...🥀Jangan bermain api, karena kau dan orang yang kau sayangi akan terbakar didalamnya. Mudah memulainya, namun sulit memadamkannya🥀...
Akan ada tamu yang datang kerumah si kembar.
Namanya Romi.
Romi adalah anak dari RaniMia. Dia adalah sahabat Rose, ibunya.
Alea yang menjemputnya di bandara.
Alea berada di bandara untuk menjemput Romi dan kembaranya terus saja mengganggunya.
"Alea kamu dimana?" Wilea menelpon kembarannya yang menjemput Romi dibandara.
"Aku masih stay. Menunggu dengan jenuh. Hidungnya bahkan tidak kelihatan," Alea nampak kesal menunggu terlalu lama.
"Lihatlah ke belakang. Aku punya firasat, dia sedang berjalan ke arahmu!" kata Wilea melalui sambungan telepon.
"Benarkah? Sok tahu..."
"Bernafaslah ketika bertemu dengannya,"
"Tentu...." Alea menoleh dan kaget melihat seorang pria tampan, berbadan atletis menunjukkan kalau dia rajin nge gim.
Jalannya sangat teratur, mirip anak pemimpin negeri yang menjadi idola para gadis.
"Aku terpesona...." bisik Alea dan nafasnya menjadi sesak.
"Hai!" sapa Romi.
Alea terpana dan terdiam.
"Kau mengenaliku?"
"Tentu saja. Namamu Alea. Tante sering bercerita tentang kenakalan kedua putri kembarnya," kata Romi bergurau.
"Apa!?"
Alea kaget lalu tersungut manja.
"Namaku Romi. Kemana kembaranmu yang bernama Wilea. Dia tidak datang bersama mu?"
"Dia dirumah merapikan kamarmu ..."
"Jadi....kalian benar-benar akan memberikan sambutan yang hangat pada tamu istimewa ini?"
"Ck. Kau sangat narsis dan terlalu percaya diri," Alea lalu betkala didepan dengan langkah yang panjang dan agak cepat.
"Aku tebak kau belum punya pacar? Benar bukan?"
"Kau memasuki wilayah terlarang,"
"Melihat caramu menatapku, aku bisa membaca pikiran mu,"
"Banyak pria yang tiap hari mengantri hanya untuk sekali berkencan denganku. Dan ....aku menolak mereka semua..." Alea harus sedikit menyombongkan diri dihadapan pria seperti Romi.
Romi menatap dari spion di atas. Lalu tersenyum menawan.
Kenapa dia tersenyum? Apa yang dia pikirkan? Apakah benar yang dia katakan? Dia bisa melihat masa laluku yang kelabu? Sendirian di setiap natal dan tahun baru. Sementara teman-temanku memotong kue bersama kekasihnya dan saling menyuapi dengan romantis...batin Alea.
.
.
...Mereka sampai di rumah sederhana milik Rose. Rumahnya sederhana namun asri dan sedap dipandang mata. Si kembar suka menanam bunga dengan berbagai warna dan menjadi hiasan di halaman rumah mereka....
Wilea mengintip dari jendela kamarnya ketika mendengar mobil berhenti didepan rumah.
Dari atas terlihat, Alea keluar disusul oleh Romi. Setelah menurunkan koper dari bagasi mereka masuk kerumah.
"Hai..... bagaimana perjalanan mu?" tanya Mommy Rose yang menyambut Romi dipintu.
"Dan...." Mommy Rose nampak mencari seseorang yang mungkin tertinggal di belakang.
"Ehm, saya sendirian. Mami tidak jadi ikut, dia mengalami ruam mendadak, dan Tante...kau tahu mami bukan?"
"Ya....dia tidak akan keluar rumah jika di wajahnya bahkan digigit seekor nyamuk,"
"Benarkah?" Alea terkejut.
"Mami sangat perfeksionis jika sudah menyangkut penampilan," kata Romi.
"Hai Romi!" Sapa Wilea dengan senyum ceria.
"Hai! Kamu pasti Wilea bukan?"
"Ehm...kau tahu namaku? Alea cerita padamu?"
"Bukan...Tante sering menceritakan tentang kalian berdua,"
"Mommy........." Wilea menatap dengan menyipitkan matanya.
Semoga Mommy hanya menceritakan hal yang baik tentang kami.
"Paket!"
Semua orang terkejut dan menoleh pada suara itu.
"Paket? Kalian memesan sesuatu?" Tanya Mommynya.
"Tidak...." Alea dan Wilea berpandangan.
"Silakan diterima dan tanda tangan disini, terimakasih!"
Alea dan Wilea lagi-lagi saling berpandangan.
"Ayo bawa masuk dan kalian buatkan minuman untuk tamu kita," Mommy lalu mengajak Romi masuk kedalam.
"Istirahat lah dikamar. Wilea sudah menyiapkannya untukmu. Dan .....Alea...bantu Romi istirahat dikamarnya," kata Mommy melirik pada paket yang belum dibuka itu.
"Mari aku antar ke kamarmu," kata Alea dengan hati berdebar lalu mengantar Romy kekamarnya.
Setelah itu Alea kembali dan akan membawa paket itu kekamar dan membukanya bersama Wilea tanpa sepengetahuan Mommynya.
Ternyata Daddy tidak membatalkan pengiriman paket itu. Yang artinya, jika Mommy tahu, maka dia akan marah besar.
"Stttttt...." Alea mengedipkan mata pada Wilea.
"Paketnya....bawa ke kamar....." kata Alea berbisik.
"Apa? Aku tidak dengar...." Wilea menyahut.
Terpaksa Alea mengambil sendiri paket itu lalu perlahan membawanya ke kamarnya.
"Apa isinya?" Suara Mommynya mengagetkan dirinya yang sedang membawa paket itu.
Deg.
"Ehm...isinya....isinya laptop...." terpaksa Alea berbicara. Dia jelas tidak bisa berbohong dihadapan Mommynya.
"Darimana? Darimana kalian mendapatkan uang untuk membeli laptop? Kalian masih kuliah dan belum bekerja bukan? Dan kalian tidak meminta Mommy untuk membelikan laptop ini?" Mommy Rose menatap tajam Alea dan Wilea yang berdiri dihadapannya.
"Ini....ini dari Daddy..." kata Alea terbata.
"Apa!? Kalian meminta laptop dari pria itu? Pria yang sudah menyakiti hati Mommy? Kembalikan! Segera kembalikan. Kita tidak membutuhkan apapun dari dirinya!" Mommy Rose berkata dengan kemarahan dan suara yang tinggi.
"Tapi Mommy....maksud Daddy baik. Dia memberikan ini untuk kita. Laptop ini adalah seri terbaru dan...." Alea keberatan jika harus mengembalikan paket itu.
Wilea menginjak kaki Alea.
"Kau yang memintanya bukan?" Tebak Wilea melirik pada Alea. Dia yang tidak tahu apa-apa jadi ikut dimarahi karena ulah Alea.
"Berapa kali Mommy katakan? Jangan berhubungan dan bertemu dengan pria itu," Mommy Rose tidak mau menyebut nama suaminya karena rasa sakit hatinya.
"Mommy! Biar Wilea yang mengembalikannya. Dia tidak akan mengembalikan paket ini," Wilea mengambil inisiatif sebelum acara hari ibu dan natal rusak karena hari ini.
Wilea merebut paket itu dari tangan Alea. Namun Alea masih memegangnya erat.
"Lepaskan! Aku akan mengembalikan paket ini padanya," kata Wilea menatap Alea yang mengiba dan ingin agar paket itu diterima saja.
"Kau sudah tidak waras. Kau membuat Mommy sedih..." kata Wilea pada Alea yang tersungut.
Wilea segera membawa paket itu keluar dari rumah dan akan menemui Daddynya.
Wilea segera meluncur kerumah Dimitri. Ayahnya yang saat ini tinggal bersama seorang wanita muda.
Tok tok tok!
Wilea mengetuk rumah itu. Micha yang sedang berpelukan dengan Dimitri menoleh.
"Ada tamu, biar aku membukanya," kata Micha lalu melepaskan pelukan Dimitri.
...Ketika pintu dibuka. Micha tersenyum melihat Wilea anak dari Dimitri yang datang kerumahnya. Dalam hatinya senang karena itu yang dia inginkan. Dia ingin mendapatkan tempat sebagai ibu kedua di hati Alea dan Wilea karena kebetulan usia mereka juga tidak selisih banyak....
"Hai...masuklah!" ajak Micha ramah dengan suara yang halus dan lembut.
"Tidak perlu!" jawaban tegas Wilea jelas mengagetkan Micha.
"Aku datang hanya untuk mengembalikan ini. Kami tidak menerima pemberian apapun dari orang yang di benci oleh Mommy dan sudah menyakiti hatinya," kata Wilea menyerahkan barang itu ke tangan Micha.
"Ini...." Micha nampak bingung dan tidak mengerti.
"Aku yang memberikannya untuk mereka sebagai hadiah Natal," kata Dimitri dari dalam dan keluar akan memeluk putrinya.
"Sayang....Daddy sangat merindukan kalian..." kata Dimitri akan mendekati Wilea.
"Jangan mendekat. Mommy melarang kami bertemu denganmu. Dan ini yang terakhir kalinya," kata Wilea lalu pergi.
Dimitri dan Micha saling berpandangan menyesalkan sikap Rose yang melarang putrinya bertemu dengan Daddynya setelah mereka bercerai.
Wilea menoleh sekali sebelum akhirnya meninggalkan halaman rumah itu.
Dan dia lihat ayahnya sedang merangkul Micha dengan hangat masuk kedalam rumah mereka.
"Aku benci kalian? Kalian sudah membuat Mommy sedih dan menderita. Sendirian membesarkan kami dan kami melihat penderitaan nya setiap hari....Aku benci kalian..." kata Wilea sambil mengusap airmatanya.
Visual Dimitri dan Micha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments