Bos Kutub Es

Happy Reading.......

"Gimana El, Lo udah diterima kerja di sana?" tanya Ratu saat berada di meja makan malam ini.

"Belum Tu, 'kan nunggu kabar dulu dari HRD-nya, apa aku diterima apa nggak. Kalau diterima syukur, nggak terima ya udah aku cari yang lain," ujar Elena sambil memakan makan malamnya.

"Ya, Gue sih yakin ya, kalo Lo bakal diterima. Soalnya melihat dari sarjana Lo tinggi, terus juga prestasi Lo, IQ Lo juga bagus. Jadi, ya Gue yakin Lo bakalan diterima di sana."

"Aamiin, semoga ya. Biar Gue nggak cari kerja-kerja yang lain lagi."

"Tapi ya itu dia, cuma satu pesan Gue. Lo harus kuat ngadepin CEO di sana yang benar-benar super dingin banget, kayak es kutub. Sangat susah untuk ditaklukan."

Elena hanya terkekeh kecil saja mendengar ucapan dari sahabatnya itu. Sedangkan Tante Astrid hanya menyimak saja sambil sesekali tersenyum, melihat Elena dan juga Ratu. Dia sangat bahagia sebab ada kedua wanita itu di rumahnya, karena Tante Astrid merasa tidak kesepian semenjak ada Elena di sana, dia merasa seperti mempunyai dua orang putri.

'Aku berharap suatu saat nanti Rio, bisa mendapatkan istri seperti Elena,' batin Tante Astrid sambil menatap Elena dengan tatapan intens.

-----------------------------

Pagi ini Elena dan juga Ratu sudah siap dengan setelan kantor mereka. Mereka juga sudah sarapan dan saat ini sedang berada dalam perjalanan menuju kantor dimana Ratu bekerja. Semalam Elena ditelepon oleh pihak HRD dari kantor MQ Group, dan ternyata dia diterima kerja di sana sebagai sekretarisnya tuan Evan.

"Duh Tu, Gue kok jadi deg-degan gini ya?" gugup Elena sambil memegang dadanya.

"Kenapa Lo deg-degan? Lo takut ya, ketemu sama sama Bos es batu itu?" tebak Ratu sambil terkekeh kecil.

"Dih, ngapain Gue gugup karena dia? Gue gugup, karena ini hari pertama Gue masuk kerja, dan Gue nggak mau sampai membuat kesalahan sekecil apapun yang bisa membuat Gue di diskualifikasi. Kan Lo tahu, Gue masih tahap pemantauan dalam tiga bulan," jelas Elena.

"Semoga sukse Ele, semangat!" ucap Ratu menyemangati sahabatnya.

"Semangat...."

Setelah sampai di kantor, mereka pun masuk kedalam. Lalu Elena mengikuti langkah HRD untuk menuju ke ruangan Evan.

Kantor MQ grup terdiri dari 15 lantai, dan ruangan Evan berada di paling atas, yaitu lantai 15, berbarengan dengan ruangan Elena, karena Elena adalah sekertarisnya Evan saat ini.

"Ini Mbak ruangannya Pak Evan, semoga Mbak betah ya jadi sekretarisnya Pak Evan," ucap Reni HRD yang mengantar Elena ke ruangan Evan.

"Lalu, ruangan saya di mana, Mbak?" tanya Elena sambil menatap ke arah Reni.

"Ini ruangan Mbak, di sebelahnya Pak Evan. Sebentar lagi pak Evan akan datang, Mbak tunggu saja di dalam ruangannya Pak Evan. Saya juga sudah bilang kok sama sama Pak Billy, asisten pribadinya pak Evan," jelas Reni. Setelah itu dia pergi meninggalkan Elena sendirian di sana.

Elena masuk ke dalam ruangannya Evan, matanya menelisik setiap isi dalam ruangan itu, ternyata tidak seburuk yang Elena pikirkan. Dia pikir jika laki-laki sedingin Evan, akan mempunyai ruangan yang kelabu. Akan tetapi ternyata dia salah, di sana cat ruangan Evan bahkan berwarna biru langit.

"Aku baru ini nemuin cowok suka dengan cat warna biru langit?" gumam Elena sambil menatap segala isi dalam ruangan Evan.

Eeekhm...

Suara deheman terdengar di belakang Elena, seketika membuat wanita cantik itu terkejut dan membalik badan. Matanya membulat dengan mulut sedikit menganga, dia kaget saat melihat pria tampan itu tengah menatap dirinya.

"Kamu!" kaget Elena sambil menatap Evan dengan wajah yang begitu kaget.

"Jadi, kamu yang akan menjadi sekretaris saya?" tanya Evan, dan langsung berjalan melewati Elena lalu duduk di kursi kebesarannya.

Elena menatap Evan dengan dahi mengkerut. 'Apa dia Bos aku?' batin Elena.

"Iya Pak, saya yang bernama Elena. perkenalkan Pak nama saya Elena Wilson," ucap Elena sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Evan. Namun sayang, Evan bahkan tidak menyambut uluran tangan Elena. Dia masih duduk manis dengan kaki menumpang satu dan tatapan lurus ke arah Elena.

'Ciih, sombong sekali Bos ini," batin Elena dengan geram, saat melihat Evan tak menjawab jabatan tangannya.

"Bil, tolong kasih surat kerja dia. Dan dia juga harus mematuhi peraturan di kantor ini, berikan berkas itu padanya!" titah Evan pada Billy, asisten pribadinya.

Billy mengangguk, lalu menyerahkan berkas yang dia pegang kepada Elena.

"Ini Nona, silakan dipelajari dulu peraturan yang ada di kantor ini," ucap Billy.

Elena pun membuka berkas itu dan membacanya dengan teliti. Setelah beberapa menit dia mengangguk.

"Apa kau sudah paham dengan peraturan di kantor ini, dan cara kerjanya?" tanya Evan sambil menatap Elena dengan intens.

"Sudah, Pak. Saya sudah paham," jawab Elena.

"Baiklah, jika kau sudah paham. Billy, antarkan dia ke ruangannya, dan berikan dia berkas untuk meeting hari ini, dan suruh dia untuk mempelajarinya..Kau ajari dia!" titah Evan pada Billy. Lalu Billy dan juga Elena pun keluar dari ruangannya.

"Ini Nona, berkas yang harus anda pelajari," ucap Billy sambil memberikan sebuah map berwarna hijau. Elena pun membuka berkas itu lalu melihatnya, dan otaknya langsung tersambung saat melihat deretan angka-angka dan juga data-data yang ada di sana, sebab Elena juga dulu bekerja sebagai sekretaris di kantor Jordi mantan suaminya.

"Baik Tuan, saya sudah paham," jawab Elena. Billy mengangguk, tidak sia-sia pikir Billy Elena bekerja dengan IQ yang tinggi.

"Baiklah, kalau begitu saya keluar dulu Nona. Selamat bekerja," ucap Billy sambil keluar dari ruangan Elena.

Nafas lega terhembus dari hidung Elena, dia menatap ke arah kaca yang terhubung dengan ruangan di mana Evan berada, dan saat ini pria itu tengah menatap dirinya.

'Duh, kenapa kacanya harus terhubung langsung sih? Gue kan jadi nggak nyaman diperhatiin Bos Killer itu?' batin Elena sambil mempelajari berkas yang ada di hadapannya.

Sedangkan Evan tersenyum manis saat melihat Elena sedang mengerjakan tugasnya. Kemarin saat dia bertemu dengan Elena di lift, jantung nya tiba-tiba saja berdebar, dan berbarengan dengan itu HRD juga membawa berkas Elena. Seketika Evan menjadi tertarik dengan Elena dia, tanpa pikir panjang Evan langsung menerima Elena. Terlepas dari itu, Evan juga melihat IQ tinggi dan juga berkas tentang pekerjaan Elena dulu.

"Ayo Elena, kamu pasti bisa!" Semangat Elena pada diri sendiri.

Tepat jam 10.00 pagi, berkas yang diberikan kepada Elena untuk dipelajari pun sudah jadi, dan mereka akan mengadakan meeting. Melihat Evan keluar dari ruangannya Elena pun keluar juga.

"Apa berkasnya sudah siap?" tanya Evan saat Elena keluar dari ruangannya.

"Sudah Pak," jawab Elena.

Mendengar itu Evan mengangguk, lalu melangkah untuk menuju ruangan meeting diikuti oleh Elena dan juga Billy. Billy sendiri ruangannya berada di lantai 14.

Satu jam sudah meeting pun selesai, dan Evan sangat puas dengan hasil kerja dari Elena. Dia pun memanggil Elena ke ruangannya.

"Iya Pak, Bapak manggil saya?" tanya Elena saat sudah berada di dalam ruangan Evan.

"Saya sangat puas dengan hasil kerja keras kamu, dan saya harap kamu mempertahankan itu," ucap Evan sambil menatap ke arah Elena.

"Iya Pak, terima kasih. Saya akan terus berusaha untuk membantu Bapak memajukan perusahaan ini," jawab Elena dengan kepala menunduk, dia tidak berani menatap wajah bahkan mata Evan yang begitu tajam.

"Kalau begitu saya permisi dulu Pak," pamit Elena sambil berlalu keluar dari ruangan Evan.

Saat berada di luar ruangan Evan, Elena membuang nafas nya dengan kasar. Dia merasa lega sebab sudah keluar dari kandang singa.

Entah kenapa, Elena merasa jika berada di dekat Evan, dia merasa jika pasokan udara sangat sempit, dan dia merasa jika lehernya seakan tercekik.

"Haduh, gue harus kuat bekerja bersama dia. Benar ternyata apa kata Ratu, kalau dia itu benar-benar dingin kayak es batu," gumam Elena sambil masuk ke dalam ruangannya.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

sabar El batu² gitu juga jodohmu
dari pada mantan suami mu yang dibilang manis tapi dalam nya pait 🤭🤣🤣🤣🤣

2023-10-10

2

teti kurniawati

teti kurniawati

sudah ditambahkan jadi favorit

2023-01-21

1

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

siap" ngadepin s kutub yg dingiiinn...🤭🤭🤭💪🏻💪🏻

2022-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Hancur
2 Bercerai
3 Melamar Pekerjaan
4 Bos Kutub Es
5 Makan Siang Bersama
6 Diantar Rio
7 Di Jodohkan
8 Permintaan Evan
9 Deal...
10 Ada Udang Di Balik Bakwan
11 Berpura-pura
12 Ancaman Elena
13 Keberanian Rio
14 Ajakan Evan
15 Kejujuran Status Elena
16 1 Minggu
17 Buatkan Aku Mie
18 Menyelamatkan Elena
19 Mogok
20 Sampah Masa Lalu
21 Tak Berani Bicara
22 Ayo Menikah
23 Bingung
24 Kekesalan Elena
25 Ku Kasih Waktu 2 Hari
26 Ajakan Rio
27 Mulai Senam Kembali
28 Apa Aku Kelewat
29 Kamu Yang Menggodaku
30 Kekesalan Evan
31 Jangan Katakan Itu
32 Jangan Lama-Lama
33 Khawatir
34 Perhatian Kecil
35 Datang pagi-pagi
36 Menggoda Evan
37 Bekerja Sama
38 Senjata Makan Tuan
39 Kekesalan Ana
40 Ucapan Ambigu
41 Jadi Nyonya Marquez
42 Permintaan Mama Gita
43 Mogok
44 Di Jebak
45 Mencuri Kecupan
46 Perhatian Billy
47 Mereka Mau Apa?
48 Candu
49 Saya Mencintaimu Elena Wilson
50 Kita Mulai Dari Awal
51 Luka Di Leher
52 Khawatir
53 Permintaan Evan
54 Permintaan Maaf Jordi
55 Kepergok
56 Keguguran
57 Tanpamu
58 Bulan Madu
59 Menemui Mutia
60 Asupan Gizi
61 Kekesalan Mama Gita
62 Aku Hanya Milikmu
63 Meeting
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Sakitnya Tuh Di Sini
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 POV Evan
79 POV Evan 2
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Hancur
2
Bercerai
3
Melamar Pekerjaan
4
Bos Kutub Es
5
Makan Siang Bersama
6
Diantar Rio
7
Di Jodohkan
8
Permintaan Evan
9
Deal...
10
Ada Udang Di Balik Bakwan
11
Berpura-pura
12
Ancaman Elena
13
Keberanian Rio
14
Ajakan Evan
15
Kejujuran Status Elena
16
1 Minggu
17
Buatkan Aku Mie
18
Menyelamatkan Elena
19
Mogok
20
Sampah Masa Lalu
21
Tak Berani Bicara
22
Ayo Menikah
23
Bingung
24
Kekesalan Elena
25
Ku Kasih Waktu 2 Hari
26
Ajakan Rio
27
Mulai Senam Kembali
28
Apa Aku Kelewat
29
Kamu Yang Menggodaku
30
Kekesalan Evan
31
Jangan Katakan Itu
32
Jangan Lama-Lama
33
Khawatir
34
Perhatian Kecil
35
Datang pagi-pagi
36
Menggoda Evan
37
Bekerja Sama
38
Senjata Makan Tuan
39
Kekesalan Ana
40
Ucapan Ambigu
41
Jadi Nyonya Marquez
42
Permintaan Mama Gita
43
Mogok
44
Di Jebak
45
Mencuri Kecupan
46
Perhatian Billy
47
Mereka Mau Apa?
48
Candu
49
Saya Mencintaimu Elena Wilson
50
Kita Mulai Dari Awal
51
Luka Di Leher
52
Khawatir
53
Permintaan Evan
54
Permintaan Maaf Jordi
55
Kepergok
56
Keguguran
57
Tanpamu
58
Bulan Madu
59
Menemui Mutia
60
Asupan Gizi
61
Kekesalan Mama Gita
62
Aku Hanya Milikmu
63
Meeting
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Sakitnya Tuh Di Sini
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
POV Evan
79
POV Evan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!