“Anjing udah!” teriak Alister saat dia selalu saja kalah dalam permainan kartu hingga hukuman yang mengharuskannya minum alcohol.
“Sana, ambilin kita kue yang ada di dapurnya si Anggun, tadi kita liat.”
Hukuman untuknya karena kalah, Alister diam sejenak. Ini sudah diambang batas wajarnya untuk minum. Dia malah terdiam dan melamun, membuat yang lainnya menepuk bahu Alister. “Sana!”
Karena dia harus melakukannya, akhirnya Alister memaksakan diri untuk ke dalam dan mengambil kue yang diinginkan teman temannya. Sayangnya begitu masuk, suara music membuat telinganya sakit. Alister diam sejenak saat berada di dalam, dia menelan salivanya kasar dan ingin sekali membanting sound yang membuat telinganya terasa sakit.
“Shit,” umpatnya, matanya menangkap lantai dua yang terlihat begitu tenang.
Alister yang sedang mabuk itu melangkah ke sana dengan sempoyongan, dia menjelajahi korodor lantai dua dan tertawa melihat foto foto anggun saat masih kecil.
“Orang bawel,” ucapnya mengingat Anggun selalu menasehatinya selama tiga tahun dirinya sekolah SMA.
Mata Alister menatap pintu yang ada di ujung ruangan, dia menyipitkan matanya dan melangkah mendekat. Pintu berwarna pink itu menarik perhatiannya. sebelum Alister membukanya, pintu itu lebih dulu terbuka dan seseorang dari dalam sana keluar.
“Heh, si bawel ternnyata.”
Anggun menyipitkan matanya. “Sayangku udah pulang, ih aku kangen.” Ucapnya sambil memeluk Alister secara tiba tiba.
“See, semua akan jatuh pada gue pada akhirnya,” ucapnya yang benar benar merasa pusing sekarang.
“Sayang kenapa?”
“Pusing,” jawab Alister.
“Sayang kangen.” Anggun tiba tiba mencium bibir Alister kemudian menariknya ke dalam kamar tanpa memberi kesempatan sosok pria itu untuk bicara. “Sayang sini kangen kangenan.”
“Montok,” ucap Alister sambil terkekeh dan menindih Anggun di atas ranjang.
Hingga akhirnya hanya menyisakan kata kata…
“Hnghhh… sakit… enak….”
“Arrgghhh! Gila!””
“Lagi lagi! Mau di atas!”
*****
“Rumah udah diberesin katanya,” ucap Eva; Mamanya Anggun, dia tengah bicara pada sang suami. wisnu menoleh sebelum akhirnya mengangguk. “Mau pulang sekarang atau kapan?”
“Sekarang aja, ada kerjaan. Perusahaannya Kertawijaya sekarang Kerjasama sama orang German, kita gak boleh ketinggalan.”
“Lah, kita juga lakuin hal yang sama dong, Pah. Nanti Mama bantu.”
Keduanya sengaja pergi ke sebuah penginapan mewah untuk memberikan ruang pada anak mereka yang akan mengadakan pesta semalaman di rumah. Siang hari, mereka baru pulang ke mansion yang ukurannya layak istana presiden.
“Bi, Anggun kemana?”
“Di kamarnya belum bangun, Bu. Sepertinya semalam Non Anggun gak tidur, makanya saya buka karena kasihan.”
“Oh iya gak papa, semuanya aman kan semalam?”
“Sepertinya aman, Bu, tidak ada alcohol ataupun hal hal aneh. Satpam sering keliling dan berjaga.”
Eva menghela napasnya lega. “Siapin makan siang ya, Bi.”
“Baik, Bu.”
Sambil menunggu makan siang siap, mereka duduk dulu sambil membicarakan perihal perusahaan rival yang kini selangkah lebih maju dari mereka.
“Gak bisa dibiarin, Pah, masa iya kita kalah.”
“Gak akan, kita juga bakalan launching produk baru.”
“Hmm, menurut Papah, Anggun harus dilibatin gak sih? Dia udah gede dan mau kuliah, mumpung belum masuk kuliahnya, kenapa kita gak minta dia buat pindah jurusan?”
“Jangan, kasian dia mau jadi dokter. biarin aja, nanti kita ajak dia pelan pelan. Anggun itu lagi semangat semangatnya buat bisa jadi dokter.”
Eva akhirnya mengalah pada sang suami. hampir satu jam membahas, sang pembantu datang, “Bu, makanannya sudah siap.”
“Mama bangunin Anggun dulu ya, Pah. Kasian takut perutnya sakit nanti.”
Kemudian Eva melangkah untuk membangunkan putri semata wayangnya. Dia tau sang anak pasti kelelahan karena semalam, tapi dia sendiri tidak ingin Anggun sakit karenanya.
Ketika pintu terbuka.
“Nak, bangun dulu yuk. Kamu be— ya tuhan,” gumam Eva kemudian limbung dan tidak sengaja menyenggol vas saat dirinya terjatuh.
Suara itu menimbulkan dua orang dalam selimut bergerak gelisah, dan Wisnu langsung melangkah menuju sang istri. “Ma, kamu kenapa?” sambil berlari menyusul ke kamar putri mereka.
“Ma, kamu itu kenapa?” focus Wisnu terpaku pada sang istri yang terduduk dengan tubuh bergetar.
“Pah,” ucapnya menunjuk ke arah ranjang. Dimana Wisnu sendiri langsung membulatkan matanya.
“APA YANG KALIAN PERBUAT?!”
Teriakan itu membuat Alister bangun sepenuhnya. Baru juga dia membuka mata, Alister ditarik paksa menjauh dari ranjang dan langsung dipukuli membabi buta oleh Wisnu.
“Mama,” ucap Anggun ketakutan, dia memeluk dirinya sendiri oleh selimut. Dia tidak tau apa yang terjadi. dan tangisan Anggun menyebabkan Alister semakin dipukul, Eva sendiri langsung mendekati anaknya dan memeluknya dengan erat
“Gak papa, Sayang. Mama di sini, gak papa.”
****
Alister sudah babak belur, Wisnu semakin geram saat mengetahui kalau Alister adalah anak dari seorang Kertawijaya Adhigana; merupakan saingan dalam bisnisnya.
“Anak anda telah melakukan hal yang tidak terpuji pada anak saya. Saya ke sini hanya meminta anda untuk membawanya pulang dan bersiap jika dipanggil ke kantor polisi.”
Kertawijaya dengan remehnya tertawa. “Jika anak saya memang memperkosa putri anda, pasti akan ada perlawanan, akan ada bekas paksaan pada putri anda, atau tidak akan pernah ada noda kissmark pada leher anak saya. Maka dari itu saya menginginkan CCTV dari kamar anak anda.”
“Kamar anak saya tidak dipasangi CCTV.”
“Bagaimana dengan bagian koridornya?”
Wisnu terdiam, dia tidak bisa mengelak pada pria di depannya itu. Hingga akhirnya dia meminta sang satpam membawakan rekaman ke sana. dan ketika rekaman diputar, Wisnu kaget melihat anaknya yang mencium lebih dulu dan bahkan menarik Alister untuk masuk ke dalam kamar.
“Lihat, anak saya tidak sepenuhnya bersalah. Kejadian ini murni karena suka sama suka.”
Wisnu memejamkan matanya, dia malu dan juga merasa gagal menjadi seorang Ayah. Matanya berpaling sesaat dengan air mata mengenang, tidak percaya jika anaknya melakukan hal seperti ini. “Saya menginginkan pertanggung jawaban. Meskipun mereka melakukannya atas dasar suka sama suka, Alister harus bertanggung jawab karena dia yang pertama kali menyentuh putri saya. Bahkan ada bercak darah di sprei.”
“Tidak masalah, atur saja pernikahan mereka,” jawab Kertawijaya dengan santai.
Alister diam di mobil sang Ayah, sementara Anggun di kamar bersama dengan sang Mama. Sementara Wisnu duduk bicara dengan Kertawijaya dengan asisten masing-masing dari mereka yang berdiri tepat di samping keduanya.
“Pernikahannya harus dilakukan secara besar, Anggun satu satunya anak kami.”
Kertawijaya terkekeh. “Untuk pencitraan? Tidak masalah. Katakan hal itu pada asisten saya.”
Sang asisten mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyimpannya di meja. “Satu minggu pertama ini, Tuan saya sibuk. Pernikahan bisa dilakukan di minggu kedua.”
Yang langsung diterima oleh asistennya Wisnu. “Akan saya hubungi secepatnya.”
“Sudah selesai bukan?” tanya Kertawijaya. “Tidak ada unsur pemaksaan di sini. Mereka akan menikah. Dan selesai.” dia menatap jam tangannya. “Kita bicara lagi di lain waktu sebagai besan.”
Setelah kepergian Kertawijaya, Wisnu meminta sang asisten meninggalkannya sendirian. Sosok itu menangis karena merasa gagal menjaga dan mendidik putrinya. Padahal dirinya sudah mempersiapkan semuanya, bahkan jodoh untuk Anggun.
Namun Wisnu sadar, tidak seharusnya Anggun bersama dengan Deon dengan keadaan yang sudah pernah tidur dengan laki laki lain. Wisnu akan sangat malu jika keluarga Deon menerima Anggun yang ternyata hanyalah buah busuk. Meski cantik dari luar, dalamnya sudah rusak. Apalagi yang mereka tau kalau Anggun adalah anak yang baik baik.
Selesai dengan tangisannya, Wisnu melangkah menuju kamar sang putri. Dia menarik napasnya dalam dan melihat Anggun yang tengah menangis dalam pelukan sang Mama. Dia kecewa, bagaimana bisa sang anak melakukan hal itu?
“Pah, bagaimana?”
Wisnu mengambil duduk di bibir ranjang. “Anggun akan menikah dengan Alister, dan akan memutuskan perjodohan dengan Deon.”
“Apa? Anggun korban di sini, Pah. Dia tidak tau apapun,” ucap Eva pada suaminya.
“Tidak, Anggun tau itu.” Kini tatapannya beralih pada sang putri. “Papah kecewa sama kamu. Dan sekarang kamu harus menanggung akibatnya. Papah akan lebih malu jika menyerahkan kamu pada keluarga Deon dengan keadaan yang rusak seperti ini.”
“Anggun gak rusak, Pah!” Eva kembali marah.
“Anggun yang pertama kali menggoda dan menarik anak itu ke dalam kamar.”
Anggun hanya bisa menggelengkan air matanya yang mengenang di pelupuk mata. Ini mimpi buruk, dia ingin bangun dari mimpi dan kejadian gila ini.
****
To be continue
Komentarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
gia nasgia
Dan Tom and Jerry berakhir di pelaminan 🤦♀️
2025-03-01
0
Qaisaa Nazarudin
Duh deg degan aku,Mana Anggun dgn Al lagi tidur bareng lg,Di grebek langsung di nikahin mereka..
2024-08-06
0
Qaisaa Nazarudin
Di sini emang salahnya Alister,Udah tau mabok ngapain baik ke lantai dua di rumah orang..ckck
2024-08-06
0