Disinilah mereka sekarang diruang tamu Keluarga Horrison, Ruangan yang nampak sangat menenangkan dengan cat berwana cream pastel serta beberapa benda-benda unik di lemari sudut.
Juga terdapat sebuah vas bunga yang berukuran sangat besar di sisi Sofa, dan jangan lupakan juga bingkai foto yang sangat besar disana, siapapun yang datang pasti akan langsung bisa melihat foto keluarga yang ukurannya hampir setengah tinggi tembok. Apalagi senyum manis berlesung pipi sebelah kiri di tengah-tengah mereka. "Zara Florenzia Horrison" gumam seorang pemuda tampan didalam ruang tamu tersebut.
Setelah lama berbincang Tuan Horrison membawa tamu mereka masuk, Tuan serta Nyanya Richards menganggukkan kepala tersenyum, mereka melangkah tentu dengan Zachry yang terlihat sangat menawan malam ini, menuju ruang makan.
Dan tidak seperti biasanya Zachry akan mengenakan jasnya tapi malam ini penampilannya begitu santai tetapi tidak mengurangi ketampanannya, celana kain hitam dan kemeja putih yang digunakannya membuatnya tampak sangat fress.
"Kau begitu tampan sayang". Bisik mommy Luna pada putranya.
"Itu karena aku anakmu" Zach mengerlingkan mata menyamai langkah mommy nya.
Tiba di ruang makan, mereka semua duduk, dimeja juga sudah terisi dengan makanan-makanan, namun masih ada yang kurang disana dan semuanya menyadari. Ya Zara belum keluar dari kamar, tadi Ibunya sudah memeriksa dan sebentar lagi akan bersiap.
"Zara akan turun sebentar lagi, maaf karena harus menunggu sebentar". mohon Nyonya Horrison takut tamunya kecewa.
"Tidak masalah, kami faham". Jawab Nyonya Richads dengan senyum tulusnya, sedangkan para lelaki hanya diam memaklumi.
Ayah Zara tidak akan marah karena keterlambatan putrinya, dia memahami betul perjodohan mendadak ini tidak akan mudah diterimanya, tetapi hanya ini jalan yang bisa diambilnya untuk kebahagiaan putrinya.
Sedangkan Zachry, dan orang tuanya sangat faham situasinya, mereka tidak akan terlihat terburu-buru, karena mereka yakin cepat atau lambat pernikahan ini pasti akan terjadi, dilihat bagaimana kedekatan Daddy Zara dan Daddy Zach.
*
*
Sementara di balik pintu di dalam kamar Seorang gadis bergaun lilac dengan rambut yang diubah sedikit bergelombang dan digerai. Tengah mondar mandir sambil menggigit kuku.
Zara terdiam, mengambil nafas dalam dan membuangnya pelan, dia membuka pintu, dan bersiap turun menemui tamu mereka yang kemungkinan sudah menunggunya sejak tadi.
Langkah kakinya beraturan tap tap tap menuruni tangga dan mengarah ke ruang makan, semua mata menoleh ke arahnya dengan mata yang takjub, Zara melangkah pasti mengambil tempat tepat di sebelah momminya berhadapan dengan Zachry, setelah meminta maaf dengan senyum manis yang menampakkan lesung pipinya, Zara kemudian duduk.
"Selamat malam Paman, bibi, maaf karena Zara terlambat, dan menyita waktu kalian"
"Tidak masalah sayang, kau terlihat sangat cantik". Jawab mommy Luna yang masih takjub melihat calon menantunya.
Riasan yang Zara kenakan memang sangat pas, bibir tipisnya berwarna merah muda alami, bulu mata lentiknya, hidung mancung dan wajah bulat telur, dengan tubuh yang tidak terlalu kurus dan gemuk. Maka sudah dipastikan gadis didepan Zachry ini banyak yang mengincarnya.
Zara hanya menjawab dengan senyuman kecil.
"Terima kasih bibi, kau juga terlihat cantik" Zara berkata jujur, mommy Luna memang Cantik.
Ehem..
Ayah Zara berdehem dan semua mata terpokus padanya, kecuali Zachry yang masih intens menatap gadis didepannya.
"Baiklah sebelum kita makan, kita sepertinya melupakan satu orang lagi disini".
Semua orang yang tersadar kini menatap Zach yang glagapan karena kepergok menatap Zara. Dia tersenyum tapi masih dengan wajah datar.
Dari Pengelihatan Zara sendiri Zach ini sangat tampan, rahang tegas, mata coklat badan tinggi tegap, hidung mancung dan bibir yang sexy. Hanya saja dia terlihat sangat kaku dan dingin.
Sedangkan Aariz kekasihnya, Wajahnya tentu saja sudah tampan, kulit putih, senyumnya manisnya yang tidak pernah luntur. Siapapun yang melihat senyum itu pasti akan tertular. Dan jangan lupakan bahwa Aariz tidak sekaku pria dihadapannya ini.
"Eh..sebentar, apakah kita pernah bertemu?" Zara menyipitkan mata mengingat wajah yang sepertinya tidak asing. Tapi dia lupa dimana pernah melihatnya.
"Hm". Jawabnya singkat.
"Dia Zachry Richads pemimpin baru di Perusahaan Rgroup, Putra tunggal Tuan Richads". kini Daddy Zara yang menjelaskan dengan senang hati.
"Baiklah sayang, kita bisa melanjutkan ngobrolnya nanti, sekarang kita makan dulu". Sela Mommy Lucy yang disanggupi semua yang berada di meja makan. Sementara para orang tua asyik dengan gurauan mereka, berbeda dengan Zara dan pemuda kaku didepannya, mereka sibuk dengan fikiran masing-masing.
Dan disinilah Zara dan Zachry sekarang, digazebo taman belakang, masih pukul delapan malam, masih ada waktu untuk sekedar mengobrol.
Tuan dan Nyonya Richads sudah undur diri terlebih dahulu karena mendadak ada kepentingan yang lain, Tuanbdan Nyonya Horrison tentu memaklumi dan membiarkan anak-anak mereka tinggal sebentar untuk sekedar berbincang ringan.
"Kau, ..Sepertinya kita pernah bertemu" Zara yang memulai, memecah kebisuan mereka sejak.
Zach hanya tersenyum dan mengambil sesuatu di balik kantong celananya.
"Apakah ini milikmu?"
Zara melihat dan mengambil benda kecil tersebut, setelah diperhatikan benar saja itu antingnya yang tiba-tiba sisa sebelah.
"Hm, benar ini milikku, mengapa ada bersamamu"
"Kau yang menabrakku waktu di kantor waktu itu kau ingat?" kini Zachry menghadap Zara melihat ekspresi gadis masih ini. terlihat jelas bagaimana dia berfikir. Sangat cantik.
"Ya ampun, itu kau?". Zara berdiri dan menutup mulutnya terkejut.
"Jangan menutup mulutmu, dan duduklah"
Zach refleks menarik tangan Zara dan membuatnya kembali duduk disampingnya memang tidak terlalu dekat tetapi empat pasang mata yang mengintip di balik jendela dalam mansion tersenyum melihat kedekatan anak mereka.
"Mereka terlihat sangat cocok". Ucap Ibu Zara yang sedang bersandar di dada suaminya.
Mereka memang tidak muda lagi, tetapi jangan ragukan keromantisan mereka.
"Hm kau benar sayang". Jawab Tuan Horrison dengan senyuman puas kemudian membawa istrinya kembali ke kamar. Karena tidak baik mengintip pasangan muda ya kan.
*
*
*
Sedangkan di sebuah Clup dipinggir kota, seorang wanita tengah meneguk minumannya dengan sesekali terdegar tangisannya, Pria gagah didepannya hanya duduk memperhatikan dengan geleng-geleng kepala.
"Sudahlah, aku sudah katakan jalan terus berada dijalan itu". Leon menghentikan Tangan Nania yang hendak meneguk kembali minumannya.
Ya Mereka Leon dan Nania, Nania tahu malam ini acara makan malam Zachry dan calon tunangannya dan sebentar lagi akan menjadi istrinya. Untuk itu dia meminta Leon untuk menemaninya keluar menghilangkan kesedihannya. Dan disinilah mereka sekarang.
"Kau tidak akan mengerti". Suara tangisan kembali terdengar walaupun sangat kecil karena suara musik yang terlalu besar.
"Nania.." tegur Leon lembut.
"kau tahu, aku sudah sangat lama menyukai sepupumu itu, tapi kenapa dia tidak bisa melihatnya?" hiks..hiks..
"Aku tahu, dan apa yang kau rasakan, aku juga merasakannya".. Nania menghentikan tangisannya melihat Leon dengan mata mengerjap setelah itu dia tertawa dan kembali menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments