Happy Reading......
Tidak terasa waktu pun cepat berlalu, dan Elena sudah bekerja di kantor MQ group selama 1 minggu, dan selama itu pula Elena dan juga bekerja sebagai sekretaris nya Evan. Dia juga sudah mulai terbiasa dengan sikap dingin Evan yang terkesan datar dan juga irit bicara.
Siang ini Elena dan juga Ratu sudah berencana akan makan siang di cafe, yang ada di seberang kantor.
"Dor ...!" kaget Ratu saat dia sampai di ruangan Elena.
"Iih, Lo mah ngagetin gue aja," kesel Elena sambil memukul lengan Ratu dan mengelus dadanya.
Setelah itu mereka pun keluar dari ruangan Elena, dan menuju cafe untuk makan siang. Akan tetapi saat keluar, langkah mereka terhenti saat Evan memanggil mereka.
"Kalian mau ke mana?" tanya Evan sambil melihat ke arah Elena dan juga Ratu.
"Kami mau makan siang Pak, ke cafe depan," jawab Elena.
"Kalau begitu, saya ikut," ucap Evan sambil melirik ke arah Billy sang asisten pribadi.
Elena dan Ratu saling melirik satu sama lain. Mereka seakan ragu jika Evan ikut dengan mereka. Sebab, mereka akan merasa canggung. Ratu menyenggol bahu Elena, begitupun dengan Elena. Mereka saling senggol-menyenggol dan itu tidak luput dari perhatiannya Evan dan juga Billy.
"Bagaimana, apa saya boleh ikut?" tanya Evan kembali.
"Bo-boleh Pak," gugup Elena dan Ratu mengangguk berbarengan.
Mereka berempat pun berjalan beriringan menuju lift untuk turun ke lantai bawah, dan selama di dalam lift tidak ada yang membuka suara, Elena dan Ratu pun terdiam karena Canggung.
Sedangkan Evan tersenyum tipis, sangat tipis. Sehingga tidak terlihat oleh siapapun. Dia senang bisa memakan siang bersama dengan Elena.
Setelah sampai di Cafe, mereka pun memesan makanan, dan anehnya Evan meminta Elena untuk memesankan dia makanan miliknya. Elena menatap ke arah Ratu dengan tatapan bingung, sebab dia tidak tahu apa yang Evan sukai.
"Maaf Pak, Bapak mau makan apa ya?" tanya Elena dengan sopan.
"Terserah kamu saja, atau samakan saja dengan kamu," jawab Evan sambil mengeluarkan ponselnya, dan mengotak-atik ponsel itu. Elena yang mendengar itu pun langsung memesan makanan dia dan juga Evan.
Sementara itu Billy mengkerutkan dahinya, dia merasa heran dengan perubahan Bosnya itu. Selama 5 tahun Billy bekerja dengan Evan, dia tidak pernah melihat Evan menyamakan makanannya dengan orang lain.
'Ada apa dengan si Bos? Apa dia suka dengan Nona Elena?' batin Billy sambil melirik ke arah Evan.
Evan Marquez sendiri adalah pria berusia 30 tahun, dia adalah CEO dari MQ Group yang diwariskan oleh kedua orang tuanya, dan Evan tidak punya pacar sama sekali. Dulu dia pernah memiliki pacar, tetapi sayang mereka gagal untuk menikah, sebab pacar Evan telah berselingkuh dengan pesaing bisnisnya.
Selama 7 tahun itu pula, Evan tidak pernah membuka hatinya untuk wanita manapun, dan itu kenapa Billy menjadi heran. Sebab baru kali ini Evan mau makan bersama wanita, karena biasanya Pria itu tidak mau.
"Ini Tuan makanannya," ucap Elena sambil mendorong piring ke arah Evan.
"Terima kasih," ujar Evan sambil memotong steak di hadapannya.
Tak ada pembicaraan apapun di antara mereka berempat, semuanya makan dengan khidmat. Ratu menepuk paha Elena, dan dia melirik ke arah sahabatnya itu, seakan memberikan kode jika 'aku canggung'.
Elena yang mengerti pun menjawab dengan kode juga, 'Aku juga sama,' ucap Elena di dalam hati.
"Maaf Pak, saya ke toilet dulu ya," izin Elena pada Evan. Evan yang mendengar itu pun mengangguk, lalu tak lama Ratu pun menyusul Elena ke toilet. Dia juga merasa canggung jika harus sendirian di sana dengan dua pria kaku di hadapan nya.
"Duh, Gue canggung banget sumpah!" seru Ratu saat di dalam toilet. Elena mengangguk, dia mengiyakan perkataannya Ratu, karena dia pun merasakan hal yang sama.
"Lo pikir, Lo doang yang canggung? Gue juga canggung tahu! Tadinya Gue tuh pengen curhat-curhat sama Lo, stress otak Gue mikirin berkas kantor terus," kesal Elena sambil mencuci tangannya.
"Tapi El, Gue heran deh sama Bos Evan?"
"Emang kenapa?" tanya Elena dengan heran, sambil menatap Ratu dari pantulan cermin.
"Dia itu tidak pernah makan bersama perempuan El. Selama Gue kerja di kantor selama 2 tahun, Gue nggak pernah ngeliat dia makan bersama perempuan lain, dan ternyata semua orang kantor pun juga tahu."
"Kenapa begitu?"
"7 tahun yang lalu, dia itu punya pacar, tapi pacar dia itu selingkuh sama saingan bisnis dia. Nah, terus dari situ katanya dia nggak pernah lagi punya pacar atau deketin cewek. Ya ... ibarat kayak di novel-novel lah, hati dia tertutup dan dingin, beku kayak batu," jelas Ratu.
"Ya mungkin, dia ingin cari suasana yang baru aja," tukas Elena sambil mengeringkan tangan.
"Gue rasa bukan, El. Gue lihat tatapan dia itu beda ke Lo. Atau jangan-jangan ... Bos Gue, suka lagi sama Lo?" tebak Ratu sambil menunjuk wajah Elena dengan mata membulat.
"Gila kali, Lo! Gue baru kerja seminggu di sini Ratu. Masa iya Bos Evan suka sama Gue? Enggak lah! Lagian, Gue juga belum siap membuka hati Gue untuk pria lain," tutur Elena.
"Tapi gue yakin El, Gue yakin banget kalau Bos Evan itu suka sama Lo."
"Udah ah, mending kita makan lagi yuk! Nggak enak tahu lama-lama di toilet sama Pak Evan juga pak Billy," ajak Elena sambil menarik tangan Ratu.
"Maaf Pak kami lama," ucap Elena saat mereka sampai di meja makan. Evan dan Billy hanya mengangguk saja, setelah itu mereka pun menghabiskan makanannya.
Jam pulang kerja pun telah usai, Elena meregangkan otot-otot tangannya dan juga kepalanya ke kanan dan kiri. Dia menatap jam di tangannya. "Akhirnya Gue bisa pulang juga," ucap lega Elena sambil membereskan berkas-berkas dia atas meja, dan juga membawa tasnya.
"Kamu mau pulang?" tanya Evan saat Elena keluar dari ruangannya.
"Astaga, Pak! Bapak ini kayak Jelangkung deh, datang nggak diundang pergi nggak diantar." kaget Elena sambil mengelus dadanya, tapi setelah itu dia menutup mulutnya sambil membulatkan mata. Dia kaget dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
'Astaga Ele ... kenapa sih Lo sampai keceplosan, bilang dia jelangkung?' batin Elena menggerutu pada diri sendiri.
"Saya tanya, kamu mau pulang?" tanya Evan kembali, dan dijawab anggukan oleh Elena.
"Iyalah Pak, kan ini udah jam pulang kerja. Kalau gitu saya duluan ya Pak," pamit Elena sambil melangkah pergi meninggalkan Evan, namun Evan mencegah Elena kembali.
"Tunggc!" Cegah Evan, Elena pun seketika menghentikan langkahnya.
"Iya Pak, ada apa ya Pak? Apa ada yang harus saya kerjakan lagi?" tanya Elena sambil menautkan kedua alisnya dan menatap Evan dengan heran.
"Enggak! Saya cuma mau bilang, biar saya antar ya pulangnya?"
Elena ternganga mendengar ucapan Evan, dia tidak percaya jika Evan akan mengantarnya pulang. Padahal selama dia kerja di sana, dia tidak pernah sekalipun mendengar Evan menawarkan diri untuk mengajaknya pulang bersama.
"Maaf Pak, saya sudah ada janji sama Ratu. Kalau gitu saya pulang duluan ya, Pak. Sekali lagi saya minta maaf, permisi Pak," pamit Elena sambil setengah berlari dan masuk ke dalam lift.
Evan tersenyum melihat itu, entah kenapa melihat wajah dan juga tingkah Elena, membuat Evan sedikit terhibur. Dia juga tidak tahu, kenapa hatinya selalu bergetar dan juga berdesir saat melihat mata indah dan bulat milik Elena. Apalagi ditambah dengan dagu yang terbelah dua milik Elena, benar-benar terlihat sangat manis dan juga cantik.
"Woi ... Lo Kenapa diem aja?" tanya Ratu saat di dalam mobil.
"Gue tuh bingung tau nggak sama Bos Evan? Dia tadi nawarin Gue pulang sama dia, Tu," curhat Elena.
"What! Hah, serius?" kaget Ratu sambil menengok ke arah Elena, lalu kembali menatap ke arah depan sebab Dia sedang menyetir.
"Iya, Gue serius. Aneh nggak sih? Katanya pak Evan itu dingin, kaku? Dia nggak pernah deketin cewek, nggak pernah dia itu ngajakin cewek. Lah terus tadi kenapa dia ngajak Gue pulang bareng?" heran Elena sambil mengetuk dagunya.
"Tuh kan, bener apa yang Gue bilang. Dia itu suka sama Ls!" Seru Ratu sambil menjentikkan jarinya.
"Ngaco Lo! Udah ah, mendingan Lo nyetir aja sana," kesal Elena sambil melipat kedua tangannya di depan dada, lalu dia menyandarkan tubuhnya ke jok dan juga memejamkan matanya.
Sesampainya mereka di rumah Tante Astrid, sudah ada motor sport yang terparkir di garasi milik Tante Astrid. Elena mengerutkan dahinya. "Rat, setahu Gue di garasi nggak ada motor sport deh? Apa Ada saudaranya Tante Astrid yang sedang datang ya?" tanya Elena sambil menatap ke arah Ratu.
"Oh, itu sih motornya si Rio. Mungkin dia balik karena memang kan udah 1 bulan dia belum balik," jelas Ratu sambil memasuki rumah.
"Rio? Maksud Lo, Rio anaknya Tante Astrid?"
"Lah iya, Rio anaknya Tante Astrid. Emang anak siapa lagi?" kekeh Ratu.
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
gnti jdul aj dg "jatuh cinta with sekretaris pribadi"...🤗🤗🤗
2022-12-27
0
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
ciiieeee....yg lg buciiinn...🤭🤭🤭
hrus sbr ngadepin s kutub ele..🤗💪🏻
2022-12-27
1
momy ervina
kutub es akan mencair dgn pesona elena
2022-12-20
1