Alex terkejut dengan perkataan dari calon pengawasnya itu, "Eh? Bukankah tadi dia menyebutkan pakar dari para pakar? Sepertinya, di kehidupan yang sebelumnya dia hanya menyebut pakar itu satu kali saja? Apa aku yang salah ingat!?" bingung Alex, dia menyudahi pikiran anehnya itu.
"Sudahlah! Hanya sebatas kalimat yang berbeda sedikit saja!" gumamnya berlanjut di dalam hati.
"Uhm! Baiklah, aku akan berusaha menjadi yang terbaik!" seru Alex, calon pengawasnya itu sedikit tersenyum dengan jawaban dari Alex.
Mereka sampailah di sebuah bandara, dengan memasuki bandara tanpa adanya pemeriksaan maupun check-in, hanya sekedar melewat mereka bebas.
Melewati sebuah pintu bandara, berjalanlah mereka bersama-sama di tengah bandara itu, mendekat ke sebuah garasi berukuran sedang. Yang dimaksud garasi ini adalah garasi pesawat.
Setelah terlihat sebuah jet pribadi, si pengawas langsung saja menaikinya tanpa keraguan sedikitpun.
"Ayo!" serunya kepada semuanya.
Semua berpakaian hitam hanya diam kecuali si calon pengawas tersebut yang bersikap normal adanya.
Alex mengetahui dengan jelas apa penyebab dari lainnya yang seperti tidak memiliki kepribadian dan hanya mendengarkan perintah dari si calon pengawasnya itu.
Jet siap lepas landas, setelah dikeluarkannya jet itu dari garasi. Calon pengawasnya itu menyerahkan kemudinya kepada seorang berpakaian hitam lainnya.
Jet pun melaju cepat dan sangat cepat hingga pada saat terbang dia dengan cepat menghilang dari pandangan di bandara itu.
Lama berlalu, akhirnya jet sudah sampai di salah satu bandara. Tidak ada siapapun disana, hanya ada petugas yang menjaga keamanan bandara. Tidak ada seorang pun yang menjadi calon penumpang.
Setelah mendarat, mereka berjalan sedangkan Alex mengekor di belakang mereka.
Banyak sekali orang berpakaian hitam, ada juga banyak yang berseragam tentara dengan senjata api yang di gendongnya.
Meskipun salah satunya menyambut kedatangan mereka, tetapi tidak ada satu pun patah kata yang terucap dari mulut siapapun.
Alex dan yang lainnya menaiki helikopter yang memang sedari tadi sudah dipersiapkan disana. Dengan baling-baling yang dari lambat menjadi cepat, helikopter pun lepas landas dan mulai terbang.
Alex belum mengetahui dimana keberadaannya, dia tidak bertanya kepada si calon pengawas itu karena mungkin saja dia akan diberikan alamat palsu oleh si calon pengawas tersebut.
Tibalah mereka di salah satu gedung yang besar, sebuah lembaga yang berada di tengah sebuah hutan.
Dengan helikopter yang mendarat tepat di atas salah satu gedung, mereka semua pun akhirnya turun dari helikopter.
"Selamat datang! Kamu adalah seorang pemuda yang nakal! Tapi, Kami disini akan mengubah itu semua!" seru seorang wanita kepada Alex.
"Uhm, mengubah?" tanya Alex, meskipun dia sudah mengetahui apa arti dari kata 'mengubah' itu dalam pikirnya.
"Yap! Karena Kamu memiliki satu keterampilan yang hebat! Kami akan membuat keterampilanmu ini menjadi lebih ditingkatkan lagi, Kami akan membuatmu menjadi salah satu pakar di lembaga ini!" seru wanita tersebut.
"Maaf! Dia akan menjadi pakar dari pakar!" timpal si calon pengawas kepada si wanita tersebut.
"Oh begitu? Itu artinya kemampuanmu sudah sangat luar biasa di usiamu yang masih muda ya?" ujar wanita tersebut.
"Baiklah, mungkin karena perjalanan yang cukup jauh, Kamu perlu berisitirahat! Jadi, aku hanya sebentar untuk menyambutmu dan semoga Kamu menjadi yang terbaik disini!" seru wanita itu dan mempersilahkan Alex dan yang lainnya untuk segera turun kebawah, masuk ke dalam gedung tersebut.
Alex dibawa oleh pengawasnya itu seorang diri. Menuju ke gedung lain dengan melewati koridor. Meskipun mereka bertemu dengan seorang yang berpakaian hitam, mereka tidak saling menyapa.
Si pengawas bersikap acuh tak acuh sedangkan orang berpakaian hitam lainnya seperti tidak memiliki sebuah kepribadian.
Sampailah mereka di salah satu ruangan, Alex kembali terkejut karena ruangan tempat dia sekarang berbeda dengan saat di kehidupan dirinya yang sebelumnya.
"Kenapa? Bukankah ini berbeda?" batin Alex, saat masuk ke dalam ruangan pengawas tersebut langsung mengunci pintu tersebut menggunakan sidik jarinya.
Alex mengistirahatkan tubuhnya di atas sebuah ranjang yang besar. Berbeda dari kehidupan sebelumnya, dia ditempatkan di dalam sebuah kamar dan harus berbagi ruangan dengan seorang yang lainnya.
Kali ini, Alex hanya seorang diri di kamar yang cukup luas itu. Alex mempelajari sudut demi sudut ruangan miliknya ini.
Tidak ada yang istimewa sama sekali di dalam ruangan tersebut hanya saja, ketika Alex melihat sebuah kejanggalan di dinding toilet, dia membukanya dengan paksa.
Dinding toilet itu menjadi rusak, terletak di sudut ruangan tersebut, di belakang closet lebih tepatnya.
Alex menemukan sebuah catatan disana, karena penasaran Alex membawanya ke kasurnya dan mulai membacanya.
Alex tahu, internet disana pasti tidak bisa diakses karena ada sebuah sistem untuk menghilangkan jaringan atau sinyal, bisa dibilang seperti itu.
Bukan buku novel, itu adalah sebuah cerita dari seseorang yang pernah juga berada di dalam sana.
Tertulis di dalam buku catatan itu.
'Namaku adalah Michael, aku adalah seseorang yang mengikuti program pelatihan yang berada di lembaga ini. Ada sebuah misteri yang aku tidak mengerti, banyak sekali orang di lembaga ini yang setiap kali aku ajak bicara, mereka mengabaikan diriku, bukankah mereka terlalu sombong? Tapi, setelah aku nekat mencari tahu kebenarannya, ternyata—'
Catatan tersebut hanya terdapat sebanyak itu, tulisan itu tidak ada kelanjutannya meskipun Alex sudah melihat setiap halaman kosong selanjutnya.
"Mungkin dia sudah tertangkap?" pikir Alex, dia mengembalikan buku tersebut ke tempatnya semula, memperbaiki kerusakan-kerusakan dinding yang telah dia buat, hanya sedikit menutupinya karena memang seperti itu sebelumnya.
Alex langsung saja tidur karena hari sudah larut, dia sudah lelah atas keberangkatannya untuk menuju ke tempat ini.
Di pagi harinya, rasa kantuk masih saja membuat Alex menjadi malas, "Kenapa Aku kembali ke tempat ini? Seharusnya, aku tidak perlu kembali ke tempat ini bukan?" pikir Alex, dia merasakan penyesalan karena dia sama sekali tidak mengubah takdirnya.
Pintu kamarnya terbuka, "Segera bersiap! Satu jam lagi akan ada pelatihan untuk kalian! Pakai seragammu di lemari itu!" seru pengawas tersebut, pintu tidak dikunci lagi sedangkan si pengawas pergi terlebih dahulu.
Alex membuka lemari yang tadi ditunjukkan oleh si pengawas itu, setelah itu ada sepasang seragam lengkap hingga sampai ke sepatunya bahkan jam tangan.
Alex langsung dengan segera memakai seragam yang serba berwarna putih itu, "Tapi, desain seragam ini aku memang menyukainya, ku akui! Desainer seragam ini memang pantas bisa membuat alasan untuk aku kembali kesini! Haha!" seru Alex di dalam hatinya.
Alex pun membuka pintu, dia segera pergi dan berkumpul seperti peserta lainnya itu.
Jangan Lupa, Like komen dan Favoritnya! Jika berkenan, bisa memberikan rate bintang 5 nya dan juga hadiah untukku 😁
Terimakasih sudah membacanya👌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Lyandra Wheeler
konflik ✨😇
2023-01-16
0
Bintang
.
2023-01-12
0
Fex Si Pemalas~
Agak kesel sama wanitanya, sok asik njirr
2023-01-11
1