"Halo Assalamualaikum Bu.."
"Waalaikumussalam warahmatullah wabarokatuh.. Alyaaaaa... Piye nduk ? Opo wes teko ?"
(Gimana nak ? apa sudah sampai ?)
"Wesss Bu.. jam sewelas Alya tekan kosan"
(Sudah Bu.. jam sebelas Alya sampai kosan)
"Alhamdulillah ya Gusti... sing apik yo nduk neng kono"
(Alhamdulillah Ya Allah.. baik-baik ya nak disana)
"enggeh Bu.. wes yo Bu, Alya arep reresik sek, sisuk wes ospek.. iki reresik durung rampung Bu ruwet kabeh"
(iya Bu.. sudah dulu ya Bu, Alya mau bersih-bersih dulu, besok Alya sudah harus ospek.. ini bersih-bersih nya belum selesai Bu masih berantakan semua)
"enggeh nduk.. tetep kontak karo ibu, Ojo lali, wassalamualaikum"
(iya nak.. hubungi ibu terus ya, jangan lupa.. Wassalamualaikum)
"enggeh Bu.. waalaikumussalam"
(iya Bu.. waalaikumussalam)
Tut.. Tut.. Tut.. suara panggilan telepon berakhir
Tanpa istirahat Alya justru langsung merapikan barang-barang nya, menyiapkan pakaian dan perlengkapan untuk ospek besok.
"Hmm.. tinggal sendirian kayaknya nggak enak ya, sepi.. nggak ada temen ngobrol, apa aku cari aja temen untuk ngekos bareng, siapa tau ada yang mau, kan lumayan biayanya bisa dibagi, beban ibu bapak juga jadi terbagi" gumam Alya sambil rebahan karena kelelahan
*****
KEESOKAN HARINYA..
"Allahuakbar.. Allahuakbar.."
Azan subuh berkumandang, menandakan waktu sholat telah tiba. Alya terbangun dari tidurnya dan segera bergegas mandi lalu sholat. Alya tak lupa untuk sarapan di pagi itu setelah seluruh tenaganya habis untuk bersih-bersih kosan kemarin. Sebungkus roti dan sekotak susu sisa dari perjalanan kemarin membantu Alya mengganjal perutnya.
****
Setibanya dikampus...
"Subhanallah ramai sekaliii.. gimana aku bisa melihat namaku" gerutu Alya memandangi keramaian didepan papan pengumuman
*duukkkkk..
"Aawww.." rintih Alya kesakitan
"Astaghfirullah maaf-maaf aku tidak sengaja" ucap seorang pria sambil bergegas pergi
Setelah berjuang keras ditengah keramaian akhirnya Alya mengetahui bahwa Ia berada di kelompok 18. Tanpa berfikir panjang Alya langsung memenuhi instruksi dari pemimpin ospek untuk bergabung bersama kelompoknya.
"Halo adik-adik.. apa semuanya sudah berkumpul" tanya salah satu kakak pendamping kepada kelompok 18
"Sudah kak" jawab kelompok 18 secara serentak
"Baiklah, sebelum memulai kegiatan, baiknya kita saling berkenalan dulu.. kalian tentu berasal dari jurusan bahkan fakultas yang berbeda"
Satu persatu mahasiswa baru memperkenalkan dirinya.. tiba-tiba......
"Assalamualaikum semuanya.. perkenalan nama saya Muhammad Kaffa Adzikra, teman-teman semua bisa panggil saya dengan panggilan Kaffa. Saya dari Prodi Komisi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah. Terimakasih"
"Ehh itukan laki-laki yang menabrakku tadi, ternyata dia satu kelompok denganku" batin Alya bergumam
Tiba saatnya giliran Alya..
"Assalamualaikum teman-teman semua. Perkenalkan saya Alya Mukhbita dari Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan"
"lohh perempuan itu.." ucap Kaffa dalam hati sambil mengingat kejadian itu
Karena kontribusi Kaffa yang sangat aktif dalam kelompok dan juga kecakapan nya dalam berbicara, Kaffa dipilih menjadi ketua kelompok oleh kakak pendamping dan mendapatkan tugas membuat papan kelompok untuk ospek hari kedua besok.
.
"Teman-teman semua.. kita akan kumpul lagi setelah Sholat Dzuhur ya, dimohonkan ketersediaan nya untuk kelompok kita dalam ospek ini. Terimakasih" ucap Kaffa kepada seluruh anggota kelompoknya
1 jam kemudian
"Kalo aku pribadi punya rencana, gimana kalo kita buat seperti ............................. berarti kita harus mempersiapkan ..................... nanti bentuk akhirnya .................. nah untuk mewujudkan itu aku butuh kerjasama kalian semua" tegas Kaffa menjelaskan semuanya
"MaaShaaAllah sekali laki-laki ini, sangat baik dalam memimpin, ehhh astaghfirullah.. astaghfirullah syaitan" Kegaduhan batin Alya karena kekagumannya kepada Kaffa
"Maaf.. siapa tadi namamu ?"
" Hallooo.." tanya Kaffa kepada Alya yang sedang bengong
"Ohh iyaa.. Alya, panggil aku Alya" jawab Alya dengan gugup
"Ok Alya, kamu tolong bantu aku gunting semua kerangka ini ya"
"Baik"
Melihat Alya yang begitu rajin dan telaten setelah mendapat perintah darinya, Kaffa pun sedikit terkagum pada gadis polos yang sederhana itu.
"Alya, apa ada kendala ?" tanya Kaffa basa-basi
"Ohh nggak ada"
"Kalo tidak salah tadi kamu dari Prodi Pendidikan Fisika kan ya ? kok bisa kepikiran mengambil fisika ?" tanya Kaffa sambil memperhatikan penampilan Alya yang sebenarnya menurut nya tidak cocok untuk berada di prodi fisika
"Hhmm.. iya itu keinginan orangtuaku. Aku hanya menjalankannya. Sebenarnya kalo disuruh milih, aku lebih baik memilih bahasa Arab atau pendidikan agama Islam aja"
"Iya menurutku juga gitu. Melihat mu seperti nya kamu lulusan pondok pesantren"
Alya mengangguk kecil..
"Kalo aku memilih jurusan sesuai background ku, aku hanya akan terus berada di zona nyamanku. Di desa ku sudah banyak yang seperti itu, makanya aku memilih yang belum ada supaya kontribusi ku ke pendidikan di desa nanti lebih besar, jadi orang tuaku menyarankan itu walau kupikir sebelumnya aku tak yakin mampu"
Kaffa tertegun mendengar jawaban Alya yang begitu serius namun tulus. Tujuannya mulia tapi Ia butuh penyemangat untuk melewati semuanya.
Pada hari pertama ospek itu Alya mendapatkan begitu banyak teman. Sikapnya yang humble dan ceria membuat semua orang senang berteman dengannya. Alya juga tidak pernah hitung-hitungan ketika mendapatkan tugas meskipun temannya yang lain hanya bersantai ria.
Karena ospek itu juga Alya mendapatkan 1 teman kosan baru. Faradina Amalia, Fara panggilannya. Gadis hitam manis dari prodi biologi. Kebetulan Fara memang sedang mencari kosan karena untuk sementara ini Ia masih tinggal di rumah kakaknya. Karena lokasinya yang jauh dan Fara tidak mau merepotkan kakaknya terus, Ia memutuskan untuk ngekos bersama Alya.
Kegiatan ospek itu berlangsung selama 1 minggu. Kaffa dan Alya yang semakin akrab melanjutkan pertemanan meskipun mereka berbeda prodi. Alya yang terlalu lama hidup di pesantren seperti berada di dunia lain ketika masuk ke jenjang perkuliahan ini.
Hidupnya berbeda karena kehadiran Kaffa. Alya yang sebelumnya tidak mempunyai teman laki-laki, kini ada Kaffa. Laki-laki pertama kali yang Ia temui dan laki-laki yang pertama kali juga mengajak nya bicara. kecakapan Kaffa dalam berbicara dan ilmu agama yang Kaffa punya mampu mengimbangi obrolan mereka dan menimbulkan kenyamanan di hati Alya.
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments