Happy Reading.......
2 bulan lebih sudah, akhirnya perceraian Elena dan juga Jordi sudah selesai, dan mereka kini sudah resmi menjadi mantan suami dan juga istri. Elena juga mendapatkan harta gono gini sebesar 5 miliar dari Jordi, dan tanggungan 50 juta selama Masa iddah.
Sebenarnya Elena tidak mau, hanya saja sahabatnya Rindi yang mengurus semua perceraian Elena, dan soal harta gono gini itu juga Rindilah yang mengurusnya. Padahal dari Elena nya sendiri tidak mau, dan tidak berminat sama sekali dengan harta Jordi.
"Syukur deh, anakku sudah cerai dengan kamu. Jadi, Jordi bisa mencari wanita lain untuk menjadi istrinya, dan memberikan keturunan untuknya," ucap Bu Icha, ibunya Jordi dengan sinis.
Elena membenarkan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, lalu menatap wanita paruh baya itu, bergantian menatap Jordi dan juga Ana yang berada di sana. "Saya yang harusnya bersyukur. Karena saya terlepas dari pria yang tidak punya hati seperti dia. Saya juga harus mengejar kebahagiaan saya, dan semoga kalian bahagia ya," ujar Elena sambil berlalu pergi meninggalkan ketiga orang itu.
Melihat Elena pergi meninggalkannya, entah kenapa hati Jordi merasa tidak rela. Dia melihat punggung Elena yang semakin menjauh, dan ada rasa kehilangan di hati Jordi saat ini. Karena walau bagaimanapun, dia dan Elena pernah mengarungi rasa cinta bersama, rasa sayang bersama, dan mengarungi suka duka bersama selama 4 tahun.
'Nggak Jor, ini udah yang benar. Keputusan kamu sudah benar, Jordi.' Batin Jordi meyakinkan dirinya sendiri.
Elena memasuki mobil Rindi untuk menuju bandara, dia akan pergi meninggalkan kota Surabaya untuk ke Jakarta. Dia tidak ingin berada di kota itu lagi, karena akan hanya mengingatkan dia akan kenang-kenangannya bersama dengan Jordi.
"Ele, Gue yakin, di sana kebahagiaan Lo sudah menanti. Dan Lo juga harus bisa membuka hati Lo lagi untuk pria lain," ucap Rindi sambil memeluk tubuh Elena saat sampai di bandara.
"Rin, do'akan Gue ya, semoga Gue bisa mendapatkan kebahagiaan Gue di sana. Akan tetapi, kalau untuk pria, Gue sepertinya belum siap, Rin. Hati Gue masih sakit mengingat penghianatan Mas Jordi dan juga Ana. Dan itu membuat Gue trauma untuk membuka hati Gue lagi bersama pria lain," tukas Elena dengan wajah sendunya.
Rindi memegang kedua bahu Elena, dan mengusapnya dengan lembut. "Gue tahu, kejadian ini membuat Lo trauma untuk menjalin hubungan dengan pria lain. Akan tetapi ingat El, manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Dan Gue yakin kok, nggak semua pria sebejat dan sejahat Jordi. Gue sangat yakin, jika di luaran sana jodoh Lo telah menanti, dan dia adalah pria yang baik dari segala yang baik. Dan tentunya, dia adalah pria yang lebih baik daripada Jordi," ujar Rindi sambil kembali memeluk tubuh Elena.
"Makasih ya Rin, atas bantuan Lo selama ini. Gue nggak tahu kalau Lo nggak ngebantu Gue? Mungkin, perceraian Gue sama mas Jordi masih berjalan."
Pesawat yang akan dinaiki Elena pun sebentar lagi akan lepas landas, Elena segera memeluk tubuh Rindi dan berpisah dengan sahabatnya itu.
"Gue akan menyusul Lo kesana nanti," teriak Rindi sambil melambaikan tangan nya.
Pesawat pun mulai terbang, meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan. Di mana suka dan duka pernah Elena lalui bersama Jordi. 'Selamat tinggal Mas, semoga kamu bahagia bersama Ana. Dan aku juga berharap, jika kebahagiaanku telah menanti, di mana di kota yang akan aku datangi saat ini,' batin Elena sambil menatap ke arah luar jendela.
Dia memasang headset di telinganya dan mendengarkan lagu ambyar yang dinyanyikan oleh almarhum Didi Kempot. Entah kenapa, lagu itu saat ini menggambarkan perasaan yang Elena rasakan.
Biasanya Elena tidak suka dengan lagu ambyar seperti itu, walaupun dia sedikit suka juga dengan lagu dangdut. Akan tetapi, di saat-saat seperti ini, lagu ambyar itulah yang menggambarkan isi hati Elena.
Pikirannya kembali melintasi lorong waktu, di mana pertama kali ia bertemu dengan Jordi, dan bagaimana dulu Jordi menyatakan perasaannya, sampai mereka akhirnya menikah, tetapi tak Elena sangka, jika kebahagiaan itu ternyata hanya sementara. Bahkan sikap dan sifat manis yang Jordi berikan selama ini kepadanya, hanyalah sebuah topeng belaka.
Dia bahkan sudah berpacaran dengan sahabatnya Ana, sejak 1 tahun belakangan. Dan itu Elena ketahui dari bukti-bukti yang selama ini dia cari. Dia mendapatkan semua bukti perselingkuhan Ana dan juga Jordi dari sahabatnya yang ada di kantor Jordi, yang bernama Nando. Karena dulu Elena juga bekerja di kantornya Jordi dan dia bersahabat dengan Nando.
Setelah mengudara 1 jam 30 menit, pesawat pun mendarat dengan selamat di bandara. Setelah itu Elena keluar dan mencari taksi, tapi dia juga bingung ke mana arah tujuannya saat ini.
'Oh iya, apa aku hubungi Ratu aja ya?' batin Elena.
Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon Ratu sahabatnya. Kebetulan, Ratu adalah sahabat Elena sejak SMP, dan dia kerja di Jakarta.
Setelah mendapatkan alamatnya Ratu, Elena pun meminta sang supir untuk menuju alamat di mana Ratu tinggal. Dan ternyata Ratu tinggal di rumah bibinya.
50 menit perjalanan, mobil pun sampai di depan sebuah rumah berlantai 2, namun minimalis, tapi sangat elegan. Elena pun memencet bel yang ada di rumah itu.
Tak lama gerbang terbuka dan nampaklah Ratu. "Halo Ele, ya ampun, Gue kangen banget tau sama Lo. Lo apa kabar?" tanya Ratu dengan wajah antusias dan bahagia saat melihat sahabatnya.
"Kabar Gue, ya begitulah," jawab Elena dengan wajah yang sedih.
Ratu tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu pun, segera merangkul bahu Elena, lalu mengajaknya masuk. "Lo duduk sini ya! Gue panggil bibi, Gue dulu," ucap Ratu.
Mata Elena menelisik ke setiap sudut ruangan. Dia sangat suka dengan dekorasi di rumah itu, sangat manis tapi juga elegan. Tak lama Ratu datang bersama wanita paruh baya yang berumur 50 tahun.
"Nih Bi kenalin, ini temen aku Elena dari Surabaya. Dia baru aja cerai sama suaminya Bi, dan dia ke sini mau cari kerjaan. Dan Ele, kenalin ini Bibi aku, namanya Bi Astrid," ucap Ratu sahabatnya.
Elena mencium tangan Bi Astrid dengan takzim. "Saya Elena, Tante. Salam kenal," ucap Elena.
"Saya Astrid, panggil aja Tante Astrid. Saya Bibinya Ratu. Kamu boleh tinggal di sini, anggap saja rumah sendiri. Lagi pula, di sini hanya ada saya sama Ratu saja," jelas Tante Astrid.
"Loh, emangnya Tante tidak punya anak?" tanya Elena dengan penasaran.
"Punya, hanya saja anak Tante itu seorang tentara. Jadi dia tidak tinggal di rumah, dia tinggalnya di barack. Dan sebulan sekali pulang ke sini, itu pun mungkin hanya dua hari saja," keluh Tante Astrid dengan wajah sedih.
Setelah berbasa-basi dan berbincang cukup lama, Elena pun diajak ke kamar tamu yang ada di sebelah kamar anaknya Tante Astrid di lantai 2. Sedangkan di lantai 1 adalah kamarnya Tante Astrid dan juga Ratu.
"Bismillah Ya Allah, semoga aku di sini bisa mencari kebahagiaanku, Amin ..." gumam Elena sambil mengangkat kedua tangannya.
Bersambung........
Jangan Lupa Like dan Komentar nya ya🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Eva Nietha✌🏻
Semangat Elena
2024-10-31
0
Ita Mariyanti
🤲🤲🤲🤲
2023-06-23
0
Ita Mariyanti
iyesss right Rin 👍👍👍
2023-06-23
0