakukan semua yang dikatakan oleh Yeni.

"Aku udah siapkan kamera, untuk ambil gambarnya, untuk kita tunjukkan nanti ke mas Yanto" Hanun menggunakan kamera handphonenya untuk mengambil gambar. Yeni menginstruksikan untuk mengambil foto dari beberapa sudut. Kino pun berusaha untuk senatural mungkin dan seolah-olah tidak ada yang memotretnya, agar terlihat lebih meyakinkan. Setelah merasa cukup, Yeni meminta Kino memakai bajunya kembali.

"Terus, Tina gimana?" Tanya Kino.

"Kamu tutupin aja pake selimut, biarin aja pakaiannya berserakan disitu" jawab Yeni santai. Setelah mereka bertiga keluar dari kamar, mereka melihat hasil foto tadi di handphone Hanun. Mereka tampaknya pas dengan hasilnya, terutama Hanun dan Yeni.

"Gimana, kerja aku bagus kan?" Tanya Kino pada Hanun dan Yeni.

"Good job, Kino, kamu benar-benar terlihat natural dan meyakinkan banget, kalau kamu beneran selingkuh dengan Tina" puji Hanun.

"Iya, benar banget kata Hanun, gak sia-sia kita berdua bayar kamu" Yeni menambahkan.

"Jangan cuma pujian aja, bayaran aku mana, udah janji loh, mau ngelunasin kalau kerjaanku sudah selesai, sesuai dengan kesepakatan kita" Kino menagih sisa bayarannya pada Yeni.

"Nih! Sisa pembayarannya, aku orang yang gak pernah ingkar janji" Yeni memberikannya pada Kino.

"Terus foto ini, besok pagi aku kirimkan ke mas Yanto lewat WhatsApp, pasti dia marah banget pas lihat foto istrinya yang tercinta itu selingkuh dengan lelaki lain" kata Hanun.

"Aku yakin banget setelah ini hubungan mas Yanto dengan Tina bakal renggang setelah melihat foto itu" Yeni tersenyum penuh kebahagiaan. Agar tidak timbul kecurigaan, Hanun dan Yeni masuk ke kamar Tina dan hendak membangunkannya.

"Mbak, mbak Tina bangun!" Yeni menepuk lengan Tina. Yeni menarik selimut Tina dan terkejut melihat Tina tanpa pakaian. Padahal yang sebenarnya ini bagian dari rencana Hanun dan Yeni.

"Apa-apa'an ini mbak Tina tidur tanpa pakaian gini" Hanun terlihat marah. Tina membuka matanya perlahan. Dia terkejut saat melihat dirinya tanpa sehelai benangpun yang dikenakannya. Tangannya secara refleks menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kok jadi gini, piyama aku mana!" Tina terlihat sangat shock dan mencari piyama yang dipakainya semalam.

"Nih, piyamanya!" Hanun melemparkannya kearah wajah Tina.

"Abis ngapain semalam? Jangan-jangan mbak Tina tidur sama lelaki lain yah" Hanun menuding Tina.

"Jaga mulut kamu, Hanun! Aku serendah itu!" Tina memelototi Hanun, marah saat dirinya dituding seperti itu.

"Lantas ini apa, mbak! Ini udah jelas banget" Hanun menunjukkan sebuah foto, yang seketika membuat Tina terkejut. Dalam foto itu, tampak dirinya tengah berhubungan intim dengan seorang lelaki. Yang buat Tina kian terkejut, pria dalam foto itu ternyata Kino, mantan pacarnya dulu. Tina bingung dan tidak mengerti, kenapa Kino bisa masuk ke kamarnya dan melakukan hal tersebut padanya.

"Aku udah kirimkan foto ini ke mas Yanto, biar mas Yanto tahu kelakuan istri tercintanya dibelakangnya seperti apa" kata Yeni.

"Aku benar-benar gak nyangka, dibalik wajah polos mbak Tina, ternyata mbak Tina wanita yang liar juga yah" kata Hanun.

"Aku yakin, setelah ini, mas Yanto bakal marah besar, siap-siap aja digugat cerai dan jadi janda" Hanun tertawa senang, Yeni pun juga ikut tertawa. Dalam benaknya, Tina merasakan ketakutan, takut kalau gak yang dikatakan oleh Hanun benar-benar terjadi. Tina berharap Yanto mau mendengarkan penjelasannya dan percaya bahwa dia tidak seperti yang ada dalam foto tersebut. Tapi, apakah bantahan secara lisan tanpa bukti nyata, akan dipercayai oleh Yanto? Tina tampaknya sudah pasrah, apapun nanti keputusan Yanto, Tina akan menerimanya, meskipun menyakitkan baginya.

Selang satu jam kemudian, Yanto datang. Yanto melangkah masuk ke rumahnya dalam keadaan marah, setelah melihat sebuah foto yang dikirimkan Hanun padanya.

"Tina! Dimana kamu, Tina!" Yanto berteriak, memanggil istrinya, saat sudah berada dalam rumah. Hanun, Yeni dan juga Tina segera menghampiri Yanto.

"Mas Yanto kenapa, teriak-teriak gini?" Tanya Hanun.

"Iya, datang-datang kok kayak gini sih, mas" Yeni terlihat heran.

"Mas, kamu pasti capek abis dari perjalanan jauh" Tina mendekati Yanto, hendak meraih tangannya dan menciumnya, seperti yang biasa dilakukan saat Yanto pulang. Namun, Yanto menepis tangan Tina kali ini.

"Kamu kenapa, mas?" Tanya Tina, melihat suaminya bersikap tidak biasa padanya.

"Apa yang kamu lakukan semalam? Berani-beraninya kamu masukkan lelaki lain ke rumah ini, saat aku tidak ada dirumah" Yanto memelototi Tina.

"Mas, aku gak masukkan lelaki lain ke rumah ini, aku gak mungkin lakukan itu" kata Tina, mencoba membela dirinya.

"Emang semalam ada lelaki asing yang datang kesini, tapi, itu saudara jauh kalian yang tinggal di Kediri dan datang kesini untuk nyari kerjaan, Hanun sama Yeni lihat kok" Tina menceritakannya, sesuai dengan kejadian sebenarnya. Yanto mengerutkan dahinya, lalu melihat kearah kedua adiknya. Hanun dan Yeni mengangkat bahunya, seolah tidak tahu apa-apa.

"Saudara aku dari Kediri kamu bilang? Tina, kamu itu kalau mau ngarang cerita yang masuk akal dong, aku gak punya saudara yang tinggal di Kediri. Aku memang punya saudara, tapi, tinggalnya juga gak begitu jauh dari sini. Lagipula saudara aku cuma dua dan keduanya itu perempuan, bukan lelaki" jelas Yanto, yang masih dalam keadaan marah. Yanto semakin yakin kalau istrinya telah selingkuh dan berhubungan intim dengan seorang lelaki, seperti di foto itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!