Pernikahan

“Anggun gak mau nikah sama Alister, Ma.”

Eva selaku Mama dari Anggun hanya diam, jujur saja dia sendiri kecewa pada anak satu satunya yang telah dia rawat dan dia besarkan dengan baik. Karena pada kenyataannya, Anggun telah melakukan hal yang tidak pernah ada di dalam bayangannya.

“Ma, hiks….. biarin Anggun ngomong sama Deon…”

“Gak boleh, Deon udah ngomong sama Papah kamu. Kita udah fiks gak ada hubungan apa apa lagi. Lebih baik, kamu focus sama kehidupan kamu selanjutnya.”

“Tapi… biarin Anggun buat ngomong dulu sama Deon, Ma… tolong…”

“Gak boleh, gak bisa. Nanti malah gak baik buat kamunya,” ucap Eva tetap pada pendiriannya.

“Terus, Mama itu ngapain itu masukin baju baju aku.. hiks….”

“Gak ada, Cuma lagi persiapan buat kamu pergi aja sama Alister.”

“Kok Mama ngomongnya gitu?” anggun makin menangis sejadi jadinya. Namun, Eva tidak terlalu menanggapinya karena dia memiliki luka sendiri.

“Ma….”

“Tidur, kamu harus tidur karena sebentar lagi kamu akan menikah. Jangan bergadang.” Kemudian sosok itu menghilang di balik pintu. Meninggalkan Anggun dengan suara pintu terkunci seperti biasanya. Dia hanya diam sendirian di dalam kamar seperti biasanya. Hanya menangis di sana dan tidak memiliki ponsel sama sekali untuk menghubungi teman temannya.

Yang Anggun tau, kalau undangan pernikahan antara dirinya dan Alister sudah di sebar. Kenyataannya, memang akan ada pesta pernikahan yang besar diadakan oleh dua keluarga yang sering bersaing itu. Anggun tidak tahu bagaimana respon teman temannya nanti, Anggun tidak tahu bagaimana pendapat Deon.

Karena kenyataan bahwa Anggun hanya bisa berdiam diri di dalam kamar, makananpun diantarkan. Dia tidak bias menghubungi siapapun, bahkan teman temannya. Sampai perihal perkuliahan pun, dirinya tidak bias mengetahui sejauh mana tahapan yang harus dia tempuh dikarenakan sang Mama selalu saja berkata, “Jangan khwatir, perkuliahan kamu aman aman saja.”

Dan itu dikatakannya dengan wajah yang datar yang mana membuat Anggun semakin yakin kalau kehidupannya tidak akan berjalan seperti sebelumnya.

Pria yang dicintainya, pergi dalam hidupnya, menyisakan ruang kosong yang sesak. Meninggalkan sejuta angan yang memang tidak akan pernah dirasakannya. Dia tidak akan pernah bisa hidup dengan pria yang dicintainya, dia tidak akan pernah bisa menggapai semua itu.

Hancur, bahkan Anggun tidak akan pernah tau lagi kehidupannnya di masa mendatang.

Karena pada kenyataannya, sekarang ini Anggun tengah terdiam membisu menatap ruangannya sendiri. Alister, pria yang menidurinya itu entah pergi kemana. Sejjak dimana dia dipukuli oleh Papahnya, Alister belum juga menampakan batang hidungnya.

Waktu berjalan begitu cepat, hingga Anggun semakin merasakan sesak di dada dikarenakan dirinya di bawa ke sebuah hotel mewah dan didandani dengan cantiknya. Dengan dirinya memakai gaun pengantin seperti ini, membuat air matanya menetes.

“Jangan menangis seperti itu, ini hari bahagiamu. Tersenyumlah dan jangan membuat kami malu.”

Begitu kata Mamanya, begitu dingin hinngga dirinya tidak bias lagi mendapatkan pelukan hangat, manja manja dari sang Mama seperti biasanya. Sakit sekali, Anggun merasa terasingkan di keluarganya sendiri, dia bahkan tidak bias mengatakan apapun lagi. Dikarenakan hal yang terjadi sebelumnya.

“Udah siap?” Tanya sang Papah yang masuk ke dalam ruangan.

Tidak pernah terfikirkan kalau keluarganya akan sedingin ini, tidak terfikir bahwa pernikahannya akan seperti ini. Dia hanya bias diam, tidak bias mengatakan apapun.

“Ayo,” ucap sang Papah mengulurkan tangannya.

“Paaa….”

Papanya menatap dengan manik yang tajam pada sang anak. “Iya, Papa tau ini karena kecelakaan. Tapi Papa tetap kecewa sama kamu. Biarin dulu kecewa kami mereda. setelah pernikahan nanti, kamu sama Alister bakalan tinggal satu rumah. biaya hidup kamu juga akan ditanggung sama dia. Dia harus bisa bertanggung jawab.”

“Papa buang aku?” air mata anggun menetes. “Papa buang aku? Tapi ini bukan salah aku, Pa.”

“Ayo, saatnya kamu pergi, Anggun.” Memalingkan wajahnya.

Anggun hanya bias menurut, saat dirinya dibawa keluar ruangan. Dimana ada sebuah pintu besar di depannya, kemudian terbuka dan menampilkan ballroom yang dipenuhi banyak orang. 

Fokusnya terbagi, di sana ada teman temannya yang menatapnya dengan kaget seolah tidak percaya kalau dirinya menikahi sang berandalan sekolah, ada juga Deon; pria yang dicintainya itu menatapnya dengan nanar dan penuh dengan rasa sakit. Hingga akhirnya, tatapan Anggun terpaku pada calon suaminya yang sudah menunggu di sana, diam di altar dengan wajah yang tersenyum tipis.

Anggun membencinya.

***

Dalam pesta pernikahan itu, dihadiri banyak sekali petinggi perusahaan, juga teman temannya. Deon? Anggun tidak lagi melihat pria itu.

Ketika tangannya hendak dipegang Alister, Anggun langsung menepisnya. “Gak usah pegang pegang.”

“Seenggaknya di hadapan kolega orangtua, kita harus keliatan baik. Jangan bikin orangtua malu.”

Anggun memalingkan wajahnya, banyak kolega yang datang padanya memberi selamat. Dua keluarga dengan dua perusahaan besar menjadikan pesta ini begitu megah. Bahkan, ketika teman teman anggun datang untuk memberi selamat, mereka tidak punya waktu menanyakan penjelasan.

Begitu beres rangkaian acara pernikahan, Anggun langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan orangtuanya, dia kembali masuk ke ruangan tunggu tadi. “Mbak, lihat orangtua saya nggak?” pada sang penata rias.

“Udah pada pulang, Neng. Kenapa?”

“Kok aku ditinggal?” matanya berkaca kaca.

“Anggun.” Seseorang memanggilnya dari belakang.

Oh, itu dia si pria badjingan yang Anggun benci. “Lu ikut sama gue, ayok pulang.”

“Gue gak mau pulang sama lu.”

“Barang barang lu udah ada di mobil gue. Cepetan.”

“Gak mau, gue mau pulang ke rumah orangtua gue.”

Alister mengangkat bahunya. “Yaudah, nanti lu palingan di usir. Terus lu bingung harus pulang ke mana. Hujan juga diluar.” Alister yang sudah berganti pakaian itu meraih jaketnya yang ada di sofa. “Gue balik duluan kalau gitu.”

Anggun tau sikap kedua orangtuanya, apalagi setelah kejadian ini. mereka tidak akan menerima. 

“Cepetan, ini kesempatan terakhir gue. Mau ikut gak?”

Anggun menyerah, dia melangkah menuju Alister yang menunggu di sana.

***

Anggun dibawa ke sebuah apartemen yang ada di pusat kota. Benar kata Alister, barang barangnya sudah ada di bagasi. Kedua orangtuanya membuangnya. Saat Anggun menelpon dan mengirim pesan saja, tidak diangkat sama sekali.

Tidak ada percakapan diantara keduanya, hanya keheningan yang melanda. “Gue gak mau kita tidur satu ranjang,” ucap Anggun.

“Hmmm.” Alister membawakan kopernya. Dan melangkah lebih dulu. “Anggun, bantuin bawa tas satu. Gue pegel.”

“Gue benci sama lu.”

“Oke, sekarang bawa koper lu.”

“Gak mau, lu harus tanggung jawab. Seenggaknya bawain koper gue,” ucapnya berapi api, sungguh membenci pria ini.

“Bawain koper doang ya ampun, ini punya lu.”

“Gak mau. Lu aja yang bawain.”

Alister menghela napas dan terus melangkah. Ternyata, apartemen biasa yang mereka tempati. Hanya memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu dan ruang keluarga yang menyatu, ditambah lagi dapur. Anggun bertanya tanya kenapa mereka tidak tinggal di penthouse?

Ini sama persis dengan apartemen di drama korea.

Alister menyimpan koper itu di kamar Anggun. “Istirahat, jangan ganggu gue.” Pria itu juga melangkah ke kamarnya, tidak mempedulikan Anggun di sana.

Perempuan berusia 17 tahun itu berkaca kaaca. Harusnya tahun ini jadi tahun keemasannya. Dia bisa lulus SMA di usia lebih muda, diterima di fakultas kedokteran dan memiliki tunangan yang dia cintai.

Tapi lihat, dia berakhir bersama Alister. “Hiks…. Mama… hiks…”

***

To be continue

Komentarnya?

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

kasihan Anggun tapi yg lebih menyedihkan Dion🥺🥺

2025-03-01

0

Ida Ulfiana

Ida Ulfiana

kasian bngt anggun kok ada orng tua tega bngt kyak gt...

2023-04-15

0

💦

💦

terima saja anggun, mungkin ini sudah menjadi takdir kehidupan mu...

2023-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!