Nina Sang Sekretaris Pengkhianat
“Ahhhhh!!!!”
Mia menjerit histeris. Ia melihat suaminya sedang bergelut didalam selimut, diatas ranjangnya. Bahu telanjangnya terlihat sedang mendekap erat tubuh putih dibawahnya. Mia segera berlari keluar dari kamarnya menuju tangga tanpa mengingat high heels yang dikenakannya. Mia berlari, tujuannya hanya ingin menjauhi kamar tidurnya dan meninggalkan suami terkutuknya.
“Miaa!!” Suara suaminya terdengar ditelinganya. Namun suara orang yang seharusnya hanya menjadi miliknya itu bukannya membuat ia menoleh, malah membuat Mia semakin kencang berlari.
Alexander Midas, suami Mia, berusaha mengejar istrinya. Ketika Mia memergokinya di ranjang sedang bergelut dengan selingkuhannya, Alex sudah berusaha memanggil Mia namun Mia tidak menghentikan larinya. Setelah berhasil melepaskan tubuh pasangannya yang sebenarnya masih membuatnya candu dan mengenakan bathrobe-nya, Alex berusaha mengejar Mia.
“Mia!! Mia, stop! Miaa!” Gelegar suara Alex.
Mia terus berlari sambil menangis terisak. Ia menutup telinganya, tidak mau mendengar suara suaminya. Suara suaminya seperti teror yang mengejar dibelakangnya.
Panik karena suara suaminya yang semakin mendekat dan matanya yang tertutup air mata, Mia tidak memperhatikan langkahnya. Klek! Mata kakinya tertekuk, Mia jatuh terguling-guling di tangga.
“Miaaaa!” Alex kalap ketika melihat Mia terbaring tak sadarkan diri di anak tangga terbawah. Dengan cepat Alex berlari mendapati Mia dan menggedongnya menuju mobilnya.
Mobil bergerak cepat meninggalkan rumah menuju ke rumah sakit.
Sementara itu, sang selingkuhan mengikuti tragedi itu hanya melalui pendengarannya sambil terduduk di ranjang Alex. Tubuhnya yang berkeringat masih setengah tertutup selimut, dia tersenyum tipis sambil memeluk lututnya.
Setelah terdengar suara mobil menggerung meninggalkan rumah, perempuan itu baru bangkit dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi dengan santai dibawah pancuran air hangat. Senyum beberapa kali menghiasi bibirnya, ia mengingat-ingat kejadian tadi yang sungguh membuatnya senang. Kenikmatan ragawi tercapai, kepuasan batin terpenuhi. Menikmati sentuhan Alex sekaligus melihat pecahnya keluarga sang pria yang baru saja menjamah tubuhnya.
Sambil bernyanyi kecil, ia mengeringkan tubuhnya dan mengenakan pakaiannya lagi. Disemprotkannya minyak wangi di beberapa spot tubuhnya. Setelah itu dihampirinya meja tempat Alex meletakkan kunci-kunci mobil mewahnya, sambil tersenyum dengan ringannya diambilnya sebuah kunci. Lalu ia keluar kamar, berjalan santai melewati tangga dan menjuju garasi. Dengan mobil Alex, ia meninggalkan rumah itu tanpa menimbulkan suara dan tanpa pamit.
🌹🗡️🌹
Alex terduduk di kursi ruang tunggu Unit Gawat Darurat di sebuah rumah sakit. Penampilannya membuat orang-orang menoleh, seorang pria tampan yang hanya menggunakan bathrobe.
Beberapa kali Alex melirik ke tirai dimana dokter sedang berusaha membuat Mia bertahan hidup. Kecurigaan sementara gegar otak ringan dan patah tulang kaki akibat terjatuh di tangga.
Yang membuat para dokter harus berjuang, adalah nafas Mia yang seringkali hilang dan detak jantungnya yang melemah.
Di kursinya, kejadian tadi terus berkelebat di pikiran Alex. Sedang asyik menikmati tubuh pasangannya, ia malah tertangkap basah oleh Mia yang Alex kira tidak akan pulang malam itu. Alex melirik ke bagian intinya, merasa kesal sendiri karena belum mencapai kepuasannya malam itu padahal pasangannya sangat cantik. Mereka biasa melakukannya di kantor atau di hotel, baru kali ini mereka melakukannya dirumah Alex.
Tidak ada penyesalan di wajah Alex. Alex lebih mengkhawatirkan nama baiknya sebagai seorang pengusaha sukses dan nama baik perusahaannya. Apa kata orang bila Alexander Midas, pemilik perusahaan properti dan mall “Midas Corp.”, istrinya koma karena menangkap basah suaminya selingkuh? Lagi-lagi Alex melirik tubuhnya. Apakah ada yang mengenalinya sekarang? Seorang konglomerat berada di rumah sakit hanya menggunakan bathrobe-nya, alangkah memalukan.
Bagaimana juga tanggapan keluarga besar mereka? Papa dan mama baik dari pihak Alex dan pihak Mia pasti akan menyalahkan Alex atas kejadian yang menimpa Mia.
Memang, Alex tidak mencintai Mia. Mereka menikah hanya untuk mengikat kerjasama yang erat antara dua perusahaan. Mia pun selama ini lebih memilih pergaulan dengan teman-teman sosialitanya daripada menemani suaminya dirumah. Putra mereka satu-satunya sudah besar dan kuliah di Amerika. Mia menganggap suaminya lebih suka sibuk dengan pekerjaannya di kantor, sedangkan untuk urusan rumah biasanya suaminya bisa mengurus dirinya sendiri. Apalagi rumah mereka dilengkapi dengan peralatan canggih dan beberapa orang pembantu.
“Tuan.” Alex menoleh mendengar suara seseorang di sebelahnya. Dilihatnya supirnya sudah berdiri di sebelahnya sambil mengulurkan sebuah tas kertas. “Titipan dari Bi Arum, Tuan.” Sambungnya lagi. Bi Arum adalah nama koordinator asisten rumah tangga di rumah Alex.
Alex segera meraih tas kertas itu dan memeriksa isinya. Perlengkapan Alex ada didalamnya, baju bersih, dompet dan handphone. Ternyata Bi Arum tadi memperhatikannya, ia hanya berlari membawa kunci mobilnya.
Alex menganggukkan kepalanya dan segera bergegas berganti pakaian.
🌹🗡️🌹
Keesokan harinya, pagi hari.
Mia tersadar di ruang rawat. Ia melihat kesekelilingnya dan menyadari alasan keberadaannya di tempat itu. Air matanya mulai menetes mengingat pengkhianatan Alex.
Siapa perempuan itu? Kemarin saat menangkap perselingkuhan Alex, Mia sudah sedemikian panik hingga tidak memperhatikan perempuan yang ada di atas ranjangnya bersama Alex. Wanita itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ales sehingga Mia tidak bisa melihatnya. Mia sangat geram, ia bertekad akan memberikan pelajaran pada perempuan itu. Berani-beraninya dia mencoba merusak rumah tangganya.
Dari siapa ia bisa mendapatkan informasi? Bi Arum dan Pak Salim? Asisten rumah tangga dan sopir itu pasti tahu sesuatu. Bi Arum selalu mengawasi keadaan rumah dan Pak Salim selalu mengantar kemanapun Alex pergi. Mereka pasti tahu banyak hal mengenai Alex.
Alex dan Mia memang dijodohkan, namun selama dua puluh tahun berumah tangga tidak mungkin Mia tidak memiliki perasaan kepada suaminya, walaupun hanya setitik. Mia selama ini mencari hiburan diluar karena merasa kurang diperhatikan suaminya. Alex seperti asyik dengan dunianya sendiri, dunia pekerjaan. Untuk urusan kebutuhan di rumah, Alex juga sangat mandiri seperti seorang bujangan. Alex hanya menghampirinya bila membutuhkan tubuhnya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, itupun sangat jarang.
Mia memiliki seorang putra dan seorang putri dari Alex. Putranya yang selama ini bergantung dan manja padanya, sudah keluar negeri untuk melanjutkan kuliah. Putrinya yang masih tinggal di rumah pun sibuk dengan sekolah dan pergaulannya sendiri sehingga tidak begitu akrab dengan mamanya. Karena itu, Mia semakin gencar bersosialisasi dengan teman-temannya untuk mencari hiburan. Mia merasa rumahnya tidak membutuhkannya lagi.
Mia menatap ruangan kamarnya, matanya mengitari setiap sudut ruangan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya. Sungguh terlalu, saat aku sakitpun dia tidak memperhatikan aku, jeritnya dalam hati. Sudah berapa lama juga aku disini?
Mia membongkar meja nakas yang ada di samping ranjangnya. Dia berdecak kesal, tidak ada ponselnya disana. Bagaimana ini, dengan apa dia bisa berkomunikasi dengan orang-orang di luar rumah sakit bila ponselnya tidak ada? Mau tidak mau dia hanya bisa menunggu kunjungan Alex.
Namun sampai jam sepuluh malam, Alex tetap tidak datang menjenguknya. Mia menggeram kesal, suaminya itu benar-benar tidak perhatian padanya. Sambil menahan emosi, ia menekan tombol darurat untuk memanggil perawat.
“Sus, tolong panggilkan suami saya. Saya mau pulang sekarang juga!” Serunya langsung ketika melihat seorang perawat menghampirinya.
“Bu, besok pagi saat dokter visite, Ibu coba ajukan pulang ya? Jangan malam ini, Bu, kami belum mengecek lagi perkembangan Ibu.” Ujar perawat dengan sabar.
“Pokoknya panggilkan dulu suami saya! Saya ga sakit kok, gara-gara dia saja sampai saya pingsan! Seenaknya saja main masukkan saya ke rumah sakit, orang saya ga kenapa-kenapa! Ayo Sus, panggilkan! Sus!” Teriaknya ketika melihat perawat itu bukannya menjalankan perintahnya, malah sibuk menenangkannya.
Akhirnya perawat meninggalkan kamar Mia, dengan hati jengkel ia melapor ke dokter jaga. Ia sudah tahu, kamar VVIP itu dihuni oleh istri seorang konglomerat, namun baru saat ini ia menghadapi perempuan bertabiat sulit itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments