Trouble Maker

Trouble Maker

Bab 1

"Saya terima nikahnya Rostina Pratiwi binti Muhammad Rasyid dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Yanto menjawab dengan mantap sambil menjabat tangan penghulu. Saat saksi berkata sah, saat itu juga Yanto dan Tina sudah resmi sebagai pasangan suami istri. Terlihat raut wajah keduanya, sepanjang hari itu tersenyum semringah.

Seminggu yang lalu, Tina sempat cekcok sedikit dengan keluarganya. Lantaran keluarga Tina tidak merestui pernikahannya dengan Yanto dan terancam batal nikah. Tina berusaha semampunya untuk meyakinkan semua keluarganya kalau Yanto adalah pria yang benar-benar tepat untuknya. Namun semua keluarganya, termasuk ibunya juga tetap pada pendiriannya. Saat itu, Tina sudah pasrah kalau pernikahannya itu batal diselenggarakan, karena Tina tidak mungkin melangsungkan pernikahan tanpa ada restu dari keluarganya, terutama ibunya. Tina tidak berhenti memanjatkan do'a pada Allah SWT agar dimudahkan jalannya untuk melaksanakan salah satu ibadah yang disunnahkan dalam syariat Islam. Tina percaya, kalau memang Yanto adalah jodohnya, maka ada saja jalannya agar mereka dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Namun, tiga hari sebelum pernikahannya, ibunya dan semua keluarga yang menentangnya dan tidak memberinya restu, justru berbalik memberi restu sepenuhnya dan menyetujui pernikahan itu. Tina terkejut sekaligus senang mendengarnya.

Kini, Tina dan Yanto sudah resmi jadi pasangan suami istri.

"Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa hamba ini, sehingga pernikahan ini bisa dilangsungkan atas izin-MU. Semoga ini menjadi pernikahan yang pertama dan terakhir untuk hamba" Tina memanjatkan doa dalam hati.

"Sayang, kamu kenapa? Sakit?" Tanya Yanto perhatian. Tina menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Hei, pak Yanto dan ibu Tina, selamat yah atas pernikahan kalian, semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah" salah satu rekan bisnis Yanto, menyalaminya.

"Amiiin... Makasih yah, pak Jodi, sudah menyempatkan diri untuk hadir" Yanto menjabat tangan rekan bisnisnya tersebut. Beberapa rekan bisnis Yanto, teman-teman SMA Yanto dan juga Tina turut hadir turut hadir di acara pernikahan mereka dan semuanya berbahagia melihat Yanto dan Tina akhirnya menikah. Namun, diantara para tamu undangan yang datang, ada yang tidak senang dengan kebahagiaan mereka tersebut, yaitu, Hanun dan Yeni. Sejak awal, kedua adik Yanto tersebut tidak pernah mendukung Yanto untuk menikahi Tina, karena dianggap tidak sepadan dengan Yanto.

"Aku gak abis pikir deh, Yen, kenapa mas Yanto memilih si wanita itu, apa coba istimewanya dia' kata Hanun.

"Iya, Nun, aku juga gak suka sama dia, kenapa bukan mbak Andini, dia itu kan pebisnis yang sudah cukup sukses, sama seperti mas Yanto dan sepadan juga dengan mas Yanto, bukan seperti si Tina itu, yang hanya bekerja sebagai cleaning service, gak selevel sama kita" Yeni menimpali.

"Hei, kalian, Hanun dan Yeni kan? Adik-adiknya Yanto?" Seseorang berdiri di hadapan Hanun dan Yeni dan bertanya pada keduanya.

"Eh... Mbak Andini" Hanun menoleh dan tersenyum padanya.

"Duduk sini, mbak, udah lama kita gak ngobrol-ngobrol" Yeni memberi isyarat agar Andini duduk disampingnya.

"Aku senang banget deh, bisa ketemu kalian lagi" Andini tersenyum. Hanun dan Yeni pun tersenyum, terlihat senang bertemu dengan Andini. Mereka mengobrol dengan asiknya. Mulai dari ngobrol soal kegiatan masing-masing, soal perkembangan bisnis di bidang fashion yang digeluti Andini, sampai soal kehidupan pribadi masing-masing. Yanto melihat dari atas pelaminan, melihat kedua adiknya itu begitu akrab dengan Andini. Yanto hanya berharap kedua adiknya bisa seakrab itu juga dengan Tina. Meskipun kedua adiknya itu cenderung tidak menyukai Tina. Namun, seiring berjalannya waktu, kelak itu semua akan berubah.

"Oh iya, Nun, Yen, kan kakak kalian udah nikah hari ini, pasti kalian bakal makin akrab dong sama kakak ipar kalian, secara sekarang dia udah jadi bagian dari keluarga kalian" Andini menatap Hanun dan Yeni.

"Gak! Gak bakal deh, akrab sama dia, gak sudi aku, mbak" kata Hanun.

"Iya, gak selevel tahu gak!" Yeni menimpali.

"Hah! Gak selevel gimana maksudnya" Andini tampak terlihat bingung.

"Ya iyalah, mbak, dia itu cuma seorang cleaning service sedangkan keluarga kita kan kalangan orang berada, apa kata orang kalau istri mas Yanto itu cuma seorang cleaning service aja, bikin malu keluarga kita" Yeni menjelaskan maksudnya. Andini mengangguk dan sudah mengerti maksud perkataan Yeni.

"Tadinya aku berharap, kalau mbak Andini yang jadi istrinya mas Yanto, bukannya si Tina itu" kata Hanun.

"Eh... Gimana kalau kita bertiga foto diatas pelaminan bareng sama pengantinnya, terus mbak Andini berdiri disampingnya mas Yanto terus gandeng tangannya, biar si Tina itu cemburu" tiba-tiba ide liat Yeni muncul.

"Kalau perlu, pas salaman sama mas Yanto, mbak Andini cipika cipiki gitu, biar makin seru" Hanun menambahkan. Setelah selesai, mereka bertiga baik ke pelaminan dan hendak berfoto dengan kedua mempelai. Saat naik ke pelaminan, Andini melakukan hal yang sama persis dengan ucapan Hanun tadi. Hanun dan Yeni yang melihatnya, saling pandang dan tersenyum. Andini dikejutkan saat akan menyalami mempelai wanita yang bersanding dengan Yanto. Ternyata dia adalah cleaning service yang bertugas di butik pilihannya.

"Kamu toh ternyata, istrinya Yanto, beruntung kamu, Tina" Andini menatap Tina sambil tersenyum. Namun, dibalik senyuman Andini tersebut, tersimpan rasa sakit hati, karena hubungannya dengan Yanto berakhir dan setelah itu, Yanto mulai menjalin hubungan dengan Tina sampai pada akhirnya mereka menikah.

"Terima kasih, bu, sudah menyempatkan diri untuk hadir di pesta pernikahan kita berdua" Tina tersenyum semringah.

"Aku kan datang kesini karena Yanto juga yang undang, jadi, aku datang untuk menghargai Yanto, bukan kamu, gak usah ge-er deh" Andini sedikit ketus. Hanun dan Yeni tertawa kecil mendengarnya. Perkataan Andini tadi membuat hati Tina seolah tertusuk dan terasa sakit.

"Kamu jangan senang dulu, jangan kamu pikir, kamu sudah menang karena telah menikah dengan Yanto, kita akan lihat sejauh mana Yanto akan menahan rasa malu karena menikahi seorang cleaning service" Andini berbisik di telinga Tina. Andini yang tadinya hanya ingin mengikuti permainan Hanun dan Yeni untuk membuat Tina cemburu, justru sekarang, dia ingin mempermalukan Tina di hadapan para tamu undangan, untuk langkah awalnya, Andini memberikan sehelai tissue pada Tina dan menyuruhnya untuk membersihkan sepatunya yang terkena debu. Tina tadinya tidak ingin melakukannya, tapi, Andini mengancam Tina, kalau dia akan memutus hubungan bisnis dengan perusahaan Yanto dan tentu Tina tidak menginginkan hal itu terjadi. Dengan enggan, Tina pun melakukannya.

"Maaf yah, buat semua tamu undangan, atas pemandangan yang tidak menyenangkan ini, tapi, ini dia sendiri loh yang mau, mungkin sebagai bentuk hormatnya dia pada atasannya, dia kan cleaning service di butik aku" Andini berbicara lantang pada semua tamu yang hadir. Yanto tidak tahan Tina diperlakukan seperti itu, memintanya untuk berdiri kembali. Hanun dan Yeni mengacungkan jempolnya saat Andini menatap kearah keduanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!