"assalamualaikum"
"waalaikumussalam" jawab kedua orang tua Kaffa
"Ayah.. Ibu kenalin ini Alya temen kuliah Kaffa"
"Halo om.. Tante.. aku Alya" dengan gugupnya Alya memperkenalkan diri
Pertemuan itu membawa kebahagiaan baru untuk Alya. Semua sikap yang ada pada Alya mampu mencuri perhatian orang tua Kaffa. Orang tua Kaffa sudah Alya anggap seperti orang tuanya sendiri. Mereka adalah orang tua kedua untuk Alya.
*Suatu hari dikelas
"Assalamualaikum Malika"
Malika hanya terdiam tanpa menjawab salam Alya
"Lohh kok salamnya nggak dijawab, kamu kenapa ?" tanya Alya dengan khawatir
"Nggak papa Al, aku cuma bingung lagi cari kosan. karena aku mau pindah. Kosan lamaku terlalu jauh, aku sudah mulai capek kalau harus kejar-kejaran dengan waktu"
"Wahh ngekos sama aku aja, kosan ku kan dekat Mal.. paling cuma 5 menit dari sini kalo lari hehehe" Hibur Alya
"Aku kan cuma berdua Fara.. kalo ditambah kamu pasti makin rame dan makin asik"
Tampak setelahnya Alya yang menemui Kaffa di perpustakaan. Alya mencoba menyapa Kaffa yang sedang termenung.
"kamu kenapa Kaf ? kok lemes"
"Aku lagi mikirin orang tuaku. Akhir-akhir ini ayah sepi job. Sementara ibu terus ngeluh karena merasa kekurangan. Aku cuma bisa bantu dengan gaji ku yang nggak seberapa. Tapi kalo aku berikan semuanya ke ibu, aku kuliahnya gimana ? ongkos bus ? hehh" ucap Kaffa dengan lemas
"Kamu udah makan ?"
Kaffa hanya menggeleng
"kita ke kantin yuk"
"nggak usah Al, aku nggak ada uang.. nggak papa aku sudah biasa nahan lapar"
Mendengar jawaban Kaffa, Alya terdiam sejenak
"Nggak usah pikirkan itu Kaf.. ayo aku yang bayar"
Mulai saat itu Alya dan Kaffa semakin lebih dekat. Alya bahkan memberikan semua tabungannya kepada Kaffa untuk dibelikan motor agar memudahkan Kaffa saat ingin berangkat kuliah. Meskipun hanya bisa membeli motor bekas, tapi setiap ke kantin, perpus, toko buku, bahkan pasar, Kaffa selalu mengantar Alya.
Setiap hari tanpa absen Alya selalu memasakkan makanan untuk Kaffa sarapan. Makan siang pun Kaffa sering ke kosan Alya atau makan bersama di kantin. Mall, bioskop, tempat wisata, seluruh tempat yang Alya mau Kaffa siap mengantarnya.
Meskipun Alya hanyalah anak petani, tapi hasil panen kebun dan padi orangtuanya yang melimpah mampu membiayai perkuliahan Alya. Alya selalu membantu Kaffa dalam perekonomian nya. Makannya, tugasnya, pakaiannya bahkan semua biaya hidup Kaffa sehari-hari Alya yang bayar. Semua itu Alya lakukan karena Kaffa selalu ada untuknya saat Ia butuh bantuan. Alya selalu merasa berhutang budi kepada Kaffa.
Alya tidak mau Kaffa merasa kesusahan, karena setiap kesusahan yang Alya rasakan Kaffa mampu membantunya. Meskipun mereka hanya berteman, tapi kedekatan mereka tak jarang membuat orang lain menganggap bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
*sebuah kejadian tak terduga di kantin
setelah selesai makan dan ingin membayar tiba-tiba.......
"Yahh mana dompetku" geradak geruduk Alya memeriksa seluruh bagian tasnya
"Gawat Kaf dompetku ketinggalan"
"Yahh Alya gimana dong, aku nggak ada uang"
Alya melihat disekeliling nya.
"Ryan ? iya benar itu Ryan" ucap Alya dalam hati sambil menghampiri teman sekelasnya
"Ryan"
"ehh Alya.. ada apa ?"
"Ryan maaf, bisa kamu tolong aku. Aku lupa bawa dompetku, ada makanan yang harus aku bayar. Aku janji besok uangmu akan langsung aku kembalikan"
"Lah itu pacarmu ?" gerak telunjuk Ryan kearah Kaffa
"kami cuma berteman Ryan"
"aduhhh udah deh Alya, cowok yang kayak gitu mah mending dibuang aja, masa iya cewek yang bayar sih, yang kayak gitu dipelihara" gerutu Ryan sambil meminjamkan uang kepada Alya
"Ya Allah malunya aku, untungnya ada Ryan, tapi perkataan Ryan benar-benar menembus jantungku. Hmm Ryan kan tidak tau keadaan Kaffa yang sebenarnya" suara hati Alya
Loyalitas Alya terhadap Kaffa membuatnya sadar, bahwa uang bulanannya membengkak. Alya bahkan harus terus menerus meminta uang kepada orang tuanya dengan alasan keperluan kuliah.
******
LIBUR SEMESTER TIBA
Alya membagi waktu liburnya. Seminggu pulang ke desa untuk melepas rindu dengan orang tua. Seminggu nya lagi Alya habiskan untuk tinggal bersama keluarga Kaffa.
Ibu Alya heran kenapa waktu libur anaknya begitu singkat. Namun Alya berdalih bahwa ada kegiatan kuliah yang harus Ia selesaikan.
Kembalinya ke kota, Alya membawakan begitu banyak oleh-oleh untuk keluarga Kaffa. Mulai dari hasil kebun sampai cemilan cemilan desa. Kaffa senang melihat kedekatan Alya dengan keluarganya. Perasaan yang awalnya hanya teman perlahan berubah menjadi cinta.
Aktivitas sehari-hari Kaffa terlihat jelas saat Alya tinggal disana. Meskipun Kaffa tinggal dimasjid, namun kegiatan Kaffa selalu Alya pandangi dari kejauhan. Kekaguman Alya kepada Kaffa semakin menjadi.
Benih cinta keduanya mulai tumbuh bersemi
.
.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments