Hari aneh

Anggun hanya menangis semalaman, apalagi saat teman temannya terus menanyakan alasan dia menikah dengan Alister, ditambah lagi kedua orangtuanya dan Deon tidak bisa dihubungi sama sekali. Anggun merasa terbuang. Di kamar sederhana ini, dia terlelap setelah menangis dengan kuat.

Anggun terbangun ketika merasa tubuhnya diguncang. Saat menoleh, dia mendapati keberadaan Alister di kamarnya. “Ngapain lu di sini!? Jangan macam macam!” anggun langsung menatap tajam Alister dan memeluk tubuhnya seketika.

“Hari ini lu daftar ulang ke kampus. Tuh semua berkas sama persyaratannya.” Pria itu menunjuk ke atas meja.

“Siapa yang kasih?”

“Orangtua lu yang kirim. Bangun cepetan, nanti keburu anti. Gue anter lu.”

“Gak usah, gue bisa sendiri.” bangkit dari atas ranjang. “Lu keluar sana.” mengusir Alister dari dalam kamarnya, bahkan sampai mendorongnya. Jujur, Anggun membenci pria yang selalu menjadi musuhnya itu, sekarang dia malah terjebak dengannya. 

Sebelum mandi, memeriksa dulu berkasnya. Ya tuhan, dia akan kuliah di fakultas kedokteran. Mungkin Anggun harus membeli pakaian baru untuk membuat mood nya naik. Jadi, untuk menyenangkan dirinya sendiri, Anggun berbelanja. Sayangnya ketika hendak menggunakan m-banking, Anggun tidak bisa mengaksesnya. “Tunggu, ini kenapa?”

Tuhan jangan lagi, Anggun segera menelpon sang Mama.

“Kenapa, Nak?” untungnya sosok itu langsung mengangkat panggilam.

“Anggun gak bisa akses M-banking, Ma. Kenapa?” matanya berkaca kaca.

“Iya, sekarang kamu tanggungan Alister, termasuk uang jajan kamu.”

“Maa! Apa yang terjadi sama aku itu bukan salah aku, Alister sama temen temennya yang bawa alcohol! Aku Cuma korban di sini, Ma!”

Mamanya menghela napas dalam di sana. “Coba dulu ya, hidup dengan dia.”

“Anggun mau pulang, Ma. Gak mau di sini. seenggaknya ada Mama sama Papa.”

“Jangan dulu, di sana dulu. Papa kamu masih marah karena perjodohan kamu sama Deon, Papa jadi malu.” Mamanya juga terdengar sedih. “Mama mau berangkat ke kantor sekarang.”

“Tunggu, Maa! Ini kan bukan salah Anggun, Ma! Mama!”

Namun panggilan sudah terputus.

***

Hari ini Anggun harus daftar ulang. Dia sudah diterima di universitas yang menjadi impiannya. Harusnya, dia dijemput oleh Deon dan keluar kamar dengan wajah yang ceria. Tapi lihatlah dirinya sekarang, terlihat begitu menyedihkan tatkala membuka pintu kamar. Apalagi melihat Alister yang sedang mengoleskan selai.

“Nah makan dulu.”

“Gak mau.”

“Nanti lu sakit. Kalau lu sakit, nanti gue yang repot. Emang lu punya duit?” 

Tatapan pria itu tajam, melukai hati Anggun. “Ini semua gaara gara lu ya! kalau aja lu sama temen temen lu gak bawa minuman ke pesta gue, gak akan ada yang beginian!”

Alister mengetatkan rahangnya. Saat melangkah mendekat, Aluna mundur hingga punggung menyentuh dinding. “Mundur lu.”

Tangannya terangkat, Anggun pikir dia akan ditampar. Tapi pergelangan tangannya ditarik untuk duduk di sofa. “Makan, gue gak punya tenaga buat debat sama lu.”

“Gue benci sama lu.”

“Iya, gue juga benci sama lu. Kalau lu gak Tarik gue, gak akan gue berakhir di sini.”

“Kalau lu gak bawa alcohol, gue juga gak bakalan ada di sini.”

“Oke stop.” Alister mengeluarkan sesuatu dari sakunya. “Nah, uang jajan buat lu.” Itu uang beberapa lembar ratusan ribu. “Buat pribadi lu, kebutuhan masak biar beli dadakan aja.”

“Emang siapa yang mau masak? Gue? Mimpi lu.” Anggun langsung berdiri. Dia tidak mengambil uang itu maupun memakan sarapan. Tidak peduli pada Alister, anggun membenci pria itu. karena Alister, dia harus kesusahan bahkan dalam hal keuangan.

Untuk pertama kalinya, Anggun menggunakan kendaraan umum ke kampus impiannya. Hal pertama yang dia datangi bukanlah fakultasnya, tapi fakultas Deon. Sayangnya, saat Anggun bertanya pada salah satu panitia pendaftaran di sana. “Kak, maaf ada yang namanya Deon?”

“Deon?”

“Iya, dia udah daftar ulang belum?”

“Bentar ya.” memeriksa dulu. dan kecurigaan Anggun terbukti, “Nggak ada. Sebelumnya sih ada, tapi katanya gak jadi kuliah di sini.”

Deon sepertinya benar benar membenci Anggun.

***

Enggan terjebak dengan Alister, Anggun memilih pergi ke perusahaan sang Papa setelah melakukan pendaftaran. Setidaknya, dia harus memiliki uang. Sayang ketika sampai di sana, orang orang terlihat sibuk. “Mbak kenapa ini?” tanya Anggun mendekati sang resepsionis yang sudah dia kenal.

“Lah Non Anggun? Selamat ya atas pernikahannya, maaf gak sempet datang. Ini Mbak sibuk mau pindahan.”

“Pindahan gimana?”

“Pindahan ke Bandung. Emang gak tau?”

“Loh, kok pindah sih, Mbak? Kenapa?”

“Emang pindah aja. kamu emangnya gak tau?”

Anggun tidak peduli, dia hanya ingin kembali pada kedua orangtuanya. Melihat Alister setiap hari membuat Anggun muak. Dia ingin kembali pada kedua orangtuanya. 

Orang orang di sini sudah mengenal siapa itu Anggun, jadi dia dibiarkan naik ke ruangan paling atas dimana sang Papa berada. Sayangnya, sang sekretaris mengatakan, “Udah pergi tadi pagi. Bukan ke Bandung, tapi keluar kota. Anggun emangnya gak tau?”

Semakin panic, jelas sekali dirinya ditinggalkan. “Mbak, keluar kota kemana?”

“Gak tau, katanya urusan pribadi mereka berdua.”

Anggun merasa sesak. Mungkin dia harus memeriksa satu hal lagi. Rumah. apa orangtuanya akan pindah juga? Dan melihat ada truk besar di depan rumah. sayangnya, tidak ada pelayan yang dikenal oleh Anggun di sini. jadi, dia bertanya pada orang yang mengangkut barang. “Pak, ini pindahannya kemana ya?”

“Gak tau, Neng. Saya mah jasa angkutin barang doang.”

Gelap, dunianya terasa berakhir. Terjebak dengan pria yang paling dia benci, ditinggalkan keluarga dan pria yang disayangi. Anggun hanya bisa berjongkok di depan pinggir gerbang tersebut. menatap tanah dengan air mata yang berderai.

Uangnya juga habis, bagaimana dia bisa pulang? ternyata ongkos mahal.

Sampai akhirnya hujan mendera, Anggun masih enggan beranjak dari sana. sampai…. BYUURR! Motor yang lewat di hadapannya menyemburkan air ke wajah Anggun. “Gak sopan!” teriaknya dan mengadah. 

Seorang pria yang menunggangi motor itu membuka helmnya. “Cepetan naik, sebelum hujan gede. Gue ada urusan.”

***

To be continue

Komentarnya?

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Untungnya Al sabar nggak ikut emosi juga

2025-03-01

0

Indah Milayati

Indah Milayati

tiap hari ketemu lama2 bucin

2023-07-23

0

Ida Ulfiana

Ida Ulfiana

kayaknya alister ni ada rasa,tp kasian bngt sm anggun orangtuanya tega bngt kecewa sampek segitunnya

2023-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!