Karenina Crystal Clementine

“Halo, selamat pagi.”

 

“Selamat pagi.”

 

“Selamat pagi!”

 

Ucapan salam itu meluncur dari bibir mungil Nina, seorang sekretaris yang bekerja di Midas Group. Dengan wajah cantiknya, postur tubuh yang langsing sempurnya, rambut panjang ikal dan gaya berpakaiannya yang modis namun tidak banyak mengumbar auratnya, ia benar-benar sebuah pemandangan indah di gedung itu. Ditambah lagi dengan sifat ramah, murah senyum dan kepeduliannya kepada orang lain, banyak staff maupun petinggi perusahaan yang ingin dekat dengannya, tidak peduli wanita atau pria.

 

Karenina Crystal Clementine, lebih akrab dipanggil Nina, adalah Sekretaris Pribadi CEO Midas Group, Alexander Midas. Karena posisi ini, orang-orang yang tadinya ingin mendekati Nina, kini berpikir dua kali. Alasannya, karena Alex sangat posesif dengan apa yang ia rasa sebagai miliknya, termasuk staff-staff kesayangannya pun tidak boleh terlalu akrab dengan orang lain selain dengan Alex sendiri. Ini berlaku untuk Nina dan William.

 

Nina menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Dengan cepat ia memperbaiki make upnya dan membersihkan meja kerjanya sekilas. Ia baru akan mulai bekerja ketika Rina, Manager HR, masuk ke ruangannya.

 

“Nin, kamu ga ke rumah Bos Besar?” Tanya Rina setelah masuk ke ruangan Nina tanpa permisi. Bos Besar adalah panggilan para karyawan untuk Pak Stephen, Komisaris mereka.

 

“Rumah Bos Besar? Kenapa, Bu?” Tanya Nina heran.

 

“Cucunya meninggal. Sharon.” Jawab Rina singkat.

 

“Astaga… Turut berduka cita.” Gumam Nina sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya. “Anak-anak kantor mau pergi, Bu?” Tanya Nina lagi.

 

Rina menganggukkan kepalanya. “Yang head dept saja, kantor tetap buka. Kau pergilah, mungkin Pak Alex perlu bantuanmu.” Ujar Rina lagi.

 

Nina segera mengambil tasnya dan bergerak meninggalkan ruangannya. “Makasih, Bu.” Ucapnya lagi sambil berlalu.

 

🌹🗡️🌹

 

Nina tiba di rumah utama keluarga Midas beberapa saat sebelum Mia tiba. Sesuai perintah yang diberikan oleh Alex melalui William, semua bunga duka cita yang dikirimkan oleh rekanan kerja Midas Grup langsung diarahkan ke tanah pemakaman. Nina bertugas mengatur karangan bunga yang masih ‘nyasar’ ke rumah keluarga. Karena itulah pada saat Mia tiba, ia sama sekali tidak mencurigai ada anggota keluarganya yang meninggal.

 

Nina melihat betapa histerisnya Mia. Dalam hati ia tersenyum miris, teringat betapa seringnya Sharon datang kekantor hanya untuk meminta uang pada ayahnya, Alex. Gadis itu tidak dekat dengan ibunya, bahkan sangat jarang bertemu dengan ibunya yang sibuk bersosialisasi. Gadis yang malang, gumam Nina. Nyonya Mia, saat anakmu ada, kau acuh… Saat dia pergi, baru kau menyesal, gumam Nina lagi.

 

Nina juga memandang Alex yang datang kemudian. Alex sempat meliriknya dan Nina memberinya sebuah senyuman. Alex hanya menanggapi salamnya dengan anggukan kecil sebelum ia masuk kedalam rumah.

 

Setelah selesai mengatur karangan bunga, Nina duduk beristirahat sejenak di kursi teras. Dilihatnya William berjalan meninggalkan rumah. Tak lama kemudian, ponsel Nina berbunyi. Nina bergegas menerima panggilan itu.

 

“Ya, Pak.” Jawabnya singkat. Alex memanggilnya.

 

🌹🗡️🌹

 

Pihak keluarga memutuskan untuk memakamkan Sharon hari itu juga. Dikarenakan kecelakaan yang merenggut nyawa Sharon membuat tubuhnya rusak, keluarga mengambil keputusan untuk tidak mem-formalin tubuh Sharon. Sebagai akibatnya, tubuhnya harus segera dimakamkan sebelum mengeluarkan bau tak sedap.

 

Nina ikut di mobil Alex yang disopiri Pak Salim. Mia memutuskan untuk ikut mobil orang tuanya. Ia masih marah kepada Alex, urusannya yang belum selesai dengan Alex membuat Mia tidak mau berdekatan dengan suaminya.

 

“Hari ini kantor buka?” Tanya Alex pada Nina di tengah perjalanan menuju pemakaman.

 

“Buka pak, ada asisten head dept masing-masing yang bertanggung jawab.” Jawab Nina. Alex menganggukkan kepalanya. Sesekali ia memijit keningnya yang terasa pening.

 

Nina memperhatikan atasannya. Ia meraih botol air mineral dan membukanya, lalu menyodorkannya pada Alex.

 

“Diminum dulu, Pak. Supaya pusingnya agak hilang.” Ujarnya sambil tersenyum.

Alex mengangguk kecil lalu mengambil botol yang disodorkan padanya dan meneguknya hingga hampir habis. Setelah mengembalikan botol itu pada Nina, Alex menyandarkan kepalanya pada senderan bangku dan memejamkan matanya. Ia ingin beristirahat sejenak sebelum mereka tiba di pemakaman.

 

Sharon Amanda Midas, anak perempuannya yang berusia tujuh belas tahun. Masih begitu muda namun begitu keras kepala. Sharon lebih dekat ke Alex daripada ke Mia, untuk alasan uang, tentunya. Dan karena Alex lebih mudah Sharon temui dibandingkan Mia. Bila diperhatikan, sifat-sifat Sharon sepenuhnya mengambil dari Alex. Mandiri, pemberani, keras kepala dan percaya diri.

 

Alex menjadi berpikir kembali mengenai perusahaannya. Ahli warisnya berkurang satu. Tadinya ia berpikir, akan membagi perusahaannya kepada dua anaknya. Anak laki-lakinya yang sedang kuliah di Amerika, akan menguasai sebagian besar dari perusahaannya, sisanya akan diserahkan kepada Sharon. Namun nasib berkata lain, Sharon pergi sebelum mengemban tanggung jawab yang akan diberikan Alex kepadanya.

 

Alex kembali merasa kepalanya berdenyut. Ia menoleh kepada Nina yang duduk disebelahnya, sedang membalas pesan-pesan di ponselnya. Gadis itu terlihat serius dengan ponselnya, hingga suatu kali Nina tiba-tiba menoleh dan menangkap mata Alex yang sedang memandanginya.

 

Nina tersenyum, lalu mengubah posisi duduknya menjadi membelakangi Alex, sehingga Alex bisa melihat pesan yang sedang ditulis Nina di ponselnya. Ternyata Nina sedang meng-handle pekerjaan kantor dari ponselnya, berkomunikasi dengan staff-staff dikantor. Dari komunikasi itu, Alex bisa sedikit banyak mengetahui progress pekerjaan yang sedang berlangsung di kantornya.

Alex tersenyum tipis, Nina memang bisa dia andalkan. Waktunya didedikasikannya untuk perusahaan. Terkadang Nina juga seperti Will, sangat mengenal karakter Alex sehingga bisa memberikan keputusan strategis seakan-akan itu adalah keputusan Alex, dan keputusan itu sangat sesuai dengan yang Alex inginkan.

 

Alex memperhatikan postur Nina dari belakang. Rambut panjang ikal, pinggang ramping, pinggul yang membesar membentuk lekukan indah, kaki ramping dengan kulitnya yang putih. Wanita ini milikku, gumam Alex dalam hatinya, wanita yang cantik dan cerdas.

 

Tangan Alex terulur lalu mengelus rambut Nina, beberapa kali dari ujung kepalanya hingga ujung rambutnya yang ada di punggungnya. Nina yang sudah terbiasa mendapat beberapa sentuhan dari atasannya, hanya diam saja. Setelah memberikan beberapa elusan, Alex kembali menyandarkan kepalanya dan tertidur hingga mereka tiba di pemakaman.

 

🌹🗡️🌹

 

Prosesi pemakaman sudah selesai. Mia terlihat lemah, bersandar pada tubuh mamanya. Ia lelah menangis, suaranya habis karena menjerit dan meraung memanggil-manggil nama Sharon. Sanak keluarga yang hadir hanya dapat memeluknya sekilas sambil mengucapkan kata-kata penghiburan, suatu hal yang pengaruhnya sangat kecil bagi Mia.

 

Mia berharap saat ini putranya dapat hadir untuk memeluknya. Namun karena jenazah Sharon yang tidak bisa menunggu lama untuk dimakamkan, maka putra tertuanya itu tidak dapat hadir. Sedangkan Alex, Mia tidak ingin disentuh lagi oleh Alex si pengkhianat. Baginya, Alex sudah kotor karena sudah bersentuhan dengan perempuan lain.

 

Tuan Stephen dan Nyonya Briggite sudah duduk didalam mobilnya. Karena usia, mereka tidak bisa terlalu lama berdiri. Wajah mereka pun datar, tidak ada kesedihan yang berlebihan tampak di wajah mereka.

 

Saat ini para pelayat sudah mulai mengarah untuk pulang. Seperti pada saat keberangkatan tadi, untuk kepulangan rombongan keluarga, Mia tetap belum mau duduk berdampingan dengan Alex. Namun karena diperhatikan oleh orang tua Alex dan orang tua Mia, akhirnya Mia bersedia semobil dengan Alex namun ia duduk disamping Pak Salim. Dikursi penumpang belakang, Alex duduk berdampingan dengan Nina.

 

Mia kembali teringat pengkhianatan Alex. Diam-diam, dia memperhatikan Nina. Wanita yang sangat cantik, gumamnya, tapi Alex terlihat biasa saja dengannya. Apakah dia tahu siapa simpanan Alex? Apa dia bisa kutanyai mengenai rahasia Alex?

 

Didalam mobil, Mia masih tetap berpikir mengenai perlu tidaknya ia bertanya pada Nina. Sementara di kursi penumpang belakang, Alex sibuk membelai paha Nina.

Episodes
1 Tertangkap Basah
2 Kehilangan Sharon
3 Karenina Crystal Clementine
4 Alexander Midas, sang CEO
5 Perang Dunia
6 Penerus Baru
7 Kegagalan Pertama
8 Cerita dari Rumah Sakit Jiwa
9 Blackie
10 Lahirkan Penerusku!
11 Mencari Peluang Baru, Memanfaatkan Mia
12 Mengingat Masa Lalu
13 Tertangkap Basah Lagi
14 Kejutan Untuk Mia
15 Usaha Menyingkirkan Mia
16 Tuan Stephen Turun Tangan, Perkenalan Dengan Nina
17 Goliath
18 Kegagalan Goliath
19 Meneguhkan Hati
20 William Sang Pengkhianat
21 RIP William
22 Cuma Nina yang Setia
23 Kehamilan Nina
24 Goyahnya Midas Corp.
25 Terkuaknya Rahasia Nina
26 Alex Mengetahuinya
27 Kedatangan Daffin
28 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
29 Entah Terbuat Dari Apa Hatimu...
30 Menyusun Strategi
31 Ternyata Dia Tidak (Terlalu) Bodoh!
32 Kau Memang Bodoh!
33 Kita menikah?
34 Mengadukannya ke Alex
35 Mampersiapkan Pernikahan Alex
36 Pengkhianatan yang Terbongkar
37 Cinta itu Buta, Namun Dapat Melihat di Kegelapan
38 Hari Pertama Sebagai Suami Istri
39 Akankah Kau Mencintaiku?
40 Ciuman Yudas
41 Berusaha Mengambil Hatinya
42 Mulai Bekerjasama
43 Ngidam
44 Kembalinya Aldo
45 Perempuan Misterius
46 Bertemu Alex
47 Kehadiran Aldo
48 Mengunjungi Musuh
49 Berperang Melawan Midas
50 Masalah Baru
51 I Love You
52 Menyerah
53 Menyingkirkan Daniel
54 Darren Thomas Midas
55 Berdamai dengan Keadaan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Tertangkap Basah
2
Kehilangan Sharon
3
Karenina Crystal Clementine
4
Alexander Midas, sang CEO
5
Perang Dunia
6
Penerus Baru
7
Kegagalan Pertama
8
Cerita dari Rumah Sakit Jiwa
9
Blackie
10
Lahirkan Penerusku!
11
Mencari Peluang Baru, Memanfaatkan Mia
12
Mengingat Masa Lalu
13
Tertangkap Basah Lagi
14
Kejutan Untuk Mia
15
Usaha Menyingkirkan Mia
16
Tuan Stephen Turun Tangan, Perkenalan Dengan Nina
17
Goliath
18
Kegagalan Goliath
19
Meneguhkan Hati
20
William Sang Pengkhianat
21
RIP William
22
Cuma Nina yang Setia
23
Kehamilan Nina
24
Goyahnya Midas Corp.
25
Terkuaknya Rahasia Nina
26
Alex Mengetahuinya
27
Kedatangan Daffin
28
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
29
Entah Terbuat Dari Apa Hatimu...
30
Menyusun Strategi
31
Ternyata Dia Tidak (Terlalu) Bodoh!
32
Kau Memang Bodoh!
33
Kita menikah?
34
Mengadukannya ke Alex
35
Mampersiapkan Pernikahan Alex
36
Pengkhianatan yang Terbongkar
37
Cinta itu Buta, Namun Dapat Melihat di Kegelapan
38
Hari Pertama Sebagai Suami Istri
39
Akankah Kau Mencintaiku?
40
Ciuman Yudas
41
Berusaha Mengambil Hatinya
42
Mulai Bekerjasama
43
Ngidam
44
Kembalinya Aldo
45
Perempuan Misterius
46
Bertemu Alex
47
Kehadiran Aldo
48
Mengunjungi Musuh
49
Berperang Melawan Midas
50
Masalah Baru
51
I Love You
52
Menyerah
53
Menyingkirkan Daniel
54
Darren Thomas Midas
55
Berdamai dengan Keadaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!