Bab. 3. Kepergian Sekar

Sepulang dari rumah bunda Reni, Sekar bersikap senormal mungkin, walaupun sesungguhnya hatinya sangat sakit meninggalkan kekasih yang teramat dicintainya.

Sesampainya dirumah Sekar menceritakan semuanya pada bapaknya. Juga tentang rencananya meninggalkan Gilang secara diam-diam untuk pergi menjadi TKW diHongkong mengikuti saran bundanya Gilang.

"Kamu yakin dengan rencanamu itu Sekar, apa kamu tidak kasian dengan nak Gilang. Dia sangat mencintaimu, dia pasti akan shock dan merasa sangat kehilanganmu nak,"ucap pak Hadi berusaha menyatakan pendapatnya.

Namun Sekar sudah memikirkan masak-masak, mungkin ini adalah keputusan terbaik untuk semuanya. Sekar merasa tidak mampu menjadi pendamping Gilang yang notabene seorang CEO dari sebuah perusahaan besar. Gilang memerlukan seorang istri yang memahami pekerjaannya, perusahaannya tidak akan berkembang jika Sekar yang menjadi istrinya karena dia tidak mengerti apa-apa tentang perusahaan, dia tidak bisa memberi saran dan masukan saat dia ada masalah dengan pekerjaannya. Sedangkan hidup ribuan karyawannya tergantung padanya. Sekar sependapat dengan apa yang diucapkan bunda Reni.

Sekar memaparkan pendapatnya dihadapan bapaknya kalau dia tetap bersikeras menikah dengan Gilang, maka bunda Reni pasti akan menggunakan berbagai cara untuk memisahkan mereka dengan menggunakan uang dan kekuasaanya, termasuk menculiknya, bahkan membunuh dia atau bapaknya. Pak Hadi hanya mengangguk-anggukan kepala saja menanggapi pemaparan Sekar.

Beberapa hari kemudian Sekar dihubungi Bunda Reni yang mengabarkan bahwa semua berkas dan keperluan menjadi TKW ke Hongkong sudah siap. Bahkan pekerjaan Sekar beserta tempat tinggalnya pun sudah disiapkan salah satu asisten bunda Reni.

Hari ini Gilang berencana datang kerumah Sekar, sudah seminggu mereka tidak bertemu.

Tok...

Tok..

Tok...

"Assalamu allaikum pak, Sekarnya ada," ucap Gilang sembari menyalami dan mencium punggung tangan pak Hadi.

"Maaf nak Gilang, apa Sekar tidak memberi kabar kalau dia pergi ke Desa, kangen sama budenya"

Pak Hadi berbohong akan keberadaan Sekar. Lalu Gilang pun pulang dengan rasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan tambatan hatinya yang sudah seminggu ini dia rindukan. Gilang mencoba menghubungi Sekar tapi tak diangkat, dia mengirim pesan tapi hanya di read saja. akhirnya Gilang mengatasi rasa kangennya pada Sekar dengan cara kerja dan kerja.

Sudah satu bulan Sekar pergi kedesa, satu kalipun dia tidak pernah memberi kabar, pesan pun tak dibalas. Bahkan sudah beberapa hari ini nomornya tidak aktif, membuat Gilang merasakan adanya kejanggalan

Hari ini Gilang pergi menuju rumah pak Hadi, rencananya dia akan meminta alamat budenya Sekar dikampung. Dia akan menyusul Sekar kekampungnya. Rindunya pada Sekar sudah tak dapat dia tahan lagi.

Saat sampai dirumah pak Hadi, Gilang mengetok pintu rumah pak Hadi, ternyata yang keluar adalah seorang ibu-ibu berambut ikal.

"Bapak cari siapa ya, maaf saya penghuni baru disini," ucap wanita itu.

"Saya mencari pak Hadi pemilik rumah ini, dimana ya dia," ucap Gilang penasaran.

Wanita berambut.ikal itu pun menjelaskan kalau dia baru saja membeli rumah itu dari pak Hadi. Sedangkan pak Hadi sudah pergi keluar pulau. Penuturan ibu-ibu berambut ikal tersebut sontak membuat Gilang terkejut.

"Apa ibu tahu alamat pak Hadi yang baru," ucap Gilang bertanya lagi. Ibu-ibu itu hanya menggeleng.

Akhirnya Gilang pulang dengan rasa kecewa, hatinya sangat penasaran apakah yang sebenarnya terjadi.

Dalam perjalanan pulang, Gilang terus berfikir, mungkinkah Sekar dan bapaknya sengaja menghindarinya. Tapi apa tujuan mereka melakukan semua ini.

Sampai dirumah Gilang langsung masuk kekamar, sapaan sang bunda pun tak ia hiraukan. Isi kepalanya hanya dipenuhi Sekar. Sekar Dan Sekar.

Gilang berfikir keras untuk mengungkap misteri kepergian Sekar. Semua harus diselidiki siapa dalang dibalik semua ini. Beberapa hari ini Gilang tidak masuk kantor, bahkan untuk sekedar keluar rumahpun dia enggan.

Akhirnya bunda Reni pun menegur Gilang karena sekertarisnya memberitahu bundanya bahwa Gilang tidak masuk kerja selama beberapa hari ini. Bundanya juga menyarankan agar Gilang mengikhlaskan dan tidak perlu memikirkan kepergian Sekar. Mungkin Sekar bukan jodohnya. Bunda Reni akan mencarikan wanita yang lebih cantik dari Sekar.

Dahi Gilang mengernyit. Mendengar semua penuturan bundanya yang membuat dia curiga.

"Apa bunda yang sudah menyebabkan Sekar pergi," ucap Gilang to the point.

"Ke...kenapa kamu bisa berfikir seperti itu, untuk apa, bagaimana mungkin bunda menyebabkan Sekar pergi. Sekar pergi atas keinginan sendiri. Bukan karena bunda, kamu jangan seenaknya menuduh bunda," ucap bunda Reni.

Daripada terus berdebat gara-gara Sekar bunda Reni pun menyuruh Gilang pergi kekantor, kalau kerjaan Gilang terbengkalai perusahaan bisa bangkrut, kasian karyawannya itulah yang selalu difikirkan bunda Reni.

Akhirnya Gilang membenarkan apa kata bundanya. Kebih baik dia bekerja, kasian Resni beberapa hari menghandle pekerjaannya. Gilang benar-benar curiga sama bundanya, bagaimanapun kepergian Sekar terjadi beberapa hari setelah Sekar bertemu bunda. Gilang pun menggunakan beberapa orang detektif untuk menyelidiki keberadaan Sekar.

Keesokkan hari ini Gilang masuk kantor seperti biasa.

"Bapak, bapak kemana saja tidak masuk kantor, banyak berkas yang menunggu tanda tangan bapak, banyak juga klein yang ingin bertemu bapak untuk menjalin kerja sama," ucap Resni sekertaris Gilang.

Untuk berkas yang menunggu tanda tangan Gilang, Gilang langsung mempelajari dan menanda tangani berkas tersebut. Sedangkan klein yang ingin bertemu dengannya, Gilang segera meminta Resni untuk bikin janji dan atur jadwal pertemuannya. Gilang pun berlalu pergi masuk kedalam ruangannya. Sampai didalam ruangan Gilang langsung mengambil ponsel dan segera menelpon beberapa detektif untuk melakukan penyelidikan mengenai kepergian Sekar dan pak Hadi.

Sambil menunggu informasi dari orang bayarannya gilang terus berjibaku dengan setumpuk berkas yang menunggu untuk dikoreksi dan ditanda tangani.

Kring...

kring...

Gilang yang sedang melangkah gontai menuju keparkiran dikejutkan oleh bunyi ponsel yang ada didalam tas kerjanya.

"Halo Roy, "suara Gilang dengan penuh semangat mengangkat telepon dari orang kepercayaannya.

"Bos sekarang posisi saya ada dikampung Gadung, Kampung dimana Sekar dan pak Hadi berasal.

Sang derektif sudah bertemu dengan bude nya Sekar tapi ternyata Sekar tidak pernah pulang ke desanya, begitu juga dengan pak Hadi. Menurut bude Sekar sekarang pak Hadi masih dikota, dia sekarang membeli rumah sekitar beberapa ratus meter dari rumahnya yang dulu,

"Roy sekarang kamu selidiki keberadaan Sekar, sepertinya pak Hadi mengetahui rahasia dibalik menghilangnya Sekar!!," ucap Gilang kemudian.

Batin Gilang bertanya-tanya Sekar ada apa sebenarnya, kenapa Sekar tega pergi meninggalkannya. apakah Bunda adalah dalang dibalik semua ini.

Hari ini setelah pulang kerja, Gilang langsung pergi kerumah pak Hadi. kemarin dia sudah mendapatkan alamat pak Hadi dari Roy. Setelah sampai dialamat tersebut, Gilang langsung menyapukan pandangan sekeliling rumah tersebut. Ternyata rumah pak Hadi yang baru di beli lebih besar dari rumah yang sebelumnya.

"Assalamualaikum," ucap Gilang, tangannya mengetuk-ngetuk Daun pintu beberapa kali.

Sepi.. tak ada jawaban dari dalam rumah. Namun Gilang terus mengetuk tanpa kenal lelah, tak peduli beberapa tetangga memperhatikan apa yang sedang dilakukannya.

Setelah sekitar setengah jam Gilang Mengetuk pintu, akhirnya terdengar suara langkah kaki manusia menuju kearah pintu.

Cekreek...

krieeeet....

Pak Hadi muncul dari balik daun pintu, wajahnya nampak tegang.

"Gi. .. Gilang...maaf saya baru bangun tidur, tidak mendengar nak Gilang mengetuk pintu,"ucapnya beliau Gugup.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

semangat Gilang.

2023-05-18

0

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

ok....terimakasih atas koreksinya

2023-05-01

0

Mom Dian

Mom Dian

Maaf yaa kak koreksi sedikit untuk Onomatope harus pakai tanda seru
misalnya
Tok!
Tok!
Maaf yaa kak 🙏
Tiga like dulu dari aku kalau ada waktu mampir lagi yaa kak

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Penolakan Bunda
2 Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3 Bab. 3. Kepergian Sekar
4 Bab. 4. Ketahuan
5 Bab. 5. Maafkan Bunda
6 Bab. 6. Cincin Kawin
7 Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8 Bab. 8. Bingung
9 Bab. 9. Jejak Sekar
10 Bab. 10. Sedih
11 Bab. 11. Titik terang
12 Bab. 12. Berpetualang
13 Bab. 13. Pencarian
14 Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15 Bab. 15. Berkenalan
16 Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17 Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18 Bab. 18. Penyesalan
19 Bab. 19. Menyusul
20 Bab. 20. Bertemu
21 Bab. 21. Kita Menikah
22 Bab. 22. penasaran
23 Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24 Bab. 24. menikah
25 Bab. 25. Pasangan Halal.
26 Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27 Bab. 27. Rencana
28 Bab. 28. Berkunjung
29 Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30 Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31 Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32 Bab. 32. Rencana
33 Bab. 33. Rindu
34 Bab. 34. Menahan Diri
35 Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36 Bab. 36. Perasaan Sekar
37 Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38 Bab.38. Berdamai dengan Hati
39 Bab. 39. Bertemu Mantu
40 Bab. 40. Menikmati Suasana
41 Bab. 41. Seserahan
42 Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43 Bab. 43. Terpuruk
44 Bab. 44. Suasana Baru
45 Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46 Bab. 46. Keinginan Sarah
47 Bab. 47. Memikirkan
48 Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49 Bab. 49. Keputusan
50 Bab. 50. langkah Sitah
51 Bab. 51. Rencana Pernikahan
52 Bab. 52. Perdebatan
53 Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54 Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55 Bab. 55. Lelaki Pingsan
56 Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57 Bab. 57. Bahagia
58 Bab. 58. Pindah Kekota
59 Bab. 59. Vidio mengejutkan
60 Bab. 60. Mulai Terkuak
61 Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62 Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63 Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64 Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65 Bab. 65. Pertengkaran
66 Bab. 66. Pemecatan Sitah
67 Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68 Bab. 68. Penyesalan
69 Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70 Bab. 70. Diremehkan tetangga
71 Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72 Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73 Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74 Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75 Bab. 75. Dihadang Preman
76 Bab. 76. Terpuruk
77 Bab. 77. Merasa Bersalah
78 Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79 Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80 Bab. 80. Mencoba Menerima
81 Bab. 81. Titik Balik
82 Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83 Bab. 83. Galau
84 Bab. 84. Pulang
85 Bab. 85. Tak direstui
86 Bab. 86. Memohon
87 Bab. 87. Berbagai Alasan
88 Bab. 88. Perjuangan Sitah
89 Bab. 89. Bertemu Guntur
90 Bab. 90. Merencanakan
91 Bab. 91. Menguji
92 Bab. 92. Penolakan Sitah
93 Bab. 93. Pesona Guntur
94 Bab. 94. Bertemu Antinia
95 Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96 Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97 Bab. 97. Direstui
98 Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99 Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100 Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101 Bab. 101. Kalimat Cinta
102 Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103 Bab. 103. Ketemuan
104 Bab. 104. Rencana Berkunjung
105 Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106 Bab. 106. Diterima
107 Bab. 107. Rencana Pernikahan
108 Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109 Bab. 109. Terkesima
110 Bab. 110. Kesepakatan
111 Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112 Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113 Bab. 113. Lamaran
114 Bab. 114. Menuju Halal
115 Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116 Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117 Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118 Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119 Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120 Bab. 120. pernikahan Gading
121 Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122 Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Penolakan Bunda
2
Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3
Bab. 3. Kepergian Sekar
4
Bab. 4. Ketahuan
5
Bab. 5. Maafkan Bunda
6
Bab. 6. Cincin Kawin
7
Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8
Bab. 8. Bingung
9
Bab. 9. Jejak Sekar
10
Bab. 10. Sedih
11
Bab. 11. Titik terang
12
Bab. 12. Berpetualang
13
Bab. 13. Pencarian
14
Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15
Bab. 15. Berkenalan
16
Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17
Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18
Bab. 18. Penyesalan
19
Bab. 19. Menyusul
20
Bab. 20. Bertemu
21
Bab. 21. Kita Menikah
22
Bab. 22. penasaran
23
Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24
Bab. 24. menikah
25
Bab. 25. Pasangan Halal.
26
Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27
Bab. 27. Rencana
28
Bab. 28. Berkunjung
29
Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30
Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31
Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32
Bab. 32. Rencana
33
Bab. 33. Rindu
34
Bab. 34. Menahan Diri
35
Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36
Bab. 36. Perasaan Sekar
37
Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38
Bab.38. Berdamai dengan Hati
39
Bab. 39. Bertemu Mantu
40
Bab. 40. Menikmati Suasana
41
Bab. 41. Seserahan
42
Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43
Bab. 43. Terpuruk
44
Bab. 44. Suasana Baru
45
Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46
Bab. 46. Keinginan Sarah
47
Bab. 47. Memikirkan
48
Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49
Bab. 49. Keputusan
50
Bab. 50. langkah Sitah
51
Bab. 51. Rencana Pernikahan
52
Bab. 52. Perdebatan
53
Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54
Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55
Bab. 55. Lelaki Pingsan
56
Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57
Bab. 57. Bahagia
58
Bab. 58. Pindah Kekota
59
Bab. 59. Vidio mengejutkan
60
Bab. 60. Mulai Terkuak
61
Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62
Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63
Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64
Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65
Bab. 65. Pertengkaran
66
Bab. 66. Pemecatan Sitah
67
Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68
Bab. 68. Penyesalan
69
Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70
Bab. 70. Diremehkan tetangga
71
Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72
Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73
Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74
Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75
Bab. 75. Dihadang Preman
76
Bab. 76. Terpuruk
77
Bab. 77. Merasa Bersalah
78
Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79
Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80
Bab. 80. Mencoba Menerima
81
Bab. 81. Titik Balik
82
Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83
Bab. 83. Galau
84
Bab. 84. Pulang
85
Bab. 85. Tak direstui
86
Bab. 86. Memohon
87
Bab. 87. Berbagai Alasan
88
Bab. 88. Perjuangan Sitah
89
Bab. 89. Bertemu Guntur
90
Bab. 90. Merencanakan
91
Bab. 91. Menguji
92
Bab. 92. Penolakan Sitah
93
Bab. 93. Pesona Guntur
94
Bab. 94. Bertemu Antinia
95
Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96
Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97
Bab. 97. Direstui
98
Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99
Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100
Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101
Bab. 101. Kalimat Cinta
102
Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103
Bab. 103. Ketemuan
104
Bab. 104. Rencana Berkunjung
105
Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106
Bab. 106. Diterima
107
Bab. 107. Rencana Pernikahan
108
Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109
Bab. 109. Terkesima
110
Bab. 110. Kesepakatan
111
Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112
Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113
Bab. 113. Lamaran
114
Bab. 114. Menuju Halal
115
Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116
Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117
Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118
Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119
Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120
Bab. 120. pernikahan Gading
121
Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122
Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!