Cintaku Yang Tak Di Restui
Gilang adalah seorang Ceo muda dari sebuah perusahaan ternama dikotanya, putra semata wayang bunda Reni, sedangkan ayahnya meninggal saat dia masih anak-anak. Reni Baskara Grup adalah sebuah perusahaan turun temurun yang dirintis oleh pak Baskara yang merupakan mendiang kakek Gilang.
Kini Gilang yang memegang pucuk pimpinan tertinggi diperusahaan tersebut. Dalam perjalanannya Gilang jatuh cinta pada Sekar. Seorang gadis cantik dari keluarga broken home, putri seorang penjual sayur di sebuah pasar tradisional.
Hingga akhirnya mereka sepakat untuk menjalin hubungan yang serius dan berencana ingin meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Namun cinta mereka tak mendapat restu dari sang bunda karena latar belakang Sekar yang berasal dari keluarga broken home dan srata sosial yang dianggap rendah oleh bunda Reni.
"Sudahlah Gilang jangan paksa Bunda untuk merestui hubunganmu dengan gadis itu. Sampai kapan pun restu bunda tak akan pernah ada untuk kalian," ucap Reni bundanya Gilang.
Mendengar ucapan bundanya yang biasa dipanggil bunda Reni. Gilangpun berusaha menjelaskan bahwa Gilang hanya mencintai Sekar, seluruh ruang dihatinya telah diisi oleh Sekar. Hanya Sekarlah wanita yang ingin dia nikahi, bukan wanita yang lain.
Bunda Reni pun memaparkan isi hatinya kalau seharus Gilang berfikir realistis. Karena hidup bukan sekedar untuk memikirkan cinta. Tapi harus memikirkan kelangsungan masa depannya dan perusahaan yang merupakan tempat bergantungnya ribuan karyawannya. Dan akan diwariskan kepada anak dan keturunan mereka.
Gilang hanya diam mendengar penuturan bundanya. Diapun berusaha mengingatkan bundanya jika harta kita merupakan ujian. Ujian tentang bagaimana kita menggunakan harta yang kita miliki, ujian agar kita tidak sombong dan memandang rendah orang lain.
Perdebatan antara Gilang dan Bunda Reni seperti tak ada ujung dan pangkalnya. Bunda Reni kekeh dengan pemikirannya yang lebih mengutamakan harta daripada cinta. Karena hidup perlu harta, cinta akan datang jika kita memiliki harta.
Sedangkan Gilang pun demikian. Cinta sebagai penyebab awal mula kita lahir kedunia. Cinta adalah harta yang tak ternilai. Dengan cinta hidup kita akan bahagia, karena cinta kita akan semangat berjuang untuk mendapatkan harta, mewujudkan mimpi menjadi nyata. Karena tak mendapatkan titik temu akhirnya Gilangpun memutuskan pergi ke kantor untuk bekerja dan meninggalkan bundanya yang sedang dilanda kekecewaan.
"Gilang berangkat dulu bunda, baik-baik di rumah ya bun,"
Gilang mencium punggung tangan bundanya sembari melangkah keluar rumah dan mengendarai mobil kesayangannya.
Sampai dikantor Gilang disambut oleh Resni sekertarinya. Pak Sekitar satu jam lagi ada rapat dengan beberapa klien," ujar Resni sambil menunduk hormat dan dibalas anggukan kepala oleh Gilang.
Usai memimpin rapat dengan beberapa klien dari perusahaan lain selama kurang lebih empat jam lamanya. Gilang lanjut memeriksa berkas dan membubuhkan tanda tangan disetiap berkas yang memang memerlukan tanda tangannya.
Makan siang dan istirahat Gilang sering dilakukan didalam ruangannya demi menghemat waktu karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini.
Tepat jam enam sore Gilang merapikan meja kerjanya dan beranjak pulang, sore ini rencananya Gilang ingin menemui Sekar kekasihnya. Sebelum menemui Sekar dia mampir dulu kemasjid yang terletak tidak jauh dari rumah Sekar untuk menunaikan shalat dan istirahat sejenak sembari menunggu azan magrib.
Saat bersantai diteras masjid dia melihat ayah Sekar tergopoh-gopoh menuju kemasjid dengan mengenakan peci berwarna hitam, baju koko berwarna putih yang terlihat menguning karena terlalu sering dipakai dan dicuci. Gilang segera menyongsong kedatangan pak Hadi ayah Sekar.
"Assalamu allaikum pak, bagaimana kabar bapak hari ini," sapa Gilang sambil mencium punggung tangan pak Hadi.
"Wa allaikum sallam, kabar baik nak Gilang, nak Gilang mau Shalat, sepertinya baru pulang kerja?"
Dengan penuh rasa canggung, pak Hadi pun menjawab pertanyaan Gilang bahwa Sekar ada dirumah sedang masak. kemudian mereka bersama-sama memasuki masjid untuk menunaikan ibadah shalat maggrib.
Selesai shalat magrib Gilang bergegas berjalan menuju mobilnya yang ada diarea parkir halaman masjid. Tidak lupa sebelum dia pergi terlebih dahulu dia menemui pak Hadi mengajaknya untuk ikut serta dengannya. Namun pak Hadi menolak karena takut menjadi gunjingan para tetangga.
Sebagai seorang duda beranak satu yang ditinggal istrinya pergi entah kemana, pak Hadi kerap dijadikan sorotan dan bahan gosip oleh para ibu-ibu rumah tangga disekitarnya. Untunglah hubungan Gilang dan Sekar tidak diketahui para tetangga, mereka tahunya Sekar dan Gilang hanya berteman biasa. Seandainya para biang gosip itu tahu ada hubungan antara Sekar dan Gilang, entah apa komentar mereka.
Terkadang pak Hadi sedih jika mengingat nasib Sekar, dia ditinggalkan oleh ibunya sejak masih kecil. Sesungguhnya pak Hadi telah mencari Asih istrinya yang pergi meninggalkannya entah kemana dan tanpa sebab apapun.
Dulu pak Hadi mencari Asih kesana kemari, bahkan semua tetangga sudah di tanyai, tak seorang pun ada yang tahu kemana perginya Asih. Pak Hadi sudah lapor polisi namun tak jua membuahkan hasil. Akhirnya diapun menyerah memilih pasrah pada takdirnya, merawat putrinya seorang diri tanpa didampingi oleh seorang istri. Beberapa temannya menyarankan agar dia menkah lagi.
Jujur dia sangat trauma dengan pernikahan, apa yang sudah diperbuat oleh Asih istrinya sungguh menorehkan luka yang teramat dalam. Luka yang terus menganga dan tak tahu kapan akan sembuh. Sekar adalah salah satu alasan kenapa pak Hadi tetap kuat menjalani hidup.
"Bapak sudah pulang, kenapa pulang dari masjid kok malah melamun disini. Bapak menangis?"
Sekar memang sangat peduli pada bapaknya. Mungkin karena bapaknya orang tua tunggal baginya, hanya kepada bapaknyalah Sekar berkeluh kesah tentang permasalahan cintanya pada Gilang yang tak mendapat restu dari sang bunda. Namun dengan penuh cinta dan kasih, pak Hadi terus membesarkan hati sekar agar menjadi pribadi yang kuat akan segala tempaan hidup. Mampu menerima takdir dengan ikhlas penuh rasa syukur. Karena diluar sana masih banyak anak yang nasibnya kurang beruntung.
"Tidak apa-apa, itu lihat ada nak Gilang datang, sekarang kamu sambut sana.
Pak Hadi sangat bersyukur karena diwaktu yang bersamaaan Gilang datang sehingga dia tidah perlu menjawab pertanyaan Sekar yang membuatnya pusing. Sekar kemudian berlari menyambut kedatangan Gilang kekasihnya.
"Apa kabar kak, bunda sehat," tanya Sekar sembari menyalami Gilang.
Dengan wajah yang begitu sedih, Gilang pun menggandeng tangan Sekar mengajaknya duduk diteras rumah pak Hadi. Dia menceritakan tentang perdebatannya dengan bunda tersayangnya yang tak juga mendapatkan titik terang untuk memperoleh restu sang bunda.
"Sudah kak, tidak usah memaksakan diri untuk meminta restu bunda. Sebagai anak kakak harus patuh pada bunda. Aku sadar diri kok siapa aku, aku bukanlah wanita yang pantas untuk menjadi pendamping hidup kakak, aku ikhlas seandainya kakak memutuskan hubungan ini demi baktimu pada bunda.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
R.F
semangat kk
mampir blj y
2023-06-20
0
ZaeV92
Done ya Kak
2023-06-10
1
Syavininaz
wah cerita bagus kepo kelanjutan nya nanti baca lagi deh
2023-05-30
1