Cintaku Yang Tak Di Restui

Cintaku Yang Tak Di Restui

Bab. 1. Penolakan Bunda

Gilang adalah seorang Ceo muda dari sebuah perusahaan ternama dikotanya, putra semata wayang bunda Reni, sedangkan ayahnya meninggal saat dia masih anak-anak. Reni Baskara Grup adalah sebuah perusahaan turun temurun yang dirintis oleh pak Baskara yang merupakan mendiang kakek Gilang.

Kini Gilang yang memegang pucuk pimpinan tertinggi diperusahaan tersebut. Dalam perjalanannya Gilang jatuh cinta pada Sekar. Seorang gadis cantik dari keluarga broken home, putri seorang penjual sayur di sebuah pasar tradisional.

Hingga akhirnya mereka sepakat untuk menjalin hubungan yang serius dan berencana ingin meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.

Namun cinta mereka tak mendapat restu dari sang bunda karena latar belakang Sekar yang berasal dari keluarga broken home dan srata sosial yang dianggap rendah oleh bunda Reni.

"Sudahlah Gilang jangan paksa Bunda untuk merestui hubunganmu dengan gadis itu. Sampai kapan pun restu bunda tak akan pernah ada untuk kalian," ucap Reni bundanya Gilang.

Mendengar ucapan bundanya yang biasa dipanggil bunda Reni. Gilangpun berusaha menjelaskan bahwa Gilang hanya mencintai Sekar, seluruh ruang dihatinya telah diisi oleh Sekar. Hanya Sekarlah wanita yang ingin dia nikahi, bukan wanita yang lain.

Bunda Reni pun memaparkan isi hatinya kalau seharus Gilang berfikir realistis. Karena hidup bukan sekedar untuk memikirkan cinta. Tapi harus memikirkan kelangsungan masa depannya dan perusahaan yang merupakan tempat bergantungnya ribuan karyawannya. Dan akan diwariskan kepada anak dan keturunan mereka.

Gilang hanya diam mendengar penuturan bundanya. Diapun berusaha mengingatkan bundanya jika harta kita merupakan ujian. Ujian tentang bagaimana kita menggunakan harta yang kita miliki, ujian agar kita tidak sombong dan memandang rendah orang lain.

Perdebatan antara Gilang dan Bunda Reni seperti tak ada ujung dan pangkalnya. Bunda Reni kekeh dengan pemikirannya yang lebih mengutamakan harta daripada cinta. Karena hidup perlu harta, cinta akan datang jika kita memiliki harta.

Sedangkan Gilang pun demikian. Cinta sebagai penyebab awal mula kita lahir kedunia. Cinta adalah harta yang tak ternilai. Dengan cinta hidup kita akan bahagia, karena cinta kita akan semangat berjuang untuk mendapatkan harta, mewujudkan mimpi menjadi nyata. Karena tak mendapatkan titik temu akhirnya Gilangpun memutuskan pergi ke kantor untuk bekerja dan meninggalkan bundanya yang sedang dilanda kekecewaan.

"Gilang berangkat dulu bunda, baik-baik di rumah ya bun,"

Gilang mencium punggung tangan bundanya sembari melangkah keluar rumah dan mengendarai mobil kesayangannya.

Sampai dikantor Gilang disambut oleh Resni sekertarinya. Pak Sekitar satu jam lagi ada rapat dengan beberapa klien," ujar Resni sambil menunduk hormat dan dibalas anggukan kepala oleh Gilang.

Usai memimpin rapat dengan beberapa klien dari perusahaan lain selama kurang lebih empat jam lamanya. Gilang lanjut memeriksa berkas dan membubuhkan tanda tangan disetiap berkas yang memang memerlukan tanda tangannya.

Makan siang dan istirahat Gilang sering dilakukan didalam ruangannya demi menghemat waktu karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini.

Tepat jam enam sore Gilang merapikan meja kerjanya dan beranjak pulang, sore ini rencananya Gilang ingin menemui Sekar kekasihnya. Sebelum menemui Sekar dia mampir dulu kemasjid yang terletak tidak jauh dari rumah Sekar untuk menunaikan shalat dan istirahat sejenak sembari menunggu azan magrib.

Saat bersantai diteras masjid dia melihat ayah Sekar tergopoh-gopoh menuju kemasjid dengan mengenakan peci berwarna hitam, baju koko berwarna putih yang terlihat menguning karena terlalu sering dipakai dan dicuci. Gilang segera menyongsong kedatangan pak Hadi ayah Sekar.

"Assalamu allaikum pak, bagaimana kabar bapak hari ini," sapa Gilang sambil mencium punggung tangan pak Hadi.

"Wa allaikum sallam, kabar baik nak Gilang, nak Gilang mau Shalat, sepertinya baru pulang kerja?"

Dengan penuh rasa canggung, pak Hadi pun menjawab pertanyaan Gilang bahwa Sekar ada dirumah sedang masak. kemudian mereka bersama-sama memasuki masjid untuk menunaikan ibadah shalat maggrib.

Selesai shalat magrib Gilang bergegas berjalan menuju mobilnya yang ada diarea parkir halaman masjid. Tidak lupa sebelum dia pergi terlebih dahulu dia menemui pak Hadi mengajaknya untuk ikut serta dengannya. Namun pak Hadi menolak karena takut menjadi gunjingan para tetangga.

Sebagai seorang duda beranak satu yang ditinggal istrinya pergi entah kemana, pak Hadi kerap dijadikan sorotan dan bahan gosip oleh para ibu-ibu rumah tangga disekitarnya. Untunglah hubungan Gilang dan Sekar tidak diketahui para tetangga, mereka tahunya Sekar dan Gilang hanya berteman biasa. Seandainya para biang gosip itu tahu ada hubungan antara Sekar dan Gilang, entah apa komentar mereka.

Terkadang pak Hadi sedih jika mengingat nasib Sekar, dia ditinggalkan oleh ibunya sejak masih kecil. Sesungguhnya pak Hadi telah mencari Asih istrinya yang pergi meninggalkannya entah kemana dan tanpa sebab apapun.

Dulu pak Hadi mencari Asih kesana kemari, bahkan semua tetangga sudah di tanyai, tak seorang pun ada yang tahu kemana perginya Asih. Pak Hadi sudah lapor polisi namun tak jua membuahkan hasil. Akhirnya diapun menyerah memilih pasrah pada takdirnya, merawat putrinya seorang diri tanpa didampingi oleh seorang istri. Beberapa temannya menyarankan agar dia menkah lagi.

Jujur dia sangat trauma dengan pernikahan, apa yang sudah diperbuat oleh Asih istrinya sungguh menorehkan luka yang teramat dalam. Luka yang terus menganga dan tak tahu kapan akan sembuh. Sekar adalah salah satu alasan kenapa pak Hadi tetap kuat menjalani hidup.

"Bapak sudah pulang, kenapa pulang dari masjid kok malah melamun disini. Bapak menangis?"

Sekar memang sangat peduli pada bapaknya. Mungkin karena bapaknya orang tua tunggal baginya, hanya kepada bapaknyalah Sekar berkeluh kesah tentang permasalahan cintanya pada Gilang yang tak mendapat restu dari sang bunda. Namun dengan penuh cinta dan kasih, pak Hadi terus membesarkan hati sekar agar menjadi pribadi yang kuat akan segala tempaan hidup. Mampu menerima takdir dengan ikhlas penuh rasa syukur. Karena diluar sana masih banyak anak yang nasibnya kurang beruntung.

"Tidak apa-apa, itu lihat ada nak Gilang datang, sekarang kamu sambut sana.

Pak Hadi sangat bersyukur karena diwaktu yang bersamaaan Gilang datang sehingga dia tidah perlu menjawab pertanyaan Sekar yang membuatnya pusing. Sekar kemudian berlari menyambut kedatangan Gilang kekasihnya.

"Apa kabar kak, bunda sehat," tanya Sekar sembari menyalami Gilang.

Dengan wajah yang begitu sedih, Gilang pun menggandeng tangan Sekar mengajaknya duduk diteras rumah pak Hadi. Dia menceritakan tentang perdebatannya dengan bunda tersayangnya yang tak juga mendapatkan titik terang untuk memperoleh restu sang bunda.

"Sudah kak, tidak usah memaksakan diri untuk meminta restu bunda. Sebagai anak kakak harus patuh pada bunda. Aku sadar diri kok siapa aku, aku bukanlah wanita yang pantas untuk menjadi pendamping hidup kakak, aku ikhlas seandainya kakak memutuskan hubungan ini demi baktimu pada bunda.

********

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

semangat kk
mampir blj y

2023-06-20

0

ZaeV92

ZaeV92

Done ya Kak

2023-06-10

1

Syavininaz

Syavininaz

wah cerita bagus kepo kelanjutan nya nanti baca lagi deh

2023-05-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Penolakan Bunda
2 Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3 Bab. 3. Kepergian Sekar
4 Bab. 4. Ketahuan
5 Bab. 5. Maafkan Bunda
6 Bab. 6. Cincin Kawin
7 Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8 Bab. 8. Bingung
9 Bab. 9. Jejak Sekar
10 Bab. 10. Sedih
11 Bab. 11. Titik terang
12 Bab. 12. Berpetualang
13 Bab. 13. Pencarian
14 Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15 Bab. 15. Berkenalan
16 Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17 Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18 Bab. 18. Penyesalan
19 Bab. 19. Menyusul
20 Bab. 20. Bertemu
21 Bab. 21. Kita Menikah
22 Bab. 22. penasaran
23 Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24 Bab. 24. menikah
25 Bab. 25. Pasangan Halal.
26 Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27 Bab. 27. Rencana
28 Bab. 28. Berkunjung
29 Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30 Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31 Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32 Bab. 32. Rencana
33 Bab. 33. Rindu
34 Bab. 34. Menahan Diri
35 Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36 Bab. 36. Perasaan Sekar
37 Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38 Bab.38. Berdamai dengan Hati
39 Bab. 39. Bertemu Mantu
40 Bab. 40. Menikmati Suasana
41 Bab. 41. Seserahan
42 Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43 Bab. 43. Terpuruk
44 Bab. 44. Suasana Baru
45 Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46 Bab. 46. Keinginan Sarah
47 Bab. 47. Memikirkan
48 Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49 Bab. 49. Keputusan
50 Bab. 50. langkah Sitah
51 Bab. 51. Rencana Pernikahan
52 Bab. 52. Perdebatan
53 Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54 Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55 Bab. 55. Lelaki Pingsan
56 Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57 Bab. 57. Bahagia
58 Bab. 58. Pindah Kekota
59 Bab. 59. Vidio mengejutkan
60 Bab. 60. Mulai Terkuak
61 Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62 Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63 Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64 Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65 Bab. 65. Pertengkaran
66 Bab. 66. Pemecatan Sitah
67 Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68 Bab. 68. Penyesalan
69 Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70 Bab. 70. Diremehkan tetangga
71 Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72 Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73 Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74 Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75 Bab. 75. Dihadang Preman
76 Bab. 76. Terpuruk
77 Bab. 77. Merasa Bersalah
78 Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79 Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80 Bab. 80. Mencoba Menerima
81 Bab. 81. Titik Balik
82 Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83 Bab. 83. Galau
84 Bab. 84. Pulang
85 Bab. 85. Tak direstui
86 Bab. 86. Memohon
87 Bab. 87. Berbagai Alasan
88 Bab. 88. Perjuangan Sitah
89 Bab. 89. Bertemu Guntur
90 Bab. 90. Merencanakan
91 Bab. 91. Menguji
92 Bab. 92. Penolakan Sitah
93 Bab. 93. Pesona Guntur
94 Bab. 94. Bertemu Antinia
95 Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96 Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97 Bab. 97. Direstui
98 Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99 Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100 Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101 Bab. 101. Kalimat Cinta
102 Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103 Bab. 103. Ketemuan
104 Bab. 104. Rencana Berkunjung
105 Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106 Bab. 106. Diterima
107 Bab. 107. Rencana Pernikahan
108 Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109 Bab. 109. Terkesima
110 Bab. 110. Kesepakatan
111 Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112 Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113 Bab. 113. Lamaran
114 Bab. 114. Menuju Halal
115 Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116 Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117 Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118 Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119 Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120 Bab. 120. pernikahan Gading
121 Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122 Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Penolakan Bunda
2
Bab. 2. Bertemu Bunda Reni
3
Bab. 3. Kepergian Sekar
4
Bab. 4. Ketahuan
5
Bab. 5. Maafkan Bunda
6
Bab. 6. Cincin Kawin
7
Bab. 7. Persiapan Menuju Halal
8
Bab. 8. Bingung
9
Bab. 9. Jejak Sekar
10
Bab. 10. Sedih
11
Bab. 11. Titik terang
12
Bab. 12. Berpetualang
13
Bab. 13. Pencarian
14
Bab. 14. Pertemuan yang mendebarkan.
15
Bab. 15. Berkenalan
16
Bab. 16. Seperti Sebuah Keluarga bahagia
17
Bab. 17. Kondisi Terkini Gilang
18
Bab. 18. Penyesalan
19
Bab. 19. Menyusul
20
Bab. 20. Bertemu
21
Bab. 21. Kita Menikah
22
Bab. 22. penasaran
23
Bab. 23. Belanja Barang seserahan
24
Bab. 24. menikah
25
Bab. 25. Pasangan Halal.
26
Bab. 26. Janji Suci Sehidup Semati
27
Bab. 27. Rencana
28
Bab. 28. Berkunjung
29
Bab. 29. Fakta yang Tak terduga
30
Bab. 30. Indah Pada Waktunya
31
Bab. 31.Tak Sanggup Menunda
32
Bab. 32. Rencana
33
Bab. 33. Rindu
34
Bab. 34. Menahan Diri
35
Bab. 35. Musyawarah Kecil dan Besar
36
Bab. 36. Perasaan Sekar
37
Bab. 37. Reaksi Pak Hadi
38
Bab.38. Berdamai dengan Hati
39
Bab. 39. Bertemu Mantu
40
Bab. 40. Menikmati Suasana
41
Bab. 41. Seserahan
42
Bab. 42. Suasana Hati Bunda
43
Bab. 43. Terpuruk
44
Bab. 44. Suasana Baru
45
Bab. 45. Cintanya Dibawa Mati
46
Bab. 46. Keinginan Sarah
47
Bab. 47. Memikirkan
48
Bab. 48. Obrolan Dengan Sarah
49
Bab. 49. Keputusan
50
Bab. 50. langkah Sitah
51
Bab. 51. Rencana Pernikahan
52
Bab. 52. Perdebatan
53
Bab. 53. Menghilangnya Gilang
54
Bab. 54. Pernikahan Penuh Ketegangan
55
Bab. 55. Lelaki Pingsan
56
Bab. 56. Saat Cinta Bersemi
57
Bab. 57. Bahagia
58
Bab. 58. Pindah Kekota
59
Bab. 59. Vidio mengejutkan
60
Bab. 60. Mulai Terkuak
61
Bab. 61. Melahirkan Dimobil
62
Bab. 62. Kemarahan pak Hadi
63
Bab. 63. Meminta Tanggung Jawab
64
Bab. 64. Lahirnya Sang Pewaris
65
Bab. 65. Pertengkaran
66
Bab. 66. Pemecatan Sitah
67
Bab. 67. Pertengkaran Ibu dan Anak
68
Bab. 68. Penyesalan
69
Bab. 69. Perdebatan Suami Istri
70
Bab. 70. Diremehkan tetangga
71
Bab. 71. Kehidupan Bunda Reni
72
Bab. 72. Menjadi Sekertaris
73
Bab. 73. Masa Lalu Bu Tarni
74
Bab. 74. Ingin Menjebak Malah Terjebak
75
Bab. 75. Dihadang Preman
76
Bab. 76. Terpuruk
77
Bab. 77. Merasa Bersalah
78
Bab. 78. Kemarahan Pak Soko
79
Bab. 79. Permintaan Bu Tarni
80
Bab. 80. Mencoba Menerima
81
Bab. 81. Titik Balik
82
Bab. 82. Saling Jatuh Cinta
83
Bab. 83. Galau
84
Bab. 84. Pulang
85
Bab. 85. Tak direstui
86
Bab. 86. Memohon
87
Bab. 87. Berbagai Alasan
88
Bab. 88. Perjuangan Sitah
89
Bab. 89. Bertemu Guntur
90
Bab. 90. Merencanakan
91
Bab. 91. Menguji
92
Bab. 92. Penolakan Sitah
93
Bab. 93. Pesona Guntur
94
Bab. 94. Bertemu Antinia
95
Bab. 95. Debar-Debar Cinta
96
Bab. 96. Sitah Telah Teruji.
97
Bab. 97. Direstui
98
Bab. 98. Perselisihan Sitah dan Ibunya
99
Bab. 99. Ingin Dinikahkan Warga.
100
Bab. 100. PDKT Penuh Drama
101
Bab. 101. Kalimat Cinta
102
Bab. 102. Reaksi Pak Hadi
103
Bab. 103. Ketemuan
104
Bab. 104. Rencana Berkunjung
105
Bab. 105. Bertemu Calon Mertua
106
Bab. 106. Diterima
107
Bab. 107. Rencana Pernikahan
108
Bab. 108. Bukan Cowo Murahan
109
Bab. 109. Terkesima
110
Bab. 110. Kesepakatan
111
Bab. 111. Berkunjung Kerumah Besan
112
Bab. 112. Rahasia Yang Terbongkar
113
Bab. 113. Lamaran
114
Bab. 114. Menuju Halal
115
Bab. 115. Pasanganmu Pilihanmu
116
Bab. 116. Menikmati Prosesnya
117
Bab. 117. Bercinta Diatas Awan
118
Bab. 118. Kedatangan Keluarga Antoni
119
Bab. 119. Bisik-Bisik Tetangga
120
Bab. 120. pernikahan Gading
121
Bab. 121. Hari Yang Ditunggu-tunggu
122
Bab. 122. Mencintaimu Apa Adanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!