Happy Reading ....
“Apakah ini sakit?”
Yada menatap Allard dengan nanar, menggertakan gigi menahan rasa sakit di bagian lengannya. Pertanyaan apa itu, apakah ini sakit? Tentu saja sakit! Dan Allard malah semakin mencengkram erat lengan Yada selagi wanita cantik itu tidak berbicara apa-apa.
“Sakit?” tanya Allard lagi.
Yada menelan salivanya. “Ya.”
Allard tersenyum lalu melepaskan cengkeramannya pada lengan Yada. Kemudian sorang pelayan memberinya sapu tangan untuk membersihkan darah pada telapak tangannya.
“Pastikan darahmu tidak berceceran lagi dan menganggu nafsu makanku, Yada,” kata Allard.
Yada mengalihkan pandangannya dengan angkuh. Wajah pucatnya kentara, dia kehilangan banyak darah entah itu pada luka di bagian tubuh, atau muntah darahnya yang terjadi berulang kali. Pandangannya menjadi buram, tubuh rampingnya seketika ambruk di atas meja makan.
Allard menatapnya dengan dingin, mengangkat sebelah halisnya.
“Bawa dia masuk dan obati lukanya, panggil Yoland datang,” perintah Allard.
“Baik, Tuan.”
Allard Washington berada di ruangannya, dan Yoland datang setelah selesai memeriksa kondisi wanita itu.
“Bagaimana?” tanya Allard.
“Tidak akan mati, hanya kehilangan sedikit darah.”
“Baguslah.”
Yoland adalah dokter pribadi keluarganya, itu adalah posisi turun temurun keluarga Yoland yang sejak dulu menjadi anggota klan Washington.
Pria berusia tiga puluh tahun itu memiliki wajah yang tampan, tubuh atletis, dan jabatan yang tinggi di rumah sakit miliknya sendiri. Banyak wanita yang ingin duduk di sampingnya. Namun nasibnya sama seperti Allard, hidup hanya untuk mengabdi pada klan. Memiliki keluarga bukan urusan nomor satu.
“Bagaimana kau akan mengurusnya?”
“Potong jari manisnya, aku akan mengirim itu kepada klan Aurora,” kata Allard bengis.
Yoland menatapnya dengan dingin. “Haruskah memotong jarinya?”
“Kenapa?”
“Bukankah Aurora akan mengamuk nanti?”
“Itu yang seharusnya terjadi. Aku akan meratakan klan itu agar rencana balas dendam ku selama puluhan tahun tercapai.”
“Mereka terlalu lambat bertindak, berpikir jika aku tidak akan berani menyakiti putri keluarganya hanya karena takut menyinggung seluruh klan,” imbuh Allard. “Tidak ada yang aku takutkan di dunia ini, bahkan kematian sekalipun. Asalkan balas dendam ku tercapai, semuanya tidak akan sia-sia.”
Yoland berpikir. Ambisi Allard untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya sangat besar, sampai-sampai dia rela menjerumuskan klannya sendiri ke dalam jurang. Tapi Yoland tidak akan membiarkan klan WS hancur dengan ketidak sabaran Allard menjalankan rencana balas dendamnya.
“Aku akan membuatkan satu jari palsu menggunakan DNA nya,” ucap Yoland.
Allard menatapnya. “Lakukan dengan baik.”
Setelah berbincang dengan Yoland, Allard pergi melihat kondisi Yada. Wanita lemah yang terbaring di atas ranjang dengan jarum infus menancap di punggung telapak tangannya. Allard berdiri dan menatapnya dengan tajam.
“Apakah keluargamu tuli dan buta? Kenapa sampai sekarang mereka belum bertindak apapun untuk menyelamatkanmu?”
Di bawah matanya yang tertutup, pikiran Yada tersadar dan mendengar ucapan Allard. Ingin sekali dia menjawab, jika usaha Allard menyiksanya itu hanya sia-sia, keluarga Aurora tidak akan peduli sama sekali.
“Kau juga, kau hanya wanita manja yang dibesarkan dengan harta, masih saja angkuh seolah bisa menahan rasa sakit pada lukamu.” Allard berdecih meremehkan. “Nyatanya kau tidak sekuat itu.”
Seharusnya Yada yang meremehkannya seperti itu. Nyatanya Allard telah tertipu dengan tipu daya yang tadi dia lakukan. Yada hanya sedikit pusing dan pandangannya menjadi buram, hanya saja dia tidak benar-benar kehilangan kesadarannya. Dia juga sadar ketika Yoland datang untuk memeriksa.
“Kau harus cepat bangun, berikan manfaat untukku. Jangan terlalu lama menjadi tidak berguna. Buatlah seluruh klanmu itu bergerak,” kata Allard sebelum akhirnya pergi ke luar ruangan.
Yada membuka matanya, melihat beberapa luka yang telah di balut perban dan jarum infus yang melekat pada punggung telapak tangan.
Usahamu hanya akan sia-sia. Pikir Yada.
***
Perusahaan perhiasan di bawah tanggung jawab Yada sedang tidak baik-baik saja karena perusahaan pesaing baru saja meluncurkan produk terbaru. Perusahaan itu tidak stabil karena pemimpinnya hilang tidak ada kabar.
David yang mendengar kabar tersebut langsung pergi mengurus semua hal di sana, memastikan jika aset berharga milik adiknya tidak mengalami kehancuran. Ini adalah bisnis favorit Yada, David sengaja memberikannya sebagai hadiah ulang tahun Yada yang ke dua puluh tiga tahun.
“Urus ini dengan baik, pastikan produk baru muncul dalam kurun waktu satu bulan,” perintah David.
“Ada apa dengan Nona Yada, Tuan? Kenapa beliau tidak datang dalam waktu yang lama?” tanya seorang petinggi perusahaan lainya.
“Dia baik-baik saja, hanya kesehatannya menurun dan membutuhkan waktu istirahat. Kalian harus membantunya mengurus perusahaan,” jawab David.
“Tapi untuk meluncurkan produk baru dalam waktu satu bulan sangatlah mustahil.”
“Kerjakan saja seperti yang aku katakan. Jika mengharuskan kalian bekerja lembur, maka berlemburlah. Aku akan memberikan kalian bonus, dan menaikan gajih kalian lima belas persen.”
Semua orang berdecak kagum dengan ucapan kakak dari bigbosnya itu. Kenaikan gajih lima belas persen sangat menguntungkan bagi mereka. Dan setelah ucapan David, mereka semua tidak berani mengeluh lagi.
Setelah selesai mengurus kekacauan di perusahaan Yada, David kembali ke perusahaan inti miliknya. Di perjalanan, asistennya tidak lupa untuk mengingatkan David perihal semua yang telah David janjikan di perusahaan tadi.
“Bukankah kenaikan gajih di saat perusahaan tidak stabil malah akan membuat hutang perusahaan semakin besar? Bagaimana dengan pemegang saham lainya? Akankah mereka setuju?”
“Itu urusanku. Jika perlu, beli semua saham milik mereka, pastikan nama adikku yang memilikinya.”
“Baik, Tuan.”
Allard sedang berada di dalam sebuah club malam, tepatnya di dalam privateroom. Dia membaca beberapa berkas yang ada di atas meja seraya menyesap redwine miliknya.
“Beli saham milik pria itu, pastikan kau lebih cepat mendapatkannya.”
“Baik, Tuan.”
Tidak hanya ingin membalaskan dendam dengan menyiksa Yada, tapi Allard juga menginginkan satu-persatu aset kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Aurora. Dia ingin menyiksa keluarga itu hingga titik darah penghabisan. Membuat mereka berada di titik terendah kehidupan. Menjadi gelandangan tanpa rumah, harta, dan dukungan.
Aku akan mengambil alih semuanya. Properti bahkan seluruh anggota klan!
___
Yada bangun dari tidurnya, mencabut jarum infus dengan wajah datarnya seolah tidak merasakan sakit sedikitpun. Dia beringsut turun dari ranjang, melihat paperbag yang tersimpan rapih di atas sebuah meja.
Gaun berwarna merah darah lagi.
Sepertinya, setiap malam Allard akan memintanya untuk memakai gaun merah dan menjadikannya teman makan malam. Selera pria itu sangat aneh.
Seketika pandangan Yada terhenti pada sebuah kotak dengan kalung cantik di dalamnya. Yada sangat ingat, kalung itu di desain olehnya dan di buat hanya dua oleh perusahaannya. Satu kalung Yada simpan pribadi, dan hanya satu yang dijual di pasaran.
Jadi Allard yang membelinya?
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
jadi penasaran Yada dari kelompok mafia apa ya menurut tato dipunggungnya
2023-04-23
1