Hate Me, Love
“Kuy, AL! kita ke rumahnya si Anggun, katanya bakalan ada pesta perpisahan di sana sama satu Angkatan.”
Alister, sosok yang sedang merokok sambil menatap langit itu hanya menoleh pada teman temannya. Kali ini mereka sedang berkumpul di basecamp seperti biasanya.
“Bang Tio bilang kalau gak akan ada balapan mala mini, mending kita ke rumah si Anggun, mayan makan gratis, ketemu cewek cewek cantik satu Angkatan lagi. Emang cewek lu gak dateng?”
“Gak tau, gue gak aktifin hape,” jawab sosok Bernama lengkap Alister Kalingga Adhigana, si mantan narapidana ruangan BK dan incaran kebencian sang Ketua Osis yang selalu memarahinya hampir setiap hari. Pria dengan tinggi 180 cm itu punya kebiasaan yang selalu membuat Anggun; si mantan ketua osis sekolah selalu marah.
Mereka baru saja lulus pekan kemarin, dan hari ini Anggun selaku mantan Ketua Osis mengundang satu Angkatan ke rumahnya.
“Gilaa, diputusin baru tau rasa lu sama si Alika.”
“Bodo amat sih, gue gak cinta cinta amat sama dia.” Alister menyedot rokoknya dengan santai.
“Galau lu ya gak bisa bikin marah si Anggun,” ucap salah satu temannya Alister; Key.
“Lah, emang si Al suka sama si Anggun?” tanya yang lain.
Yang segera dijelaskan oleh Key, “Lah kan perusahaan Bokapnya si Anggun sama Bokapnya si Alister itu bersaing makannya dia seneng bikin si Anggun marah.”
“Lah, kok gue baru tau?”
“Kuy lah kita ke sana,” ucap Alister memotong pembicaraan teman temannya, dia segera naik pada motor Ninja hitam miliknya, memakai helm dan meninggalkan teman temannya yang masih bingung.
“Anjing banget ya, kita ditinggalin.”
Mereka bertiga segera menyusul Alister, hingga sampai di rumah Anggun yang besarnya seperti istana presiden. “Lebih gede dari punya lu, Al.”
Alister tertawa sinis. “Dia Cuma satu, gue banyak,” ucapnya membanggakan diri.
Bagian luar rumah seperti tidak ada apa apa. Namun saat terbuka, suara music langsung terdengar memenuhi telinga. Ada yang sibuk melakukan berbagai permainan, ada yang sibuk berjoged dengan DJ, ada juga yang menonton film ramai ramai.
“Gak asyik! Gak ada alcohol!” teriak Key mencoba menyamakan nada suara dengan music yang mendominasi. “Gue bawa ya?”
Alister tidak mendengarnya, dia melangkah untuk pergi ke arah dapur dan mengambil beberapa makanan di sana.
“Yeee! Si anjing!” teriak Key kesal.
Alister mengambil sebuah ice cream di sana, memakannya sambil melihat keadaan pesta yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Anggun adalah anak yang berbakti pada sekolah, disiplin dengan senyumannya yang mirip boneka chucky bagi Alister. Dia selalu berpakaian rapi dengan rambutnya yang memakai bando, lebih mirip dengan robot baginya.
Untuk pesta yang seperti ini, Alister sendiri kaget karena sebebas ini.
“Sayang! kok gak bilang mau ke sini?”
Alika; pacarnya Alister yang merupakan primadona di sekolah. Alias Alika ini saingannya Anggun dalam hal kecantikan. Yang membedakannya, Anggun juara kelas, Alika juara berdandan. Keduanya sama sama cantik, dan Alister menerima cinta Alika karena sosok ini menembaknya di depan banyak orang.
Bayangkan saja, di kantin perempuan Bernama lengkap Alika Laurina itu membawa bunga dan cincin untuk menjadikannya pacar. Kasihan jika di tolak.
“Sayang ih, kenapa gak bilang? Kenapa juga hape kamu gak aktif? aku khawatir tau, Sayang…..”
Alister hanya tersenyum tipis. “Mau ice cream?”
“Mau, suapin ya?”
“Dih.”
“Ayo suapin aku dong.”
Sebenarnya, Alister kasihan saja pada Alika, dia tidak benar benar mencintainya.
“Jangan ganggu gue, Alika.”
“Ih, kamu mah jahat.”
Yang membuat Alister mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya. “Beli foundation baru sono, jangan keputihan.”
“Yeayyy! Makasih sayang!” dan dia langsung pergi meninggalkan Alister di sana.
****
Anggun adalah sosok yang lulus dari SMA dengan nilai paling bagus. Dia eorang primadona, bukan hanya cantik, Anggun juga menjuarai berbagai macam olimpiade. Apalagi sebelumnya dia menjabat sebagai ketua osis. Dia menjadi anak satu satunya yang membanggakan kedua orangtua.
Anggun dicintai semua orang, termasuk oleh orang yang dijodohkan dengannya. Namanya Deon, mereka dijodohkan lima bulan sebelumnya. Dan Anggun sangat bersyukur karena dia dijodohkan dengan kapten basket yang selama ini sangat dia cintai dalam diam. Ternyata, Deon juga mengagumi Anggun dan mencintainya dalam diam.
Kehidupan Anggun terasa begitu sempurna. Orangtua yang lengkap, penyayang dan juga kaya, kisah cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, Anggun punya masa depan yang cerah dengan banyak beasiswa yang datang padanya. Dia merasa kehidupannya sangat sempurna, tidak ada lagi yang perlu dia khawatirkan.
“Kamu mau kuliah dimana jadinya?”
“Di universitas no.1 di Indonesia dong.”
“Gak niat ke luar negara?”
Anggun menggeleng. “Orangtua masih belum bisa lepas gue, terlebih lagi Deon juga mau kuliah di sana.”
“Bucin!”
Anggun hanya tersenyum tanpa mengelak. Dirinya mengambil jurusan kedokteran, sementara Deon mengambil jurusan Ekonomi. “Nanti bisa bareng terus sama Deon. Ini masih rencana sih, tapi karena kalian temen aku, makanya aku kasih tau. Aku sama Deon mau tunangan kalau udah masuk tingkat dua. Karena dua belah keluarga udah ngerasa ini waktu yang tepat.”
“Waah, kalau perusahaan kamu sama perusahaannya Deon digabung, kalah dong perusahan bapaknya Alister.”
Seketika wajah Anggun berubah menjadi kesal. “Please, jangan bawa bawa dia ke dalam percakapan kita.”
Anggun membebaskan teman temannya yang lain untuk menjelajahi rumahnya; kecuali di lantai dua. Dia menghabiskan waktu dengan teman teman satu organisasinya untuk bercerita perihal pribadinya sampai Anggun membaur dengan semua orang, music semakin menjadi jadi.
Ini bukan type dirinya sekali, tapi Anggun mendapatkan saran ini dari sang Papah. Tidak papa melakukan pesta ini sebagai bentuk perpisahan pada mereka yang akan bekerja, yang akan kuliah, asalkan jangan ada **** dan alcohol. Namun, tanpa Anggun ketahui ada seseorang yang membawa Alkohol ke dalam pesta. Anggun yang tidak tau dan tidak bisa membedakan; karena warnanya jernih itu meminumnya.
“Akhhh! Ini apa sih?” teriaknya baru sadar saat sudah dia minum banyak. Anggun menciumnya aromanya. “Alkohol?”
“Eh, Anggun, sorry itu bukan buat konsumsi umum, Cuma buat kita doang,” ucapnya mengambil botol lucu dari dalam kulkas.
“Lu bawa alcohol? Kan gue bilang gak boleh!”
“Sorry, ini buat kit akita doang kok. Lagian gue di belakang sama yang lain,” ucap sosok yang kabur di mata Anggun, dia mulai pusing. Anggun berdecak kesal dan memutuskan untuk diam saja.
“Sayang kenapa?” tanya seseorang mendekat.
“Hmmm? Deon?”
“Kamu bau alcohol, kamu minum?”
“Tadi ada yang bawa tau, bukan salah aku. hiks, mereka gak dengerin aku,” ucap Anggun kesal.
“Yaudah kamu naik aja ke atas yuk, istirahat di sana.”
“Terus pesta ini gimana? kamu jadi pulang sekarang?”
“Iya, mau jemput Mama di bandara. Masalah pesta, kan ada yang lain buat ngawasin, nanti aku bilang sama mereka. yuk, sekarang kamu istirahat aja.”
Anggun mengangguk dan membiarkan sang kekasih menggendong dan membawanya ke lantai dua. Deon menidurkannya di ranjang dan memberikannya kecupan di dahi. “Istirahat aja ya.”
“Pusing.”
“Iya, kamu gak terbiasa. Udah bobo-in aja.”
Anggun mengangguk dan memejamkan mata, semoga besok dia tidak lagi bau alcohol. Bisa bahaya jika kedua orangtuanya pulang dan mendapatinya seperti ini.
“Good night, Princess.”
*****
To be continue
Komentarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha ternyata gak bertepuk sebelah tangan . jadi ini penyebabnya Anggun minsuh-minsuh saat harus nikah sama Al..
2024-08-06
0
Griselda Nirbita
aku mampir dan like pastinya
2023-07-22
0
Ida Ulfiana
oalh alika rela d cuwekin yg penting dapet duwit
2023-04-15
0