Bab. 2. Bertemu Bunda Reni

"Tidak Sekar aku tidak bisa menikah dengan wanita lain, aku tidak sanggup jika harus berpisah denganmu, aku sangat mencintaimu. Kita harus berjuang untuk dapat bersatu dan membina rumah tangga yang bahagia," ucap Gilang.

Sekar pun menegaskan kepada Gilang kalau dia bukanlah wanita yang layak diperjuangkan, karena dia hanyalah orang miskin, berasal dari keluarga broken home dan tidak mempunyai pendidikan yang tinggi yang pantas untuk dibanggakan. Sedangkan diluar sana masih banyak wanita-wanita cantik, baik, berpendidikan, yang sepandan dengan keluarga Gilang dan tentu saja bisa membuat bunda Reni bangga, dengan nada sedih Sekar mengatakan semua itu.

Menurut Gilang wanita cantik diluar sana memang banyak, mereka memang berpendidikan tapi Gilang tidak pernah mencintai mereka. Hanya Sekarlah hatinya mampu berlabuh dan hanya kerumah Sekarlah kelak dia ingin pulang dan hanya untuk keluarga kecilnya kelak Gilang mencari uang.

" Bagaimana kalau kita sama-sama menemui Bunda, mungkin dengan dia mengenalmu lebih dekat, bunda akan memberikan restunya untuk kita.

Gilang mencoba menerka-nerka mungkin bunda menolak Sekar karena belum mengenal Sekar, belum tahu bagaimana budi baiknya.

"Tapi aku takut kak, takut mengecewakanmu, takut bunda murka bila bertemu denganku," ucap Sekar sembari tertunduk.

Sekar merasa Khawatir kalau dikira wanita yang tidak tahu diri, Sekar terus menolak untuk bertemu bunda, namun dengan gigih Gilang terus menyakinkannya. Sampai pada akhirnya pak Hadi yang sejak tadi mendengarkan perdebatan mereka mencoba menengahi.

"Sekar sebaiknya kamu ikuti saja ajakan nak Gilang untuk bertemu dengan bundanya"

Pak Hadi pun menasehati Sekar bahwa cintanya harus diperjuangkan. Karena tidak ada kebahagiaan yang datang begitu saja, kebahagiaan harus diusahakan, kebahagiaan harus ciptakan dengan berbagai usaha. Pak Hadi juga berpesan pada putrinya seandainya nanti sudah bertemu bundanya Gilang dan bundanya Gilang tetap bersikeras menolaknya, maka dia harus berlapang dada, mungkin mereka tidak berjodoh.

"Bunda hari ini Gilang akan membawa Sekar untuk berkenalan dengan bunda. Mungkin bunda akan mempertimbangkan untuk menerima Sekar menjadi menantu bunda. Kapan bunda ada waktu," ucap Gilang sambil memeluk bundanya.

"Terserah kamu Gilang, bunda sudah bilang puluhan kali, kalo bunda tidak setuju kamu punya hubungan dengan gadis itu. Tapi kamu sungguh keras kepala"

Dengan wajah kesal bunda Reni menanggapi keinginan Gilang dan mengatakan Kalau Gilang mau membawa Sekar menemuinya, besok siang sekitar jam satu sampai sore bundanya ada waktu. Bunda Reni juga berpesan agar jangan menyalahkan bundanya kalau nanti keputusan yang bundanya ambil akan menyakitinya.

Keesokan harinya Gilang mengirim pesan kepada Sekar lewat aplikasi hijau bahwa bundanya bersedia bertemu dan berkenalan dengan Sekar setelah tengah hari nanti, Sekar pun menyetujuinya.

Tepat pukul satu siang mobil Gilang telah terparkir dihalaman rumah Sekar. Dengan menggunakan celana panjang kulot warna hitam dipadukan dengan batik bermotif bunga-bunga. Sekar dan Gilang akhirnya berangkat menuju kekediaman bunda Gilang.

"Siang ma, ucap Gilang sembari mencium punggung tangan bundanya. Kenalkan ma ini Sekar yang sering Gilang ceritakan,"

Sekarpun menyalami bunda Reni kemudian mencium punggung tangannya.

"Oh jadi kamu yang namanya Sekar sudah lama kenal Gilang"

Bunda Reni menyapa Sekar dengan tatapan dingin. Seketika nyali Sekar pun menciut menyaksikan tatapan bunda Reni yang begitu dingin dan datar.

"I...iya bunnda, sudah sekitar satu tahun saya mengenal kak Gilang," ucap Sekar dengan gugup.

"Bagaimana kabar bapak dan ibumu, mereka sehat,"

Bunda Reni bertanya dengan muka penuh selidik. Sekar pun menjawab kalau dia hanya tinggal dengan ayahnya. Sedangkan dia tidak tahu dimana keberadaan ibunya.

"Gilang bisakah kamu tinggalkan kami berdua, supaya kita bisa ngobrol lebih dekat sebagai sesama wanita.

Gilangpun menyetujuinya, kemudian dia berlalu pergi masuk kedalam kamarnya, setelah pamit kepada Sekar dan dibalas dengan anggukan kepala. Kini hanya tinggal bunda Reni dan Sekar yang ada diruang tamu.

"Kok ada yah, seorang ibu tega. meninggalkan anaknya yang masih kecil, ibu macam apa itu, benar-benar ibu yang tidak punya hati," ujar bunda Reni.

"Sekar kamu tahukan Gilang itu siapa?, dia itu CEO dari perusahaan Reni Baskara Grup. Dia lelaki yang terpandang dan berpendidikan, dia pewaris tunggal dikeluarga kami. Coba kamu bertanya pada dirimu sendiri, pantaskah wanita sepertimu mendampingi dia yang setiap hari harus bertemu dengan orang-orang penting, orang-orang dari kalangan atas. Bagaimana jika kamu tidak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan Gilang. Pikirkan baik-baik sebelum kamu memutuskan sesuatu. Gilang memerlukan seorang pendamping yang bisa diajak sharing saat dia punya masalah dengan profesinya sebagai seorang Ceo, dia juga perlu pendamping yang selalu siap memberikan masukan dan ide-ide cemerlang yang akan membesarkan perusahaannya. Apakah kamu mampu untuk itu, apakah kamu mengerti tentang seluk beluk sebuah perusahaan.

Bagaimana seandainya dia sakit dan tidak dapat melaksanakan tugasnya diperusahaan apakah kamu bisa menghandle tugas- tugas dia. Sekarang Gilang masih muda, dia baru saja mengenal yang namanya cinta, ambisinya untuk memilikimu begitu besar, bagaimana kalau disuatu hari nanti dia jenuh dengan semua aktifitasnya. Sedangkan kamu sebagai seorang istri yang seharusnya bisa memberikan saran dan masukan tidak mengerti tentang perusahaan," ucap bunda Reni.

Sejenak bunda Reni berhenti bicara, menarik nafas dalam-dalam dan menatap tajam kearah Sekar, membuat Sekar menjadi salah tingkah dan akhirnya menunduk.

Bunda Reni menatap dan mengingatkan Sekar bahwa menikah bukan cuma sebulan atau dua bulan, bukan pula setahun atau dua tahun. Akan ada banyak halangan dan rintangan yang hadir sebagai ujian pernikahan. Bagaimana kalau Sekar tidak mampu mendampingi Gilang dengan baik. Apa dia tidak takut kalau nasib rumah tangganya juga seperti rumah tangga orang tuanya. Sekar mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh bunda Reni.

"Sebagai orang tua, tentu aku menginginkan yang terbaik untuk putraku, untuk generasi penerusku yang akan melanjutkan dan membesarkan perusahaan yang telah orang tuaku bangun mulai dari nol. Untuk itu maka Gilang memerlukan seorang pendamping yang enggak kaleng-kaleng. Pikirkan kembali Sekar, karena aku menginginkan seorang menantu yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap profesi suaminya," ucap bunda Reni kembali.

Sekar mencoba memahami maksud bunda Reni, dia akan menjauh dari Gilang, Sekar akan memutuskan hubungan mereka, karena Sekar tahu diri siapa dia. sekar merasa tidak pantas untuk menjadi istri Gilang, dengan suara yang pelan sembari menahan air matanya yang hampir jatuh dia ungkapan isi hatinya di depan bunda Gilang.

"Bagus, ternyata kamu wanita yang cukup cerdas"

Bunda meminta agar Sekar tidak memutuskan hubungan dulu, dia tidak mau melihat Gilang patah hati dan hancur. karena itu akan mengganggu kinerjanya dalam mengelola perusahaan. Jika kinerja Gilang menurun dan perusahaan terancam bangkrut yang kasian para karyawan, mereka otomatis akan kena PHK. Jadi Sekar harus faham kehidupan ribuan karyawan bergantung dipundak Gilang.

Bunda Reni memberi masukan jika Sekar ingin memutuskan hubungan dengan Gilang, putuskanlah secara diam-diam yaitu dengan cara pergi dari kota ini. Sekar bisa pergi jadi TKW ke Hongkong. Bunda Reni yang akan mengurus semuanya. Sedangkan Sekar tinggal berangkat saja.

Keluarga Gilang mempunyai rekan bisnis disana, dan Sekar akan dipekerjakan disana juga.

"Nanti kamu tiap bulan bisa kirim uang untuk bapakmu, biar bapakmu tidak perlu bekerja keras, kamu juga bisa menabung untuk masa depanmu. Bagamana?," ucap bunda Reni Setelah berfikir sejenak akhirnya Sekar pun menyetujui saran bunda Reni.

Mungkin ini lebih baik, untuk masa depan Sekar dan masa depan Gilang ucap Sekar dalam hati. Bunda Reni pun mengucapkan terima kasih atas pengertian Sekar.

"Ternyata tidak sulit mempengaruhi gadis bodoh ini," dalam hati bunda Reni.

*********

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Modelan emak-emak julid

2023-06-12

1

Ayano

Ayano

Dan emaknya model nyinyir 😫

2023-06-12

0

Ayano

Ayano

Ngerayu emak buat ngenalin calon mantu ya

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Penolakan Bunda
2 Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3 Bab. 3. Kepergian Sekar
4 Bab. 4. Ketahuan
5 Bab. 5. Maafkan Bunda
6 Bab. 6. Cincin Kawin
7 Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8 Bab. 8. Bingung
9 Bab. 9. Jejak Sekar
10 Bab. 10. Sedih
11 Bab. 11. Titik terang
12 Bab. 12. Berpetualang
13 Bab. 13. Pencarian
14 Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15 Bab. 15. Berkenalan
16 Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17 Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18 Bab. 18. Penyesalan
19 Bab. 19. Menyusul
20 Bab. 20. Bertemu
21 Bab. 21. Kita Menikah
22 Bab. 22. penasaran
23 Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24 Bab. 24. menikah
25 Bab. 25. Pasangan Halal.
26 Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27 Bab. 27. Rencana
28 Bab. 28. Berkunjung
29 Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30 Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31 Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32 Bab. 32. Rencana
33 Bab. 33. Rindu
34 Bab. 34. Menahan Diri
35 Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36 Bab. 36. Perasaan Sekar
37 Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38 Bab.38. Berdamai dengan Hati
39 Bab. 39. Bertemu Mantu
40 Bab. 40. Menikmati Suasana
41 Bab. 41. Seserahan
42 Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43 Bab. 43. Terpuruk
44 Bab. 44. Suasana Baru
45 Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46 Bab. 46. Keinginan Sarah
47 Bab. 47. Memikirkan
48 Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49 Bab. 49. Keputusan
50 Bab. 50. langkah Sitah
51 Bab. 51. Rencana Pernikahan
52 Bab. 52. Perdebatan
53 Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54 Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55 Bab. 55. Lelaki Pingsan
56 Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57 Bab. 57. Bahagia
58 Bab. 58. Pindah Kekota
59 Bab. 59. Vidio mengejutkan
60 Bab. 60. Mulai Terkuak
61 Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62 Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63 Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64 Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65 Bab. 65. Pertengkaran
66 Bab. 66. Pemecatan Sitah
67 Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68 Bab. 68. Penyesalan
69 Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70 Bab. 70. Diremehkan tetangga
71 Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72 Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73 Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74 Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75 Bab. 75. Dihadang Preman
76 Bab. 76. Terpuruk
77 Bab. 77. Merasa Bersalah
78 Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79 Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80 Bab. 80. Mencoba Menerima
81 Bab. 81. Titik Balik
82 Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83 Bab. 83. Galau
84 Bab. 84. Pulang
85 Bab. 85. Tak direstui
86 Bab. 86. Memohon
87 Bab. 87. Berbagai Alasan
88 Bab. 88. Perjuangan Sitah
89 Bab. 89. Bertemu Guntur
90 Bab. 90. Merencanakan
91 Bab. 91. Menguji
92 Bab. 92. Penolakan Sitah
93 Bab. 93. Pesona Guntur
94 Bab. 94. Bertemu Antinia
95 Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96 Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97 Bab. 97. Direstui
98 Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99 Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100 Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101 Bab. 101. Kalimat Cinta
102 Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103 Bab. 103. Ketemuan
104 Bab. 104. Rencana Berkunjung
105 Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106 Bab. 106. Diterima
107 Bab. 107. Rencana Pernikahan
108 Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109 Bab. 109. Terkesima
110 Bab. 110. Kesepakatan
111 Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112 Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113 Bab. 113. Lamaran
114 Bab. 114. Menuju Halal
115 Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116 Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117 Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118 Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119 Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120 Bab. 120. pernikahan Gading
121 Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122 Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Penolakan Bunda
2
Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3
Bab. 3. Kepergian Sekar
4
Bab. 4. Ketahuan
5
Bab. 5. Maafkan Bunda
6
Bab. 6. Cincin Kawin
7
Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8
Bab. 8. Bingung
9
Bab. 9. Jejak Sekar
10
Bab. 10. Sedih
11
Bab. 11. Titik terang
12
Bab. 12. Berpetualang
13
Bab. 13. Pencarian
14
Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15
Bab. 15. Berkenalan
16
Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17
Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18
Bab. 18. Penyesalan
19
Bab. 19. Menyusul
20
Bab. 20. Bertemu
21
Bab. 21. Kita Menikah
22
Bab. 22. penasaran
23
Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24
Bab. 24. menikah
25
Bab. 25. Pasangan Halal.
26
Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27
Bab. 27. Rencana
28
Bab. 28. Berkunjung
29
Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30
Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31
Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32
Bab. 32. Rencana
33
Bab. 33. Rindu
34
Bab. 34. Menahan Diri
35
Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36
Bab. 36. Perasaan Sekar
37
Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38
Bab.38. Berdamai dengan Hati
39
Bab. 39. Bertemu Mantu
40
Bab. 40. Menikmati Suasana
41
Bab. 41. Seserahan
42
Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43
Bab. 43. Terpuruk
44
Bab. 44. Suasana Baru
45
Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46
Bab. 46. Keinginan Sarah
47
Bab. 47. Memikirkan
48
Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49
Bab. 49. Keputusan
50
Bab. 50. langkah Sitah
51
Bab. 51. Rencana Pernikahan
52
Bab. 52. Perdebatan
53
Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54
Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55
Bab. 55. Lelaki Pingsan
56
Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57
Bab. 57. Bahagia
58
Bab. 58. Pindah Kekota
59
Bab. 59. Vidio mengejutkan
60
Bab. 60. Mulai Terkuak
61
Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62
Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63
Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64
Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65
Bab. 65. Pertengkaran
66
Bab. 66. Pemecatan Sitah
67
Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68
Bab. 68. Penyesalan
69
Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70
Bab. 70. Diremehkan tetangga
71
Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72
Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73
Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74
Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75
Bab. 75. Dihadang Preman
76
Bab. 76. Terpuruk
77
Bab. 77. Merasa Bersalah
78
Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79
Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80
Bab. 80. Mencoba Menerima
81
Bab. 81. Titik Balik
82
Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83
Bab. 83. Galau
84
Bab. 84. Pulang
85
Bab. 85. Tak direstui
86
Bab. 86. Memohon
87
Bab. 87. Berbagai Alasan
88
Bab. 88. Perjuangan Sitah
89
Bab. 89. Bertemu Guntur
90
Bab. 90. Merencanakan
91
Bab. 91. Menguji
92
Bab. 92. Penolakan Sitah
93
Bab. 93. Pesona Guntur
94
Bab. 94. Bertemu Antinia
95
Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96
Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97
Bab. 97. Direstui
98
Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99
Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100
Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101
Bab. 101. Kalimat Cinta
102
Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103
Bab. 103. Ketemuan
104
Bab. 104. Rencana Berkunjung
105
Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106
Bab. 106. Diterima
107
Bab. 107. Rencana Pernikahan
108
Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109
Bab. 109. Terkesima
110
Bab. 110. Kesepakatan
111
Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112
Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113
Bab. 113. Lamaran
114
Bab. 114. Menuju Halal
115
Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116
Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117
Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118
Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119
Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120
Bab. 120. pernikahan Gading
121
Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122
Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!