Hanun dan Yeni sudah tertangkap basah menyuruh-nyuruh Tina seperti seorang pembantu. Keduanya terlihat tidak tahu harus berkata apa dan raut wajah mereka terlihat begitu ketakutan.
"Ma... Mas Yanto, k..kok balik lagi" Hanun terbata-bata dan takut kakaknya akan marah padanya karena hal ini.
"Gak nyangka aku, tega kalian berdua lakukan ini terhadap kakak ipar kalian, apa salah Tina pada kalian!" Yanto menatap Hanun dan Yeni dengan tatapan marah.
"Kalau kalian seperti ini terus, dengan terpaksa aku usir kalian berdua dari rumah ini, aku berhak lakukan apapun di rumah ini, aku kepala keluarga" Yanto berkata dengan tegas.
"Mas Yanto, udah, jangan kamu lakukan itu sama adik-adik kamu, kamu harus ingat pesan mendiang ibu kamu" Tina mencoba melerai pertengkaran kakak beradik itu.
"Lagipula tadi itu, aku sendiri kok yang mau kerjakan ini semua, Hanun sama Yeni cuma memberi tahu aja, bukan mereka yang nyuruh kok" Tina melakukan pembelaan terhadap Hanun dan Yeni. Yanto tahu kalau Tina sedang menutupi kejadian yang sebenarnya dan seolah membela orang yang memperlakukannya dengan tidak baik dirumah ini. Sifat Tina yang baik hati itu, yang membuat amarah Yanto perlahan mulai mereda. Setelah amarahnya mereda sepenuhnya, Yanto berpamitan pada istri dan kedua adiknya akan berangkat kerja.
"Heh! Jangan kamu pikir, aku dan Yeni senang dengan pembelaan kamu di hadapan mas Yanto dan mengucapkan terima kasih, jangan mimpi!" Hanun memelototi Tina, setelah mereka tinggal bertiga saja.
"Iya, kamu pasti cuma cari muka aja kan di depan mas Yanto, biar dibilang baik" Yeni menimpali.
"Aku lakukan itu mencegah kalian bertengkar keras dengan mas Yanto, biar tidak didengar tetangga, bukan berniat untuk cari muka atau apapun" Tina mengutarakan alasannya.
"Halah! Gak usah naif deh, aku tahu isi hati kamu itu apa" Hanun menganggap seolah Tina berdusta dan tidak percaya sedikitpun. Hanun dan Yeni beranjak pergi dari hadapan Tina.
"Sampai kapan aku terus bersabar, menghadapi kedua adik ipar aku, yang sangat tidak menyukaiku, aku capek tiap hari berantem terus sama mereka" Tina seolah lelah menghadapi sikap kedua adik iparnya, yang cenderung bersikap bermusuhan padanya. Di dalam kamarnya, Hanun dan Yeni tengah merencanakan sesuatu untuk membuat Tina semakin tidak nyaman di rumah. Tapi, semua yang direncanakannya, selalu saja gagal dan membuat keduanya seolah frustasi.
"Apa lagi yang harus kita lakukan sekarang, Yen? Aku udah kehabisan ide" kata Hanun yang terlihat pusing.
"Kalau kita gak bisa bikin Tina out dari rumah ini, gimana kalau kita bikin renggang aja rumah tangga mas Yanto dengan Tina" Yeni melontarkan idenya.
"Kalau perlu sampai mereka bercerai, dengan begitu, kita kan lebih mudah mengusir dia" lanjut Yeni.
"Wahh..... Itu ide yang cemerlang banget, Yen, aku setuju dengan ide kamu itu" Hanun menyetujui ide Yeni tersebut.
"Oke, begini idenya" Yeni membisikkan idenya tersebut ke telinga Hanun. Hanun tersenyum saat mendengarnya dan tampaknya cukup yakin kalau rencana mereka kali ini akan berhasil.
"Gimana menurut kamu?" Yeni meminta pendapat Hanun.
"Itu rencana yang bagus banget" Hanun mengacungkan jempolnya.
"Aku juga sudah minta seseorang untuk membantu kita" kata Yeni.
"Siapa, Yen?" Tanya Hanun penasaran.
"Nanti juga kamu bakal tahu sendiri" jawab Yeni, sambil tersenyum penuh arti. Yeni telah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang yang dimaksudnya. Mereka janjian bertemu di sebuah cafe yang ada dalam mall.
Selang satu jam kemudian, Yeni yang datang bersama Hanun dan seseorang tersebut pun bertemu.
"Kamu Kino kan?" Tanya Yeni, saat menghampiri seseorang.
"Yeni yah?" Pria itu berbalik bertanya. Yeni mengangguk dan langsung duduk di hadapannya.
"Oh iya, kenalkan ini adik aku, Hanun" Yeni memperkenalkan Hanun pada pria tersebut. Mereka pun berjabat tangan sambil mengangguk pelan.
"Oke, kita langsung saja, kamu bilang sama aku, kalau kamu kenal dekat dengan Tina" kata Yeni.
"Iya, itu benar banget, aku kenal dekat dengan Tina, bahkan pernah pacaran, beberapa bulan yang lalu sebelum dia memutuskan untuk menikah dengan pria kaya raya itu" jelas Kino.
"Pria kaya raya itu kakak kita berdua" celetuk Hanun. Mata Kino terbelalak, terkejut mendengar pernyataan Hanun. Yeni menganggukkan kepalanya, untuk menegaskan pernyataan tersebut.
"Tunggu bentar, tadi kamu bilang, kamu pernah pacaran sama Tina?" Tanya Hanun pada Kino. Kino hanya menganggukkan kepala. Hanun melirik kearah Yeni sambil tersenyum dan seolah tahu rencana Yeni tersebut. Yeni menaikkan alisnya sebagai isyarat.
"Kino, kamu masih cinta kan sama Tina?" Tanya Yeni.
"Kalau itu sih gak usah ditanya lagi, jawabannya pasti iya" jawab Kino.
"Kamu bisa kok dapatkan dia kembali, asalkan kamu ikuti semua yang aku katakan" kata Yeni.
"Kita berdua akan berikan imbalan yang setimpal kalau kamu berhasil" Hanun menimpali.
"Apapun akan aku lakukan, asal aku bisa bersama Tina lagi" Kino bersedia melakukannya, meskipun dia belum tahu rencana Yeni. Yeni mengangguk-angguk sambil tersenyum. Yeni pun memberitahu soal rencana tersebut. Kino mendengarkan setiap kata yang diucapkan Yeni dengan baik. Kino terkejut mendengar ide yang benar-benar gila dan diluar dugaannya. Namun, demi mendapatkan pujaan hatinya, dia siap untuk melakukannya.
"Gimana, kamu sudah ngerti kan?" Tanya Yeni. Kino mengangguk-angguk tanda dia sudah mengerti dengan semua yang diucapkan Yeni tadi.
"Oke kalau seperti itu, malam ini kita mulai jalankan rencana kita" kata Yeni.
"Terus ini bayaran kamu, aku bayar setengah dulu, nanti sisanya setelah kerjaan kamu selesai" Yeni memberikan amplop berisi sejumlah uang, separuh dari jumlah yang disepakatinya dengan Kino. Kino menerimanya dan siap untuk segera menjalankan tugasnya tersebut.
"Oke, aku rasa sudah cukup dan semuanya juga sudah jelas, kalau begitu aku dan Hanun pamit yah" Yeni bangkit dari duduknya, Hanun mengikuti.
"Ingat yah, malam ini kita jalankan rencana itu, jangan lupa" Yeni mengingatkan, lalu setelah itu beranjak pergi dari hadapan Kino. Hanun mengikuti langkah Yeni.
"Tina, tidak lama lagi aku akan mendapatkan kamu kembali, ini tinggal menunggu waktu aja" batin Kino dengan penuh keyakinan. Entah apa yang ada dalam benak Kino saat itu, sampai-sampai dia bertekad untuk merusak rumah tangga Tina dan Yanto. Hatinya benar-benar dibutakan oleh cinta. Kino seolah masih belum bisa menerima kenyataan, bahwa Tina sudah tidak bisa lagi menjadi miliknya. Namun, dia rela melakukan apapun demi untuk mendapatkan pujaan hatinya itu. Dia tetap saja tidak rela, meskipun dimulutnya berkata mau menerima dengan ikhlas keputusan Tina saat itu, tapi, dihatinya justru sebaliknya, dia tidak terima diputuskan begitu saja oleh Tina. Makanya itu dia bersedia membantu Hanun dan Yeni menjalankan rencananya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments