Setelah lama memikirkan benda kecil berkilau di tangannya akhirnya Zach tau benda itu kemungkinan milik siapa. "Gadis manis" mengingat itu Zach lalu tersenyum. Dia bahkan sangat ingat aroma tubuh wanita yang menabraknya tadi pagi dikantor. lelah dengan fikirannya sendiri akhirnya dia memutuskan untuk turun bergabung bersama Leon dan momny nya.
Dia melangkah pasti menuruni tangga dan langung masuk keruang makan, sesaat dia tertegun di tempat melihat siapa yang sudah disana menatapnya dalam diam. Namun tentu saja hanya sebentar setelah menyadari bahwa sepupunyalah yang kemungkinan melakukannya, dan bukan masalah karena Nania memang sudah sering datang sebelumnya.
Melihat Zach yang masih berdiri disana sontak membuat Mommy Luna kemudian memanggil anak kesayangannya yang tiba-tiba saja mematung.
"Mau sampai kapan kau berdiri disana?" tegur nya pada anaknya.
Nania yang sudah faham situasi merasa tidak enak lantas berujar untuk mengilangkan kecanggungan. Dia tidak ingin ada yang tahu kalau sebenarnya dia pernah mengungkapkan perasaannya pada Zach. Tidak, jangan ada yahg menyadari.
"Zach jangan katakan kau terkejut aku disini?" Ucapnya ramah seperti biasa.
Zachry yang mendapat pertanyaan itu hanya tersenyum dan duduk di didepan meja sahabatnya yang sudah dianggapnya adik.
"Hanya sesaat"
Nania yang faham hanya diam, melanjutkan makanannya, sesekali dia mencuri pandang pada Zachry, pada pria yang mampu membuatnya bodoh walau sering ditolak. Leon yang melihat tatapan memuja untuk sepupunya hanya tersenyum dan memilih menghabiskan makanannya.
Dan disinilah mereka sekarang ditaman samping mansin. Selain didepan sebagai tempat favorit Kommy Luna, ternyata halaman samping juga tak kalah indahnya disini mereka akan benar-benar seperti taman rose sungguhan karena mommy Luna mengaturnya berbentuk rose yang berbentuk lingkaran dengan mereka berada ditengah-tengah.
"Kapan daddy kembali moms?" Leon yang bertanya
"Mungkin besok". Jawab moms Luna dengan senyum setelah menyesap teh melati miliknya.
Leon yang mendapat jawaban langsung hanya mengganguk sambil sesekali melirik ke arah Nania yang nampak serius meneliti bunga-bunga didepannya, tetapi pembicaraan mereka tentu masih bisa didengarnya.
"Zach.." Mom Luna yang bersuara
"Hm". jawabnya singkat sambil mengangkat wajahnya yang sedari tadi sibuk menatap benda pipih ditangannya.
"Bersiaplah lusa kita akan makan malam bersama di kediaman Horrison sebelum acara pertunangan kalian diadakan.
Sontak membuat Nania dan Leon membelalakkan mata karena terkejut, berbeda dengan Zachry yang hanya diam tapi terlihat ada senyum tipis di bibir tebalnya, sangat tipis sehingga tidak ada yng menyadari.
"Baiklah." Jawabnya singkat membuat Leon dan Nania semakin terkejut dan dalam waktu bersamaan rasa sesak di dada Nania muncul membuatnya susah untuk mengatakan apa-apa dia hanya melirik pria yang dicintainya itu dengan banyak pertanyaan. Namun yang diperhatikan hanya memasang wajah datar dan kaku, bukan tidak mengetahui kirikan Nania Zachry hanya ingin membuat Nania berhenti berada dijalannya agar dia tidak terlalu sakit kedepannya.
"Maksud mommy apa? makan malam? Pertunangan?" Nania yang bertanya setelah mampu menguasai diri dari keterkejutannya.
"Benar sayang, Sahabatmu yang manja ini akan bertunangan, mommy dan daddy sudah sepakat sejak lama tentang ini". Jujur mommy Luna membuat Nania semakin tercekat.
"Dengan siapa? Kini Leon yang bertanya, setelah melihat wajah pucat Nania.
"Putri dari rekan bisnis Daddy, nanti kalian akan tahu sendiri gadisnya.
"Zach kau berhutang penjelasan padaku"
"Apakah penting?" Setelah terdiam Zachry akhirnya membuka suara, dia memang tidak mengatakan apa-apa pada sepupunya ini karena belum tepat saja, tetapi karena pertemuan keluarga sudah semakin dekat, Zachry akan menjelaskan jika memang Leon membutuhkan nya.
"Hei, bro selain Asistenmu, aku ini kerabatmu, sudah pasti sangat penting bagiku, aku penasaran gadis mana yang bisa merobohkan benteng pertahanan CEO muda Rgroup ini". Jawab Leon panjang lebar.
"Aku akan jelaskan nanti" Jawabnya singkat masih memandangi layar ponselnya. Jika diperhatikan dibalik layar itu ada sebuah foto seseorang, dan hanya dia yang bisa melihatnya karena Zachry mengatur pencahayaan ponselnya.
Tidak terasa sudah hampir jam 6 sore, Zachry pamit pulang ke mansionnya, sambil memeluk mommy nya yang terlihat semakin cantik karena wajahnya bersemu merah. Daddy sudah kembali lehih cepat jadi terlihat jelas ada rona bahagia di wajah mommynya.
Sedangkan Leon sudah kembali lebih dulu beberapa menit yang lalu mengantar Nania pulang
"Bersiap-siaplah, karena lusa kalian akan bertemu, mommy harap semua berjalan lencar". Ucapnya pada putranya, mommy Luna memang sangat menyukai gadis pilihan suaminya entah karena memang terlihat cantik atau ada sesuatu yang lain, wanita yang hampir berusia 50 tahunan itu hanya merasa gadis pilihan mereka ini memang cocok untuk anaknya.
"Berdoalah semoga gadis pilihan kalian tidak menolakku". Jawabnya tenang.
*
*
Sementara di kediaman Horrison sendiri tepatnya dimeja makan, Zara yang tengah memasukkan makanan kemulutnya tiba-tiba tersendak karena ulah Ayahnya.
"Hati-hati sayang". Sambil memberikan air ke putrinya.
"Lusa?"
"Dimansion kita, jadi Daddy dan Mommymu berharap kau tidak kemana-kemana".
"Tapi Dad?" mohonnya dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak ada tapi-tapian". setelah mengatakan itu Zara berdiri dan meninggalkan meja makan meninggalkan Daddy dan Momminya yang terus memanggilnya.
"Bagaimana mungkin aku akan menikahi laki-laki lain yang tidak aku cintai? Isaknya di tengah-tengah tangisannya.
Sampai dalam kamar Zara langsung membuang diri ke kasur dan menenggelamkan wajahnya di bantal, meluapkan semua amarahnya dan rasa kecewanya.
"Aariz, apakah kau memang tidak berniat memperjuangkanku? Zara mengangkat wajahnya seolah-olah melihat Aariz kekasihnya didepannya yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menjawab bahwa sia-sia saja baginya untuk berjuang.
Melihat ilusi tentang Aariz yang juga menolakmya membuat Zara makin terisak.
entah berapa lama dia menangis sampai akhirnya dia tertidur. Mommy Lucy Ibu Zara yang tadi berniat menenangkan putrinya dibuat terdiam saat melihat putri cantiknya menangials sampai tertidur, membawa kesedihannya.
*
*
Sementara di waktu yang sama ditempat yang berbeda, Nania tengah melempar semua barang-barang yang ada dikamarnya.
Prag..
"Sialan!"
"Hiks ..hiks.. Kau sangat jahat padaku Zach". Nania terduduk dengan kedua tangan memegang kepalanya, rasa pening saat mengetahui lelaki yahg ia cintai akan bertunangan.
"Aku sudah lama mencintaimu Zachry Ricards, bagaimana bisa kau tidak menyadari perasaanku?" Nania terus terisak menyadari dia tidak akan bisa bersama orang yang dicintainya
Memang benar, Nania sudah lama menyimpan rasa untuk sahahatnya Zachry, setiap hari ia akan berada berusaha agar biasa dekat dengan sahabatnya itu meakipun berulang kali Zachry menolak karena tidak ingin ada yang salah faham atas kedekatan mereka. semua masih terlihat hangat karena membuat Leon ada diantara mereka akan mengurangi kesalah fahaman orang lain tentunya. Tetapi semuanya berubah saat Nania terpaksa mengutarakan perasaannya karena sudah tidak sanggup memendamnya terlalu lama, tetapi siapa sangka ternyata dia ditolak.
" Aku bersumpah Zach selama kalian belum menikah aku Nania tidak akan berhenti sampai aku benar-benar kalah"..
Ia kembali menangis dalam sunyinya malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments