Dengan penuh keterpaksaan, Anggun naik ke atas motor. Semakin sebal karena pria itu menjemputnya dengan menggunakan motor, kenapa tidak menggunakan mobil saja? padahal sekarang sedang hujan lebat.
“Lu kenapa gak baw- aaaaaa!” anggun langsung memeluk Alister refleks. Pria itu mengebut dan membuat angina serta air hujan semakin menerpa tubuh keduanya. “Pelan pelan ya, Begoooo!”
Sayangnya, Alister terus menaikan gas. Anggun hanya bisa memejamkan mata, badjingan ini membuatnya sekarat sekarang. Sampai menahan napas karena ketakutan. Hingga motor berhenti, baru Anggun membuka matanya. “Lu bisa gak sih bawa motornya pelan pelan hah?!”
“Hujannya makin gede, makannya gue bawa ngebut.”
“Makannya kalau jemput gue pake mobil.”
“Ngarep banget pake mobil?” pria itu menatap Anggun sambil menyeringai. “Udah gak ada, mobilnya gak ada.”
“Kemana? Lu jual ya?”
Alister melangkah dengan santai, Anggun yang kesal langsung mengikutinya. Gara gara pria ini, kehidupannya hancur. Sampai anggun ingin membunuhnya, tapi takut kehidupannya semakin suram. “Gue benci sama lu.”
“Tau, Neng, lu juga tau kan gue benci sama lu? Gak usah dibahas lagi. Cepetan masuk, mandi terus ganti baju. Kalau lu sakit, gue yang harus tanggung jawab.” Pria itu duduk di sofa dan menyalakan rokok.
Nah lihatlah, dia cerminan jelas berandalan sekolah. Anggun memalingkan wajah dan segera masuk ke kamar mandi, tidak lupa sebelumnya membawa pakaian ke dalam. Sekarang bagaimana nasibnya? Uang untuk kuliah tidak punya, uang jajan juga. Orangtuanya meninggalkannya. anggun juga lapar! Sejak pagi dia belum makan.
Sampai keluar dari kamar mandi, Anggun melihat ada ayam chicken di meja makan. Diliriknya Alister yang sedang menonton televise sambil merokok. “Kalau lapar, makan aja. jangan gengsian.”
Tidak ingin sakit, Anggun meraihnya dan membawa makanan itu masuk ke dalam kamar. Menyantapnya sendiri di sana sampai. “Uhuk! Uhuk!” rasa pedas dari ayam geprek langsung membakar tenggorokan, Anggun berlari keluar kamar dan merebut air yang akan diminum Alister.
“Anjirr,” gumam pria itu dan menatap tajam pada Anggun yang merebut minumannya.
“Lu mau racunin gue ya? dibeliin ayam pedes kayak gitu.” Menghentak kaki kasar dan kembali ke kamar.
Di sana, Alister mematung. “Udah untung gue beliin makanan.”
***
Karena malu dengan teman temannya, Anggun memilih untuk memblokir kontak mereka. ini adalah aib, bgaimana dirinya tidur dengan pria yang sangat dia benci. Orangtuanya juga tidak bisa dihubungi, tapi Anggun yakin kalau mereka pindah ke rumah yang dulu mereka beli di Bandung.
Anggun ingin menyusul, tapi tidak yakin diterima apalagi oleh Papanya. Dia kecewa, akibatnya kontrak dengan perusahaan Deon juga terputus karena ulahnya. “Jangan cengeng.” Anggun menyeka air matanya dengan kasar. “Semangat, minggu depan kan Masa Orientasi Mahasiswa baru. yuk, bisa yuk jadi dokter.” Menenangkan dirinya sendiri seperti itu, setidaknya anggun tidak kehilangan cita citanya.
Karena haus, Anggun keluar pukul sebelas malam. Melihat sekitar dulu, ternyata Alister tidak ada. Sepatunya juga tidak ada, sepertinya dia sedang pergi. “Loh, ada duit?” anggun mengambilnya dari atas meja, ini uang yang sama dengan tadi pagi. “Gak papa kali ya? aku simpen?”
Membuka kulkas, tidak ada makanan di sana. “Perasaan keluarga si Alister kaya nya setara sama aku deh.” Sampai terfikir kalau Alister juga diperlakukan sama sepertinya. “Dia dibuang gak ya? kayak aku?”
Menahan lapar, Anggun hanya meminum air. Dia duduk di sofa sambil menatap televise yang mati. Perlahan, Anggun membaringkan tubuhnya di sana, air matanya mengalir sampai dia terlelap begitu saja.
Tanpa Anggun ketahui, Alister pulang. mematikan rokok ketika melihat Anggun yang terbaring di sana. alister memasukan dulu makanan yang dia beli ke dalam kulkas. Bingung juga dengan perempuan ini. jika dibiarkan di sini, pasti akan masuk angin.
“Ngerepotin banget ini ketua osis,” ucapnya seperti itu.
Sayangnya ketika Alister hendak menggendongnya, Anggun terbangun dan… PLAK! Memukul kepala sang suami. “Lu mau ngapain? Jangan ca*bul lu!”
***
Karena semalam, Anggun semakin kesal pada Alister. Berani beraninya pria itu menyentuh tubuhnya. Awalnya Anggun tidak mau keluar kamar, tapi dia butuh ke kamar mandi. Saat keluar, Anggun mendapati Alister yang sedang memasak.
“Pagi,” sapa pria itu. Yang diabaikan begitu saja oleh Anggun.
“Gue udah bikin sarapan. Makan dulu nih.”
“Gak usah gangguin gue.” BRAK! Anggun menendang meja makan dan hendak masuk lagi ke kamarnya. Oke, Alister kesal. Dia mencekal tangan Anggun kuat hingga membuat perempuan itu meringis. “Aww, sakit! Lepasin!”
BRUK! Alister mendorong Anggun sampai punggungnya membentur tembok, pria itu mengukung tubuhnya. “Denger, bukan Cuma lu aja yang menderita. Gue juga sama. Gue juga gak mau hidup sama lu, gue juga punya kehidupan sendiri yang gue harap gak ada lu sama sekali di hidup gue.” Tatapan matanya tajam, menusuk menakuti Anggun. “Stop bikin gue kesel.”
“Terus lu mau gue kayak apa? Mesra mesraan sama Badjingan kayak lu? Mimpi lu!”
“Seenggaknya lu bersikap sopan sama gue!”
“Cowok bodoh macam lu mana tau sopan santun. Lu berandal!” anggun juga kehilangan kesabarannya. “Semua ini salah lu. Harusnya lu sadar sikap gue kayak gini ya karena lu juga. Lu bikin gue menderita, bikin gue kesakitan.”
“Kesakitan? Lu mend*sah kuat waktu gue hentak. Lu juga yang mau di atas, lu yang berulang kali minta tambah sama gue. Inget? Siapa yang murahan? Lu lah.”
PLAK! Anggun menampar wajah tampan itu sampai dia berpaling. “Gak usah ingetin rasa sakit gue.” Air matanya menetes, Anggun mendorong dada pria itu dan masuk ke kamar.
Dikatai seperti itu membuat air matanya tidak bisa dihentikan. Hatinya juga terasa sangat sakit.
***
To be continue
Komentarnya guys?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
gia nasgia
Benar kata Al setidaknya kamu harus berdamai dgn kenyataan lagian Al baik aslinya, buktinya masih memperhatikan kebutuhan kamu
2025-03-01
0
Qaisaa Nazarudin
Untuk ini emang Anggun yg gak bener,Walau apapun alesan mereka menikah,Alester ttp seorang SUAMI,yang perlu kamu hormati,dan jaga lisan kamu,Mungkin ini yg nama nya suratan takdir,Jadi belajarlah utk menerima takdir,Jangan menyalahkan takdir tuhan,dosa lho .
2024-08-06
1
Indah Milayati
lama2 bucin
2023-07-23
0