Tuan Sagara.

"Ara, pinggang Chika encok." Keluh wanita itu sembari memegang pinggangnya yang terasa sakit.

" Ara bantuin Chika dong." Ucapnya lagi. Dia saat seperti ini mulut Chika masih aja ngoceh, padahal dia tidak sadar kalau dia sedang menindih tubuh Anara.

"Bantu-bantu matamu! Gimana cara aku bantuin kamu, kamu aja dia atas aku." Sungut Anara, rasanya seluruh tubuhnya remuk saat ini.

Bagaimana tidak, sudah jatuh, satu kakinya ketindihan motor ditambah tubuhnya ditindih Chika pula.

Nasib-nasib apa ini karmanya karena melawan ucap suami tanpa wujudnya itu.

"Kok bisa ya! Padahal Chika nggak ngerasain loh." Makin kesal Anara mendengar ocehan Chika.

" Ara, kamu baik-baik aja kan." Tanya Nat, gadis itu membantu Chika berdiri setelah itu dia di bantu supir yang mobilnya mereka tabrak, mengangkat motor Nat sehingga Anara bisa berdiri walaupun kakinya terasa sakit karena terlalu lama ditindih motor.

" Kamu baik-baik saja." Tanya Natalia lagi. Karena Anara tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Anara pun mengangguk. Tidak ingin membuat Nat khawatir apalagi sampai merepotkan wanita itu dan bersyukurnya tabrakan tadi membuat mereka jatuh kesamping, tidak sampai terpental jauh.

"Sudah, tanya-tanyanya! Sekarang siapa yang akan membayar biaya perbaikan mobil saya." Ucap seseorang dari belakang Nat, membuat kedua gadis itu langsung kompak menatap kearah datangnya suara itu.

Dan terlihat seorang pria dewasa tengah menatap tajam kepada dua gadis itu. Nat yang tahu betul pria dihadapannya meneguk ludahnya kasar.

Bagiamana tidak, pria yang baru saja bertanya itu adalah Tuan Sagara, pengusaha muda yang terkenal kejam dan tak padang bulu, mau itu laki-laki ataupun perempuan dia tidak peduli, jika mencari masalah dengannya sama saja dengan menghilang dari dunia ini.

Ya dia Evander Sagara Atmaja. Pria itu tidak pernah menggunakan nama keluarga Atmaja alasannya simpel dia tidak ingin segala usahanya di bilang instan karena nama sang kakek. Itulah mengapa Orang-orang lebih mengenalnya sebagai tuan Sagara, bukan tuan muda Atmaja.

Disaat Nat tengah ketakutan karena telah membuat masalah dengan Tuan Sagara, Anara justru menampilkan ekspresi yang berbeda.

Gadis itu sangat marah, apa pria sombong di hadapannya itu tidak dapat melihat kalau mereka terluka.

"Tuan sombong yang terhormat, saya tahu mobil anda mobil mahal tapi apa mata anda tidak bisa melihat kalau saya dengan teman saya sedang kesakitan." Ucap Anara dengan beraninya menunjuk wajah Pria itu, setelah sedikit menyeret kakinya untuk menghampiri Evan.

"Bukan urusan saya, itu kebodohan kamu dan teman kamu itu, kenapa saya harus peduli, sebaiknya kamu jauh-jauh dari saya." Ucap pria itu dengan dinginnya sembari mengusir Anara seperti hama pengganggu.

Anara yang tidak suka di perlakukan seperti itu, langsung melepaskan helm yang ia pakai dan membenturkan helm itu ke wajah Evan. Evan yang tidak sempat menghindar langsung meringis kesakitan sembari menutup wajahnya.

Sedangkan Anara berjalan kearah motor Nat yang masih di pegang supir Evan lalu pergi dari sana tanpa perduli apa yang terjadi dengan Evan.

Nat yang tidak ingin terkena masalah bergegas lari ke motornya di ikuti oleh Chika yang membonceng padanya.

Sementara Evan di tempatnya terus mengumpat gadis itu, dia tidak tahu saja gadis yang baru saja dia Katai dengan segala jenis nama hewan di kebun binatang itu adalah istrinya sendiri.

Jangan heran kenapa Evan tidak mengenali istrinya, karena pria itu sama dengan Anara tidak tahu seperti apa wajah Anara yang di tahu, dia sudah menikah dengan wanita bernama Queen Anara Ardely. Itu saja tidak lebih.

Evan juga tidak pernah ingin melihat foto Anara atau bertemu dengannya, Jika di tanya alasannya apa! Cuma Evan yang tahu.

...\=\=\=\=\=\=...

Pukulan dari Anara tadi membuat pipi Evan sedikit memar dan kepalanya terasa pusing pria itu juga masih terus mengumpat Anara dan berjanji akan membalasnya lebih dari yang dia dapat.

" Cari tahu siapa gadis itu berserta keluarga dan hancurkan mereka." Titah Evan kepada asistennya.

"Baik tuan! Kalau saya boleh tahu, siapa nama gadis itu." Tanya sang asisten gugup. Mana mungkin dia mencaritahu seseorang tanpa tahu nama orang yang di maksud bosnya.

" Mana saya tahu dan saya tidak mau dengar alasan apapun, sana pergi jangan datang jika saya tidak panggil." Usir Evan.

"Arrrhggghh, wanita si-alan." Umpatnya lagi.

Sementara itu di tempat lain, Anara sedang di pijat oleh mbok Ira, karena tubuhnya benar-benar sakit.

"Ara." Panggil Nat.

" Hm." Gadis itu hanya bergumam sembari menikmati pijatan mbok Ira dengan kedua matanya yang tertutup.

"Kamu baru saja membuat masalah, kamu tahu pria yang tadi itu siapa_"

" Bodoh amat, mau dia siapa kek aku nggak peduli." Sahut Anara memotong ucapan Natalia.

" Ara dengar dulu."

" Nggak! Udah ah aku mau tidur! jangan ganggu." Tidak butuh waktu lama, wanita itupun terlelap sementara Natalia dan Chika hanya bisa mengeleng kepala mereka, mengingat keberanian Anara tadi.

" Nat berdoa saja semoga tidak ada masalah nanti untuk Ara." Ucap Chika. Gadis lugu itu juga tahu siapa tuan Sagara, untuk itu dia menutup rapat mulutnya sejak tadi.

"Amiin." Walaupun tak yakin tapi Nat tetap mengaminkan ucapan Chika.

...\=\=\=\=\=\=...

Tepat pukul delapan malam Anara terbangun karena merasa ingin buat air, wanita itu mengerjap matanya beberapa kali sebelum membukanya dengan sempurna. Ia kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kini sudah tidak begitu Sakit seperti siang tadi.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Nat yang sedang merias wajahnya, sementara Chika terlihat sudah rapih wanita itu menunggu Nat selesai berdandan sambil bermain ponselnya.

Bukannya menjawab Anara justru balik bertanya." Kalian mau pergi kemana?"

" Aku dan chika akan ke arena balap tapi sebelum itu kita akan bertemu Indra dan Tommy di kafe." Jawab Nat sambil memoleskan lipstik berwarna merah pada bibirnya.

" Kalian tidak mengajakku." Tanya Anara, menatap tidak percaya kedua sahabatnya itu.

"Bukan tidak mengajakmu, Ara! Tapi kita tidak tega untuk membangunkan kamu." Sahut Chika sembari menyimpan ponsel yang sejak tadi ia otak-atik kedalam saku jaket kulitnya.

"Jadi kalian akan meninggalkan aku sendiri, kalau aku tidak bangun?" Kedua gadis itu kompak mengangguk.

"Kalau kamu ingin ikut, bersiap-siaplah! kita akan menunggumu." Ucap Nat.

Tanpa banyak bicara, Anara langsung turun dari ranjang kemudian masuk kedalam bathroom.

Di saat Anara sedang bersiap-siap untuk bersenang-senang dengan sahabat-sahabatnya. Di rumahnya, Bi Yati, paman Ben dan Pak Mardi begitu khawatir memikirkan kemana perginya Gadis itu.

Paman Ben ingin menghubungi Evan untuk mengabari hal ini, tapi pria paruh baya itu urungkan, karena takut akan mendapat amukan dari tuannya. Sehingga ia memutuskan untuk mencari Anara terlebih dulu, kalau tidak ketemu juga barulah ia akan memberitahu tuannya.

Terpopuler

Comments

Siti Mujimah

Siti Mujimah

bukanya pas nikah ketemu.y x gk liat muka..aneeh

2023-01-12

0

Raffa Iskandar

Raffa Iskandar

wah mantap d pertemukan dengan musibah mudah"an kedepanya ketemu lagi

2023-01-03

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

rugi kali kau evan kau mau liat wajah istrimu..klo kau liat pasti kau gk bosan krn.cantik

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!