Bian Dan Yuna Kembali

"Sudah aku katakan, Jangan mengikutiku!" kata Yuna lagi sepanjang perkampungan penduduk menuju tempat perkemahan mereka.

"Mbak, bagaimana aku tidak mengikutimu. Mbak itu istri aku. Jadi, wajar dong aku mengikutimu."

"Jangan pernah katakan di depan orang bahwa aku istrimu. Kamu mau mempermalukan aku? kamu juga mau semua teman-teman kamu tahu dan mentertawakanmu, iya?" Yuna semakin dirundung kecemasan.

Yuna sangat paham akan situasi. Terutama pada Bian yang masih pelajar kelas tiga SMA. Jika ketahuan Bian sudah menikah, entah apa yang akan terjadi?

Yuna Benar-benar menyesalkan pertemuannya dengan Bian. Sangat berbeda dengan Bian yang terlihat tenang entah apa yang ada dalam pikirannya?

Yuna berhenti dan berbalik badan. Belum sempat berbicara, Pak kumis yang memergoki sebelumnya menyapa mereka dengan motor bututnya.

"Bu Yuna, Apa bu Yuna butuh tumpangan?" sapa Pak Kumis yang sudah tahu jika Yuna adalah seorang guru.

Yuna menoleh dan mengedarkan pandangannya ke arah Pak Kumis. Yuna masih sangat kesal dengan orang tersebut. Karena Pak kumis, Yuna harus menikah dengan Bian. Pernikahan itu harusnya menjadi sejarah terindah dalam hidup Yuna. Namun, berbeda dengan Yuna, Justru pernikahan itu adalah mala petaka baginya. Entah seperti bagaimana Yuna menyikapi pernikahannya.

"Bu Yuna, aku menawarkan tumpangan. Biar anak muda ini tidak menganggumu." Entah apa masud ucapan dari Pak Kumis.

"Apa? Bukankah bapak yang menganggu saya? Bahkan bapaklah yang sekarang sudah mengacaukan semua impianku!" Imbuh Yuna dengan judas.

Istri Pak kumis yang kebetulan tiba-tiba datang melihat suaminya menyapa Yuna.

"Hei, kamu ya... sudah nikah dengan pria muda masih saja ... merayu tua bangka ini. Apa Nona tidak malu?" kata Ibu Bertahan yang salah paham.

"Bu, maaf, ya. Saya tidak sedang merayu suami Ibu. Justru saya sedang kecewa dengan suami Ibu. karena suami Ibu, saya dinikahkan dengan pria ini," kata Yuna dengan masih nada sopan.

"Makanya, jangan...."

Ucapan Ibu Berta, istri Pak kumis terhenti dengan suara Bian.

"Cukup. Ayo kita pergi dari sini, Mbak." Bian menarik tangan Yuna cukup kuat.

Ibu Berta terus berteriak. Bahkan terus memaki Yuna. Namun, Yuna tidak lagi menimpali karena rasa sakit pada pergelangan tangannya yang di tarik paksa oleh Bian.

"Berhenti!" Yuna menghentikan langkah Bian.

Bian menoleh dan menghentikan langkahnya. Dalam sekejap, Yuna pun maju dan memberikan satu pelajaran pada Bian yang sedari tadi membuat Yuna begitu marah dan kesal.

"Mba, ini sakit! Kalau tidak hidup lagi bagaimana? Mba harus tangung jawab kalau pusaka saya tidak berguna lagi," ucap Bian meringis memegangi pusakanya.

Yuna tersenyum sinis menatap Bian. "Kamu pikir aku tidak sakit?"

"Aku lebih sakit, Mbak. Baru kali ini aku bertemu dengan wanita seperti Mbak. Untung aku bukan siswa Mbak." Bian membayangkan Yuna mengajar dengan wajah garangnya.

"Apa yang kamu sedang tertawakan, ha?! Mau aku ...."Yuna mulai mengepalkan tangannya. terlihat gigi-gigi Yuna begitu greget.

"Mbak, Lihat di belakang. Itu apa? kecoak." bisik Bian dan melarikan diri.

"Bian ...!" Teriak Yuna dan mengejar Bian.

***

Di tempat perkemahan. Baik dari sekolah SMA BAKTI mau pun dari sekolah SMA TARUNA, semua guru sedang memperbincangkan Yuna dan Bian.

Alea yang merupakan kekasih Bian sangat khawatir, begitu juga dengan Pak Rangga yang satu tempat mengajar dengan Yuna lebih sangat mencemaskan keselamatan Yuna dan sebagai orang yang diam-diam mencintai Yuna berharap Yuna akan cepat ditemukan.

"Pak Rangga, semalam Pak Rangga dan lainnya sudah mencari ibu Yuna. Baiknya Pak Rangga istirahat dulu. Sebentar kita akan lanjutkan pencarian," kata Ibu Dewi dan guru lainnya.

Begitu pak Rangga akan meninggalkan tempatnya terdengar suara riuh tidak jauh dari perkemahan mereka.

Para siswa dan dari guru SMA Taruna bersorak dengan kehadiran Bian tiba-tiba dan di mana terlihat Yuna menyusul dari belakang Bian. Terlihat mereka cukup bingung juga penasaran dengan sosok Yuna.

"Bian!" Alea berteriak girang melihat kehadiran Bian dengan seorang wanita dibelakang Bian.

Alea berlari dan hendak memeluk Bian. Namun, hal itu terhenti karena Alea melihat siapa wanita di belakang Bian.

"Dia siapa, Bian?" tanya Alea menunjuk Yuna. Bahkan Alea menatap penampilan Yuna. "Apa dia kakak kamu?"

"Ibu Yuna!" teriak seluruh siswa Yuna. Seluruh siswa Yuna berlari menghampiri Yuna.

"Oh, jadi dia guru SMA sebelah?" senyum Alea.

Yuna bisa melihat bagaimana Alea bergelut manja di lengan Bian. Namun, hal itu Yuna tidak peduli. Pak Rangga datang dan menghampiri mereka.

"Alhamdulillah. Maafkan kami, Bu Yuna. Semalaman kami mencari Bu Yuna dan kami tidak menemukan jejak Bu Yuna."

"Maafkan juga aku, Pak. Karena aku, kalian khawatir. Aku benar-benar minta maaf pada kalian."

"Lantas, bagaimana bisa ibu menghilang semalam. Apa yang terjadi?"tanya Pak Rangga penuh kecemasan.

Bian bisa melihat raut wajah cemas Pak Rangga.

"Bian, Apa yang terjadi? Bagaimana Bu guru Yuna bersamamu." tanya Pak wawan sebagai salah satu guru pendamping dari sekolah Bian. Yang kebetulan, Pak wawan dan pak Rangga ternyata saling mengenal.

"Akan aku jelaskan. Agar ini tidak salah paham." timpal Yuna menatap Bian. Seakan Yuna mengirim sinyal pada Bian agar tutup mulut.

Yuna pun menceritakan hingga dirinya bertemu dengan Bian. Namun, Yuna tidak mengatakan saat mereka dipergoki dan pada akhirnya mereka di nikahkan secara paksa.

"Seperti itu kejadiannya. Kami tidak sengaja bertemu. untungnya ada warga yang menemukan kami."

Bian tersenyum dalam hati. Ternyata Bu Yuna pintar juga mengarang sebagian cerita dari fakta yang ada.

Begitu Yuna akan kembali bergabung dengan siswanya, Bian memanggilnya. Alea pun melepaskan Bian.

"Bu Yuna, Tunggu!" Bian menghampiri Yuna dan Pak Rangga serta lainnya meninggalkan Yuna dan Bian.

Yuna Menoleh dan berbisik. "Apa lagi?!

"Mbak, aku akan menunggumu di parkiran."

"Tidak, kau pulang saja sendiri!"

"Mana bisa, aku tidak melihat rumahmu."

"Lihatlah mereka. Mereka melihat kita dan mereka bisa curiga. bisa tidak, sih, kamu berpura-pura tidak mengenal saya," Yuna melihat sekitar. "Saya tunggu di sekolah." Yuna berlalu.

Dari jarak cukup jauh pak Rangga penasaran hubungan Yuna dan Bian.

Sementara Bian sendiri kembali bergabung dengan Dion di mana Alea sedari tadi menatap dirinya.

"Bian?" panggil Alea."Memangnya kamu ada hubungan keluarga dengan Bu Yuna?Apa dia sepupu kamu?"

"Menurutmu?" Bian meninggalkan Alea. Bian masih menyimpan rasa curiga pada Alea.

"Hei, Bro. Kamu bikin panik saja. Tidak di sekolah kamu bikin gempar. Eh, di tempat perkemahan pun bikin gempar juga. Dari mana, sih? kok bisa sampai hilang?" tanya Dion masih penasaran.

"Apa kamu tidak dengar penjelasan Mba... maksud saya Bu Yuna?"

"Tunggu. Kamu mengenal Bu Yuna?" tanya Dion.

"Kenal-lah. Memang kenapa? Masalah."

"Kok nada bicara kamu Judas begitu? Kita, kan hanya tanya, Bro." tawa Dion ke arah Bian.

"Bu Yuna itu, Terkenal guru sangat disiplin." ujar Dion lagi.

"Darimana kamu tahu?" tanya Bian penasaran.

"Dari teman pacar aku. Kan aku pacaran anak SMA sebelah. Kenapa?"

"Tidak. Biasa saja." kata Bian terlihat berfikir.

"Lantas, balapan sebentar malam bagaimana?" Tanya Dion lagi.

"Sayang, aku akan menemanimu sebentar malam." ujar Alea.

Namun, Pandangan Bian tertuju pada Yuna yang jarak Yuna sedikit jauh dari tempat Bian berdiri. Terlihat Yuna sedang berbincang dengan guru-guru teman sejawatnya dan pak Rangga berdiri tepat di samping Yuna yang terus menatapnya.

Dion mengikuti arah pandangan Bian. "Bro, ditanya. kok malah matanya ke sana?"

"Aku belum bisa pastikan ikut balapan atau tidak. Nantilah aku hubungi. Sore ini aku pindah dari kos kamu. Aku akan tinggal di rumah keluargaku."

"Sayang, kamu akan tinggal di mana? Apa kamu sudah kembali pada keluargamu?" tanya Alea.

"Bukan." jawab Bian.

"Lalu?" tanya Alea lagi.

"Sudahlah, Alea. Aku lelah. Aku mau istirahat."

Di tempat Lain. Yuna pun istirahat sejenak dan merebahkan tubuhnya di dalam perkemahan.

"Bu Yuna, terlihat Bu Yuna sedang tidak baik saja. Ada apa?" tanya Bu Dewi.

"Aku tidak mengapa. Aku hanya lelah saja, Bu," jawab Yuna.

"Baiklah. Istirahatlah sejenak. Sedikit lagi kita akan membagikan rapor." Bu Dewi meninggalkan Yuna dan membiarkannya istirahat.

"Maaf, ya. karena aku, acara ini tertunda hingga hari ini." ujar Yuna sebelum Bu Dewi benar-benar keluar dari perkemahan.

Begitu Yuna akan merebahkan tubuhnya, Yuna kembali kembali terusik dengan suara riuh anak-anak di luar perkemahan. Begitu Yuna keluar, Yuna begitu terkejut.

Terpopuler

Comments

nuraeinieni

nuraeinieni

wah bian bikin heboh lagi

2022-12-29

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

pasti ulah Bian🤔

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 PERMINTAAN IBU
2 Terjebak
3 Nikah Paksa
4 Bian Dan Yuna Kembali
5 Pembagian Rapor
6 Memahami
7 Meminta Izin
8 Menyaksikan
9 Kabar Bian
10 Tangis Yuna
11 Tidur Bersama
12 Fakta Bian
13 Kejujuran Bian penolakan Yuna
14 Perasaan
15 Pertemuan Ibu Lusia dan Ibu Sukma
16 Terciduk
17 Kiss
18 BIANGKARA vs BIANSYAH
19 Posesif
20 Terulang Lagi
21 Pengakuan Yuna
22 Bertamu
23 Pertemuan Keluarga
24 Cemburu
25 Permintaan
26 Sejarah
27 Mengukir Cinta
28 Kejutan
29 Penasaran
30 Bian VS Tuan Hermawan
31 Penjelasan Bian
32 Cemburu Buta
33 Libur Sekolah Berakhir
34 Tuduhan Alea
35 Minta Penjelasan
36 Bian vs Alea
37 Penjelasan dan Penyesalan
38 Cerita Rian dan Yuna
39 Yuna vs Alea
40 Penjelasan Rio Tentang Bian
41 Hukuman
42 Balapan lagi
43 Menyusul Yuna
44 Menginterogasi Bian
45 Tamu Tak Terduga
46 Pindah Rumah
47 Kembali Menyaksikan.
48 Cemburu Lagi
49 Gara-Gara Parfum
50 Takut
51 Menyesal lah Dia
52 Merasa di Kerjain.
53 Saling Bucin
54 Kabar Bahagia
55 Kabar Bahagia
56 Kabar Dari Dokter
57 Mengejutkan
58 Penyesalan
59 Bian Kembali Frustasi
60 Mengenang
61 Minta Maaf
62 Jatuh Sakit
63 Tidak Sadar
64 Tentang Rasa
65 Tidak Terima
66 Pengakuan Rian Degan Jelas
67 Syok
68 Bersama
69 Fakta sesungguhnya Tentang Rian
70 Ikut Bahagia
71 Semua Sudah Jelas
72 Yuna Vs Maira
73 Keinginan Yuna dan Bian
74 Mengenang
75 Mencari Bian
76 Menemui Maira
77 Manja Pagi Hari
78 Peristiwa Pagi
79 Tanpa Ijin
80 Saling Merindukan
81 Cinta Indah
82 Panggilan Telepon
83 Yuna Vs Maira
84 Mengukir
85 Bahagia
86 Tantangan Bian
87 Rayuan Bian
88 Tak Mampu
89 Hari Bahagia
90 Pamit Kembali
91 Sore Yang Penuh cerita
92 Perkenalan
93 Tentang Perasaan
94 Perhatian
95 Tersentuh
96 Gelisah
97 Hukuman
98 Diskusi
99 Posesif
100 Paket Misterius
101 Pesan Lewat Surat
102 Momen Suka dan Duka
103 Terbalaskan
104 Kekhawatiran Yuna
105 Hadirnya Seseorang
106 Penjelasan Yang Menyakitkan
107 Terkuak Sebuah Fakta
108 Pasca Melahirkan
109 Tawaran Bian
110 Diskusi Nama Si kembar
111 Sebuah Kabar
112 Kata Maaf
113 Perubahan
114 Serba Salah
115 Kembali Kritis
116 Cinta Takkan Pudar
117 Ungkapan Bian
118 Drama Tuan Febriansyah
119 Khawatir Yang Berlebihan
120 Rasa Rindu Yuna
121 Melepas Rasa
122 Pamit
123 Semakin Bersemi
124 Selamanya Indah
125 Bersatu
126 Pesta
127 Cemburu lagi
128 Dingin lagi
129 Menuju Puncak
130 Menikmati Waktu Berdua
131 Kayla dan Anto
132 Kembali Pulang
133 Pikiran Bian
134 Merajut Kebahagiaan
135 Kekecewaan Bian
136 Terasa Sakit
137 Pamit Pergi
138 Kurang Peka
139 Marah Tidak Jelas
140 Ingin anak lagi
141 Merjut Kembali
142 Kurang Setuju
143 Berkunjung
144 Bian&Yuna
Episodes

Updated 144 Episodes

1
PERMINTAAN IBU
2
Terjebak
3
Nikah Paksa
4
Bian Dan Yuna Kembali
5
Pembagian Rapor
6
Memahami
7
Meminta Izin
8
Menyaksikan
9
Kabar Bian
10
Tangis Yuna
11
Tidur Bersama
12
Fakta Bian
13
Kejujuran Bian penolakan Yuna
14
Perasaan
15
Pertemuan Ibu Lusia dan Ibu Sukma
16
Terciduk
17
Kiss
18
BIANGKARA vs BIANSYAH
19
Posesif
20
Terulang Lagi
21
Pengakuan Yuna
22
Bertamu
23
Pertemuan Keluarga
24
Cemburu
25
Permintaan
26
Sejarah
27
Mengukir Cinta
28
Kejutan
29
Penasaran
30
Bian VS Tuan Hermawan
31
Penjelasan Bian
32
Cemburu Buta
33
Libur Sekolah Berakhir
34
Tuduhan Alea
35
Minta Penjelasan
36
Bian vs Alea
37
Penjelasan dan Penyesalan
38
Cerita Rian dan Yuna
39
Yuna vs Alea
40
Penjelasan Rio Tentang Bian
41
Hukuman
42
Balapan lagi
43
Menyusul Yuna
44
Menginterogasi Bian
45
Tamu Tak Terduga
46
Pindah Rumah
47
Kembali Menyaksikan.
48
Cemburu Lagi
49
Gara-Gara Parfum
50
Takut
51
Menyesal lah Dia
52
Merasa di Kerjain.
53
Saling Bucin
54
Kabar Bahagia
55
Kabar Bahagia
56
Kabar Dari Dokter
57
Mengejutkan
58
Penyesalan
59
Bian Kembali Frustasi
60
Mengenang
61
Minta Maaf
62
Jatuh Sakit
63
Tidak Sadar
64
Tentang Rasa
65
Tidak Terima
66
Pengakuan Rian Degan Jelas
67
Syok
68
Bersama
69
Fakta sesungguhnya Tentang Rian
70
Ikut Bahagia
71
Semua Sudah Jelas
72
Yuna Vs Maira
73
Keinginan Yuna dan Bian
74
Mengenang
75
Mencari Bian
76
Menemui Maira
77
Manja Pagi Hari
78
Peristiwa Pagi
79
Tanpa Ijin
80
Saling Merindukan
81
Cinta Indah
82
Panggilan Telepon
83
Yuna Vs Maira
84
Mengukir
85
Bahagia
86
Tantangan Bian
87
Rayuan Bian
88
Tak Mampu
89
Hari Bahagia
90
Pamit Kembali
91
Sore Yang Penuh cerita
92
Perkenalan
93
Tentang Perasaan
94
Perhatian
95
Tersentuh
96
Gelisah
97
Hukuman
98
Diskusi
99
Posesif
100
Paket Misterius
101
Pesan Lewat Surat
102
Momen Suka dan Duka
103
Terbalaskan
104
Kekhawatiran Yuna
105
Hadirnya Seseorang
106
Penjelasan Yang Menyakitkan
107
Terkuak Sebuah Fakta
108
Pasca Melahirkan
109
Tawaran Bian
110
Diskusi Nama Si kembar
111
Sebuah Kabar
112
Kata Maaf
113
Perubahan
114
Serba Salah
115
Kembali Kritis
116
Cinta Takkan Pudar
117
Ungkapan Bian
118
Drama Tuan Febriansyah
119
Khawatir Yang Berlebihan
120
Rasa Rindu Yuna
121
Melepas Rasa
122
Pamit
123
Semakin Bersemi
124
Selamanya Indah
125
Bersatu
126
Pesta
127
Cemburu lagi
128
Dingin lagi
129
Menuju Puncak
130
Menikmati Waktu Berdua
131
Kayla dan Anto
132
Kembali Pulang
133
Pikiran Bian
134
Merajut Kebahagiaan
135
Kekecewaan Bian
136
Terasa Sakit
137
Pamit Pergi
138
Kurang Peka
139
Marah Tidak Jelas
140
Ingin anak lagi
141
Merjut Kembali
142
Kurang Setuju
143
Berkunjung
144
Bian&Yuna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!