Perang Dunia

Sepulang dari pemakaman, Nina dipulangkan ke rumah utama untuk mengambil mobilnya. Alex dan Mia langsung meneruskan perjalanan ke rumahnya sendiri dengan disopiri Pak Salim.

 

Suasana perang dingin sudah terasa sejak Nina keluar dari mobil. Suasana yang tadinya masih diisi percakapan antara Alex dan Nina kini membeku dalam sepi. Bahkan Pak Salim tidak berani memutar radio seperti biasa dia lakukan bila berkendara bersama Alex.

 

“Kemana saja kau seharian kemarin?” Serangan pertama dari Mia sudah mulai diluncurkan pada saat mereka baru melewati pintu rumah.

 

“Kenapa kau peduli?” Tanya Alex dingin.

 

“Karena kau masih suamiku!” Teriak Mia, mulai mengumbar emosinya.

 

“Aku tidak pernah mempermasalahkan kemana kau bersosialisasi, walaupun kau istriku.” Ujar Alex menyeringai. “Aku kemarin bekerja seperti biasa, istriku. Pertanyaanmu sudah terjawab?”

 

Emosi Mia kembali tersulut.

 

“Siapa perempuan yang tidur denganmu kemarin?” Teriaknya lagi.

 

“Pelampiasan hasratku.” Jawab Alex tenang, kemudian dia beranjak kekamarnya. “Aku mandi dulu.

 

Darah Mia terasa mendidih. Ditariknya lengan Alex yang hendak berjalan melewatinya.

 

“Aku belum selesai bicara!” Teriaknya marah. “Kau pengkhianat! Tega-teganya kau melakukan itu, lebih-lebih di kamar kita!”

 

Alex sedikit meringis. Kuku Mia telah menggores lengannya. Ia menoleh ke Mia dengan emosi.

 

“Tidak usah berteriak didepanku! Telingaku masih berfungsi dengan baik. Kau kira dengan berteriak didepanku, aku akan takut denganmu?” Ujarnya dingin sambil mendesak tubuh Mia.

 

Kini Mia terdesak, tubuhnya terjajar kebelakang hingga akhirnya ia terduduk ke sofa. Alex segera mengungkungnya, mengurung tubuh Mia dengan dua lengan kokohnya. Mia mengerutkan tubuhnya, ketakutan melihat mata Alex yang menyala seakan ingin menelannya.

 

“Kenapa, kau iri dengan perempuan itu? Kau juga ingin kutiduri?” Bisiknya, suaranya penuh ancaman. Mia tergidik, menatap ngeri pada mata Alex.

 

Alex kembali menegakkan dirinya ketika tidak ada jawaban dari Mia. Ia berjalan dengan santai menuju kamarnya, langsung kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Mia, ia hanya duduk di sofanya dengan tatapan mata kosong. Sesaat kemudian, air mata mulai jatuh ke pipinya.

 

Mia merasa hidupnya begitu hampa. Suami yang sedikit demi sedikit mulai dicintainya dalam diam, meniduri perempuan lain didepan matanya. Anak laki-lakinya yang sering menjadi curahan hatinya, jauh di negeri orang. Anak perempuannya sudah pergi meninggalkan dirinya selamanya. Papa dan mamanya tidak bisa berbuat banyak lagi, karena Mia sudah terikat perkawinan jadi menganggap Mia adalah tanggung jawab suaminya. Sedangkan mertuanya, dinginnya melebihi suaminya.

 

Namun, apakah masih ada harapan pada mertuanya? Apakah Mia bisa meminta pertolongan mereka dengan alasan perusahaan mereka?

 

Mia menghapus air matanya. Ia akan mencoba berbicara dengan mertuanya besok, semoga mereka dapat membantunya menyelamatkan perkawinan ini.

 

Untuk malam ini, Mia akan tidur di kamar tamu. Sementara ini ia tidak mau tidur seranjang dulu dengan Alex, dia merasa jijik melihat tubuh suaminya yang sudah dicumbu oleh perempuan lain. Dengan gontai, dilangkahkannya kakinya menuju kamar tidur tamu.

 

🌹🗡️🌹

 

Keesokan paginya, di ruang makan.

 

Mia menghampiri meja makan. Sarapan lengkap sudah terhidang di atas meja, beberapa menu favorit Alex sudah tersedia. Memang di rumah itu, kegemaran Alex-lah yang dijadikan acuan, karena Alex yang lebih sering ada dirumah itu dibandingkan Mia.

 

Mia melirik ke Alex yang sudah duduk di kursi makannya, sedang menghirup kopi sambil mempermainkan Ipad-nya. Sebuah piring bekas makan sudah ada disampingnya, pertanda Alex sudah selesai sarapan.

 

Baru saja Mia meletakkan bokongnya di kursi makan, Alex langsung membereskan Ipadnya.

“Aku sudah selesai.” Ujarnya pelan, lalu ia mulai berjalan meninggalkan meja makan untuk berangkat ke kantor. Meninggalkan Mia dalam kesendirian. 

“Al...” Panggil Mia perlahan. Alex menghentikan langkahnya dan menoleh.

 

“Apa kau… Ada waktu siang ini?” Tanya Mia lemah, lebih seperti menggumam. “Apa kita bisa… Makan siang bersama?” Sambungnya lagi, masih ragu-ragu.

 

“Aku sibuk, ada meeting. Hubungi Will atau Nina kalau mau mau bertemu aku di kantor.” Alex menjawab dengan cepat dan langsung kembali berjalan meninggalkan Mia.

 

Buat janji? Untuk bertemu suamiku sendiri, aku harus buat janji?

 

Mia memikirkan lagi niatannya untuk memperbaiki hubungannya dengan Alex.

“Bi Arum!” Teriaknya dari meja makan.

Bi Arum tergopoh-gopoh menghampiri nyonyanya yang duduk mematung dimeja makan. Bi Arum sempat melirik ke meja makan, sang nyonya belum menikmati sarapan. Tidak ada piring kotor di hadapannya.

 

“Tiga hari yang lalu,” Mia mulai bertanya pada Bi Arum tanpa memandangnya, “Siapa perempuan yang Tuan bawa pulang?” Tanyanya tajam.

 

“Saya tidak tahu, Nyonya.” Ucap Bi Arum sambil menunduk.

 

Mia menggebrak meja makan, membuat Bi Arum terlonjak kaget.

 

“Tidak mungkin kau tidak tahu! Kau yang selalu ada di rumah, kan? Siapa yang tugas membuka pintu utama? Kau kan?” Tanya Mia keras, matanya melotot tajam memandang Bi Arum.

 

“Kenapa, kau disuruh Tuan? Kau takut sama dia?” Teriaknya lagi. “Ayo, bilang! Perempuan mana dia?”

 

“Saya tidak pernah melihat perempuan itu sebelumnya, Nyonya.” Jawab Bi Arum sambil menunduk. “Tuan tidak pernah membawa perempuan ke rumah ini sebelumnya, Nyonya.”

 

Mia mendengus. Ia tidak percaya dengan jawaban Bi Arum. Ia beranggapan Bi Arum telah berpihak pada Alex. Tiba-tiba terbesit sebuah fakta di kepalanya.

 

“Berarti, kau tahu mukanya tapi tidak tahu siapa dia? Jadi kalau kau lihat mukanya lagi, kau bisa mengenalinya?” Tanya Mia lagi penasaran.

 

“Mudah-mudahan, Nyonya.” Jawab Bi Arum lagi.

 

Mia mendengus lagi, lalu ia melambaikan tangannya, mengusir Bi Arum. Bi Arum memanfaatkan kesempatan, segera ia menundukkan badan dan cepat berlalu dari hadapan Mia.

 

“Duh Tuhan… Judes begitu, bagaimana Tuan mau suka…” Gumamnya sambil berjalan ke belakang rumah.

 

Setelah Bi Arum berlalu, Mia meraih ponselnya. Emosinya masih menggelegak karena tidak mendapat jawaban memuaskan dari Bi Arum.

 

Ia ingin mencoba membuat janji makan siang dengan suaminya. Terdengar memalukan, namun Mia memutuskan akan mencoba mencari tahu circle pergaulan suaminya. Ia yakin, perempuan itu berada dari circle yang sama. Namun kemudian ia termangu, bagaimana kalau perempuan itu hanya pelacur bayaran?

 

Ah, tidak ada salahnya mencoba, gumamnya. Ia menekan-nekan tombol ponselnya, namun sedetik kemudian terkejut karena ia tidak memiliki nomor posel Nina.

 

Mia mengingat-ingat lagi, siapa nama asisten laki-laki itu… Hmm, siapa ya… Will… Will Ya, namanya William.

 

Mia kembali mencari-cari nomor di ponselnya, kali ini nomor William. Ia meremas ponselnya kesal ketika ia tidak bisa menemukan nomor itu. Dengan gemas dibantingnya ponsel itu di meja makan.

 

🌹🗡️🌹

 

Di sisi lain.

 

Di rumahnya, Nina baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. Tubuhnya yang indah ditutupinya dengan bathrobe. Ia berlari-lari kecil ketika ponselnya berbunyi.

 

Diraihnya ponsel berwarna putih itu. Bukan ponsel yang biasa ia bawa kekantor, ponsel ini disimpannya secara tersembunyi di lemari pakaiannya. Sebuah ponsel yang sangat spesial, dengan nomor khusus yang hanya diketahui oleh segelintir orang.

 

Dilihatnya nama penelepon yang muncul di layarnya, ia tersenyum. Segera diangkatnya panggilan itu.

 

“Yes…” Jawabnya dengan suaranya yang begitu sexy dan berat. Sangat berbeda dengan suara Nina yang biasanya begitu feminin.

 

“……….”

 

“Ya, nanti malam. Di dermaga sepuluh.” Ujarnya sambil tersenyum.

 

“…………”

 

“Ok, can’t wait. Good luck.” Ucapnya lagi.

 

Nina menutup teleponnya. Sambil tersenyum, dibayangkannya huru hara yang akan muncul karenanya.

 

Dengan cepat dipilihnya pakaian kerja yang akan dipakainya kekantor. Dipilihnya lingerienya yang sexy dan begitu memikat. Ia akan menggoda Alex hari ini.

Episodes
1 Tertangkap Basah
2 Kehilangan Sharon
3 Karenina Crystal Clementine
4 Alexander Midas, sang CEO
5 Perang Dunia
6 Penerus Baru
7 Kegagalan Pertama
8 Cerita dari Rumah Sakit Jiwa
9 Blackie
10 Lahirkan Penerusku!
11 Mencari Peluang Baru, Memanfaatkan Mia
12 Mengingat Masa Lalu
13 Tertangkap Basah Lagi
14 Kejutan Untuk Mia
15 Usaha Menyingkirkan Mia
16 Tuan Stephen Turun Tangan, Perkenalan Dengan Nina
17 Goliath
18 Kegagalan Goliath
19 Meneguhkan Hati
20 William Sang Pengkhianat
21 RIP William
22 Cuma Nina yang Setia
23 Kehamilan Nina
24 Goyahnya Midas Corp.
25 Terkuaknya Rahasia Nina
26 Alex Mengetahuinya
27 Kedatangan Daffin
28 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
29 Entah Terbuat Dari Apa Hatimu...
30 Menyusun Strategi
31 Ternyata Dia Tidak (Terlalu) Bodoh!
32 Kau Memang Bodoh!
33 Kita menikah?
34 Mengadukannya ke Alex
35 Mampersiapkan Pernikahan Alex
36 Pengkhianatan yang Terbongkar
37 Cinta itu Buta, Namun Dapat Melihat di Kegelapan
38 Hari Pertama Sebagai Suami Istri
39 Akankah Kau Mencintaiku?
40 Ciuman Yudas
41 Berusaha Mengambil Hatinya
42 Mulai Bekerjasama
43 Ngidam
44 Kembalinya Aldo
45 Perempuan Misterius
46 Bertemu Alex
47 Kehadiran Aldo
48 Mengunjungi Musuh
49 Berperang Melawan Midas
50 Masalah Baru
51 I Love You
52 Menyerah
53 Menyingkirkan Daniel
54 Darren Thomas Midas
55 Berdamai dengan Keadaan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Tertangkap Basah
2
Kehilangan Sharon
3
Karenina Crystal Clementine
4
Alexander Midas, sang CEO
5
Perang Dunia
6
Penerus Baru
7
Kegagalan Pertama
8
Cerita dari Rumah Sakit Jiwa
9
Blackie
10
Lahirkan Penerusku!
11
Mencari Peluang Baru, Memanfaatkan Mia
12
Mengingat Masa Lalu
13
Tertangkap Basah Lagi
14
Kejutan Untuk Mia
15
Usaha Menyingkirkan Mia
16
Tuan Stephen Turun Tangan, Perkenalan Dengan Nina
17
Goliath
18
Kegagalan Goliath
19
Meneguhkan Hati
20
William Sang Pengkhianat
21
RIP William
22
Cuma Nina yang Setia
23
Kehamilan Nina
24
Goyahnya Midas Corp.
25
Terkuaknya Rahasia Nina
26
Alex Mengetahuinya
27
Kedatangan Daffin
28
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
29
Entah Terbuat Dari Apa Hatimu...
30
Menyusun Strategi
31
Ternyata Dia Tidak (Terlalu) Bodoh!
32
Kau Memang Bodoh!
33
Kita menikah?
34
Mengadukannya ke Alex
35
Mampersiapkan Pernikahan Alex
36
Pengkhianatan yang Terbongkar
37
Cinta itu Buta, Namun Dapat Melihat di Kegelapan
38
Hari Pertama Sebagai Suami Istri
39
Akankah Kau Mencintaiku?
40
Ciuman Yudas
41
Berusaha Mengambil Hatinya
42
Mulai Bekerjasama
43
Ngidam
44
Kembalinya Aldo
45
Perempuan Misterius
46
Bertemu Alex
47
Kehadiran Aldo
48
Mengunjungi Musuh
49
Berperang Melawan Midas
50
Masalah Baru
51
I Love You
52
Menyerah
53
Menyingkirkan Daniel
54
Darren Thomas Midas
55
Berdamai dengan Keadaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!