Happy Reading......
Malam hari saat Elena baru saja selesai mandi, tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk, dan saat dibuka ternyata itu adalah Ratu. Dia mengajak Elena untuk makan malam di bawah bersamanya.
"Yuk, makan malam dulu, " ajak Ratu. Elena mengangguk lalu mereka pun turun ke bawah.
"Sini Sayang makan dulu," ajak Tante Astrid sambil melambaikan tangannya ke arah Elena yang baru saja sampai di tempat makan.
"Iya Tante," jawab Elena.
Setelah itu mereka bertiga pun makan dengan khidmat. "Tante, apa boleh saya menyewa kamar yang di atas?" tanya Elena saat makan malam selesai.
"Kenapa harus sewa, Sayang? Nggak apa-apa kamu tinggal di sini juga, Tante senang kok. Soalnya Tante nggak punya anak lagi selain anak Tante, Rio," ucap Tante Astrid dengan wajah sedih.
"Tante maaf, memang suami Tante ke mana?" tanya Elena dengan nada tak enak.
"Suami Tante, sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Dia terkena serangan jantung, dan saat ini hanya ada Rio, anak Tante. Akan tetapi sayang, dia malah tinggal di barack, karena dia abdi negara. Makanya Tante ngajak Ratu untuk tinggal di sini buat nemenin Tante, karena Ratu juga 'kan kerja di kota ini. Jadi, daripada Ratu ngontrak, mendingan di sini aja tinggal sama tante," jelas Tante Astrid.
"Maaf ya Tan, Elena nggak bermaksud buat Tante sedih," ucap Elena sambil memegang tangan tante Astrid.
Dia merasa tidak enak, sebab sudah membuka luka di hati Tante Astrid. Elena tahu, pasti Tante Astrid sangat kesepian, sebab di tinggal anak dan Suaminya.
"Nggak papa Sayang, Tante nggak sedih kok. Tante hanya kangen aja sama suami Tante. Lalu, kamu ke sini apa sudah ada tujuan? Maksudnya mau kerja, atau bagaimana?" tanya Tante Astrid mengalihkan pembicaraan.
"Iya Tan, aku ke sini mau cari kerja. Mungkin besok aku udah mulai mencari kerja," jawab Elena sambil menatap lurus ke arah depan, dengan tatapan yang hampa.
"Eh Ele, kayaknya di kantor Gue ada lowongan deh. Bos Gue lagi nyari, soalnya sekretaris dia yang kemarin udah ngundurin diri." timpal Ratu, dan sukses membuat Elena menengok ke arahnya.
"Wah, kebetulan dong Tu. Lagian 'kan, Gue juga lulusan manajemen bisnis," ujar Elena dengan antusias.
"Iya, nanti Lo bareng aja sama Gue ke sana besok, tapi Gue saranin Lo buat hati-hati."
"Hati-hati, kenapa?" bingung Elena sambil menatap Ratu dengan alis bertaut.
"CEO yang di sana sekarang itu galak. Memang sih dia tampan, keren, cool, tapi udah dingin kayak kulkas, datar mukanya. Ah, pokoknya mah gak enak deh," keluh Ratu dengan ekspresi yang tak suka.
"Oh, begitu ya! Ya nggak masalah sih, selagi profesional kerja," tutur Elena sambil membereskan piring kotor di meja makan.
"Tapi, kayaknya kalau kamu yang jadi sekretarisnya, aku rasa Bos aku bakalan jatuh cinta deh sama kamu El," kekeh Ratu.
"Apaan sih, Rat. Enggak ah, ngaco kamu. Aku masih belum siap untuk membuka hatiku lagi untuk pria lain," jelas Elena dengan wajah yang sedih.
"Oh, maafkan aku Ele. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih, dan teringat dengan masa lalu kamu. Hanya saja, kau harus menata masa depanmu dan juga kebahagiaanmu. Aku yakin, Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untukmu, dan juga dia yang akan melindungi dan menjagamu suatu hari nanti." Mendengar itu, Elena segera memeluk tubuh sahabatnya dengan erat.
Dia sangat beruntung, sebab di pertemukan dengan sahabat-sahabatnya seperti Ratu dan Rindi.
Setelah bercakap-cakap, mereka pun masuk ke dalam kamar masing-masing untuk tidur dan menata masa depan di esok hari.
-----------------------------
Pagi hari setelah sarapan, Elena dan juga Ratu berangkat menuju kantor memakai mobil Ratu. Elena juga sudah membawa berkas-berkas lamaran dia, dan ternyata kantor Ratu tidak terlalu jauh dari rumah Tante Astrid, hanya butuh waktu 25 menit saja.
"Ayo, Gue anterin Lo ke temen Gue, ke bagian HRD," ajak Ratu sambil menggandeng tangan Elena.
Saat memasuki kantor MQ Group, semua mata memandang ke arah Elena, soalnya wajah cantik Elena membuat semua orang terpana, apalagi kaum pria. Dan itu kenapa dulu, Jordi juga sampai jatuh cinta kepada Elena.
"Baik, Mbak Elena bisa pulang dulu. Nanti saya kabari lagi, apakah Bos menerima lamaran kerja Mbak Elena atau enggak!" ucap HRD yang bernama Reni.
"Baik Mbak, terimakasih," jawab Elena sambil berlalu keluar dari ruangan Reni.
Setelah itu Elena pun pamit untuk pulang pada Ratu. Namun saat dia keluar lift, Elena tidak sengaja menabrak tubuh seorang pria, hingga badannya terhuyung ke belakang, dan hampir saja jatuh. Untung saja sebuah tangan menahan pinggang Elena, hingga membuat tubuh Elena tidak jatuh ke lantai.
Tatapan keduanya sama-sama bertemu dan juga terkunci. Pria itu seperti terhipnotis dengan kedua bola mata indah milik Elena.
"Maafkan saya, Tuan," ucap Elena dengan nada tak enak, sambil melepas pelukannya di pria tampan itu.
Mendengar ucapan Elena, pria itu tersenyum miring, lalu tanpa mengatakan satu kata patah pun, pria itu masuk ke dalam lift dan menuju lantai atas. Elena yang melihat itu tentu saja sangat heran, sebab pria itu tidak mengatakan satu kata patah pun kepadanya.
"Siapa sih cowok itu? Dingin banget. Orang mah jawab kek, iya nggak papa, apa gimana? Main pergi aja kayak jelangkung," gerutu Elena sambil pergi meninggalkan kantor MQ Group.
Elena melihat sepertinya pria itu bukan dari kalangan bawah, dari penampilan dan juga pakaiannya saja, Elena sudah bisa menebak bahwa semua yang dia pakai itu mahal.
Sesampainya di rumah Tante Astrid, Elena pun langsung membersihkan dirinya, lalu menuju ke lantai bawah untuk menemui tante Astrid.
"Tante, ini uang sewa kamar yang Elena tempati Tante," ucap Elena sambil menyerahkan uang selembaran merah 20 lembar pada Tante Astrid.
"Loh Sayang, nggak usah. Tadi 'kan Tante udah bilang, kamu tinggal di sini aja Tante udah seneng. Nggak harus kamu ngasih Tante uang seperti ini," tolak Tante Astrid.
"Nggak papa Tante, aku kan di sini sebagai temennya Ratu. Jadi, aku nggak enak sama Tante. Please Tante, diterima ya! Kalau nggak diterima, nanti aku sedih loh Tan. Aku cari kontrakan aja kalau gitu, " rajuk Elena.
Tante Astrid yang mendengar itu pun, akhirnya menerima uang dari Elena, tapi dia mengembalikan 10 lembar lagi kepada Elena, dan dia hanya menerima 10 lembar saja.
"Loh, kok cuma satu juta, Tante?" bingung Elena sambil menatap uang di tangan Tante Astrid.
"Iya, satu juta saja per bulan ya! Tante nggak mau matokin harga. Segitu aja Tante udah bersyukur banget. Gimana tadi,nkamunditerima apa nggak kerja di kantornya Ratu?" tanya Tante Astrid.
"Nggak tahu, Tan. Kata HRD-nya nanti aku dihubungin lagi," jawab Elena sambil duduk di meja makan.
"Baiklah, semangat ya. Tante berdoa semoga kamu diterima kerja di sana. Kamu juga harus bisa membuka hati kamu kembali, dan menata masa depan kamu. Jangan karena masa lalu yang membuat kamu sakit hati, kamu sampai menutup hati kamu untuk pria lain. Ingat Nak, masih banyak pria yang lebih baik dari mantan kamu, dan Tante yakinx jika Allah itu sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kamu," jelas Tante Astrid sambil mengusap bahu Elena.
"Makasih ya, Tante. Melihat perhatian Tante seperti ini, aku teringat dengan almarhum ibu aku, Tante."
"Emang ibu kamu ke mana?" tanya Tante Astrid.
"Ayah sama ibu aku udah nggak ada, Tante. Mereka kecelakaan saat akan membawa Ibu aku ke rumah sakit, saat akan melahirkan aku Tante," jelas Elena. Tante Astrid pun segera memeluk tubuh Elena dengan erat. Dia tahu apa yang Elena rasakan saat ini. Pasti kehilangan orang yang paling kita sayang tidaklah sangat mudah, apalagi Elena tidak pernah bertemu dengan orang tuanya sedari kecil. Dan selama ini Elena selalu diurus dan dibesarkan oleh Paman dan Bibi Elena yang ada di Surabaya.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
boss mu kui El 😊
2023-06-23
0
Ita Mariyanti
simpel2 nm e, 3R 👍👍👍 Thor
2023-06-23
1
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
😭😭😭😭
2022-12-27
1