Laki-laki itu sedang menatap foto gadis kecil yang terlihat begitu manis dan cantik, mengenakan gaun ulang tahun dengan headband berwarna senada dengan baju. Rambutnya panjang bergelombang, ia tersenyum dan memperlihatkan gigi kelincinya. Aletha Maudy Wijaya, gadis kecil itu Aletha yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke sepuluh.
Sorot matanya hangat, ada lengkungan tipis dibibirnya. Dia mengenang delapan tahun yang lalu ketika mereka sangat dekat, bukan seperti sekarang yang seperti hubungan yang renggang. Elang lebih sering marah-marah dan mengancam, sedangkan Aletha menjadi salah satu gadis yang menghindarinya.
"Hai sayang?" sapaan menggelikan itu membuat Elang tersadar dari lamunannya, wanita itu selalu mengganggunya apalagi panggilan yang sangat tidak ia sukai. Jika Aletha yang memanggilnya seperti itu dia pasti akan sangat bahagia mendengarnya setiap waktu, tetapi lain halnya dengan wanita yang sedang berjalan mendekati Elang dengan berlenggak-lenggok.
"Kamu. Ada apa kamu kemari?" Wanita tersebut sama sekali tidak mendengarkan perkataan Elang, ia justru langsung duduk dipangkuan laki-laki itu. Kedua mata Elang melotot dan dengan tenaga yang kuat dia mendorong wanita itu sampai terjatuh, pantatnya mencium lantai dengan sempurna. Wanita itu mengaduh dan meminta tolong pada Elang, namun justru senyuman sinis yang terbit dari bibir itu.
“Jangan sembarangan kamu! Sadarlah apa posisi kamu!”
"Sayang! Ada apa denganmu?"
"Tunangan kamu adalah Gean bukan saya, jadi berhentilah datang ke kantor saya!" Wanita itu model terkenal yang beberapa waktu lalu baru saja menjadi cover majalah terkenal, Carolina Herena. Yang merupakan tunangan saudara kembar Elang, Geandra.
"Tapi dulu aku maunya dijodohin sama kamu, tapi kamu malah menghilang gitu aja! Jadi saudara kembar kamu yang menggantikan!” Katanya menye-menye , yang terdengar menjijikkan untuk telinga Elang. Carol kembali mendekatinya setelah berhasil berdiri, pakaiannya bisa dikatakan sangat seksi. Mini dress berwarna hitam yang hanya sejengkal diatas pahanya, menampilkan kaki jenjang yang terlihat sangat terawat.
“Elang, aku sangat merindukanmu”
Carol memeluk Elang dari belakang dengan erat, Laki-laki itu menghela napas dengan kasar karena percuma mengusir wanita tersebut dengan suara.
Elang mengambil ponsel hitamnya dari saku jas, mengetik sesuatu tanpa disadari oleh wanita tersebut.
Gean
Gean, cewek lo disini cepatan ambil saja. Sebelum gue usir!
"Lepaskan saya dan bersikaplah terhormat dengan calon kakak iparmu, sebelum Gean datang kemari!" Mendengar nama Gean, tunangannya disebut Carol segera melepaskan lilitan tangannya dari perut Elang. Carol menggumamkan sesuatu yang lebih seperti umpatan lalu pergi dari ruangan Elang dengan menghentakkan kakinya, sepatu high heels nya berderap keras.
“Kurang ajar!”
"Ah wanita itu memang sudah gila!" Gumamnya lirih ketika Carol sudah keluar, jangan lupakan bagaimana wanita itu terlihat sangat marah karena membanting pintu kayu itu dengan amat kuat. Suara ketukan pintu membuat Elang berhenti tersenyum senang berhasil mengusir hama, menurutnya.
***
"Katanya Carol disini? dimana dia?" Benar, tadi Elang mengetikkan pesan dan dikirim kepada Gean yang sedang mengecek keuangan kantornya yang bermasalah. Laki-laki yang tidak lebih tinggi dari Elang itu memiliki warna rambut yang berbeda, hitam seperti ayahnya. Sementara Elang rambutnya terlihat cokelat gelap apalagi ketika terkena cahaya matahari, rambut mereka akan terlihat jelas berbeda. Wajah mereka kembar tetapi tidak identik, bahkan orang yang baru saja bertemu dengan mereka akan langsung mengenali jika mereka tidak sama.
"Sudah gue usir!"
"Apa? dia itu tunangan gue kenapa lo malah mengusirnya, dan menganggapnya seperti orang lain!" Gean terlihat marah, wajahnya merah padam dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu. Mungkin mencari wanita yang baru saja diusir Elang.
"Gue gak suka ular" Kata Elang setelah Gean pergi. Dia kembali melirik foto adik kesayangannya itu dan baru teringat jika sebentar lagi gadis itu pulang sekolah, dengan bergegas Elang meraih kontak mobil dan berjalan cepat keluar dari ruangannya yang megah.
***
Aletha sedang mencari berbagai buku tambahan yang bisa digunakan untuk belajar, perpustakaan sekolah terasa sepi hanya ada beberapa yang duduk membaca buku pinjaman. Atau bersembunyi disudut perpustakaan yang jarang dilewati untuk tidur, karena sebentar lagi Aletha akan ujian jadi ia harus belajar ekstra mencari tambahan materi pelajaran dari berbagai buku. Apalagi setelah lulus sekolah ia berniat mencari beasiswa kuliah disalah satu universitas yang terkenal dengan seleksi ketat, dia harus mencari lebih banyak buku untuk dibaca bahkan kalau bisa gadis itu berniat menghafalnya.
“Susah sekali mencari buku disini”
Sudah ada lima buku tebal yang dia dapatkan yang dua akan dibawa pulang , dan yang lainnya akan ia baca sambil menunggu jam pulang sekolah berbunyi. Jam kosong ini tidak bisa Aletha sia-siakan dengan bergurau atau asyik bergosip dikelas, lebih baik dia mengumpulkan buku untuk dibaca.
"Lo masih cari buku apalagi Al?" Merasa diajak berbicara gadis itu menoleh, Arka berdiri dibelakangnya. Tangannya mengambil buku yang dipegang Aletha, gadis itu dengan senang hati menyerahkan buku-buku tebal yang baginya terasa berat sekali.
"Entahlah, yang penting menarik dibaca. Kamu sendiri ada apa kemari? "
"Nyariin lo lah, emangnya buat apa gue pergi ke perpustakaan" Kata Arka yang mendapatkan cubitan kecil di pinggangnya, membuat laki-laki itu mengaduh keras. Aletha mengisyaratkan dengan jarinya agar Arka diam dan jangan mengeluarkan suara terlalu keras, pengawas perpustakaan pasti akan marah.
“Arka, aku meminta maaf tentang kemarin. Kakakku memang keterlaluan”
“Sudahlah lupakan saja, lagi pula gue baik-baik saja.”
“Sekali lagi aku meminta maaf” Mereka mengatakannya dengan lirih, bahkan nyaris berbisik. Menyadari beberapa pasang mata yang mulai melirik mereka.
Setelah hampir satu jam mereka berdua menyusuri setiap sudut rak buku perpustakaan, akhirnya Aletha berhenti mencari buku lagi rasanya lima buku tadi cukup. Mereka duduk disalah satu meja yang kosong, Aletha mengambil buku tentang anatomi tubuh. Sebenarnya buku yang ia ambil bukan untuk ujian, tetapi lebih ke materi tes masuk kuliah. Arka yang ikut duduk disampingnya hanya membolak-balik buku tanpa minat, gadis itu menggeleng heran dengan Arka yang katanya tidak pernah membaca buku. Pantas saja nilainya yang terbaik hanya bahasa asing, karena bahasa yang sudah sehari-hari ia gunakan. Apalagi ayahnya merupakan warga negara asing, tanpa perlu belajar lagi dia pasti sudah bisa membaca dan mengerjakannya.
"Kamu tidak mencoba membaca buku yang ku ambil? Ada sastra juga yang isinya memuat puisi. Kamu kan suka bernyanyi" Arka meraih buku yang ditunjuk Aletha, dan membuka lembar demi lembar. Tetapi baru saja lima menit Arka sudah menutup buku itu lagi, meletakkan ditumpukkan lainnya.
"Gue pusing lihat tulisan sebanyak itu. Apalagi kecil-kecil sekali”.
"Sudahlah terserah kamu, lagi pula kamu kan memang jarang masuk kelas. Membawa buku pelajaran pun tidak pernah. Memang kamu mau melanjutkan kuliah dimana?" Kata Aletha yang juga menutup bukunya, lebih tertarik dengan obrolan bersama Arka.
"Belum ada rencana kemana, yang penting lulus dulu"
“Ck. Kamu ini! Bagaimana masa depanmu nanti?”.
***
(Setelah Revisi)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
NagHazHaqhy
𝓶𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓷𝔂𝓲𝓶𝓪𝓴, 𝓷𝓲𝓱 🧐
2021-08-07
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
masih tunangan adja kelakuan kayak gtu,,,dach buang adja ke sampah 😁😁😁
2021-01-22
3
Ira Agustina
bau" sister complex nih
2020-12-13
2