Bab 2 Pernikahan yang dirahasiakan

Dewi melenggang setengah berlari mengejar Chika yang baru saja keluar dari kampus.

"Pulang sendiri?" tanya Dewi ketika sudah berada disamping Chika dengan terengah-engah.

"Tidak. Aku dijemput kakakku..." kata Chika sambil mempercepat jalannya tidak ingin Dewi melihat siapa yang menjemputnya.

"Dimana kamu tinggal?"

"Di....sudahlah. Lagian untuk apa aku katakan? Aku tinggal dengan saudara ku. Dia sangat tidak suka jika ada temanku main ke rumah. Dia punya bayi dan tidak suka suasana berisik,"

"Ohh gitu...jadi aku tidak bisa main kerumahmu dong?"

"Ehm...maaf...."

Dewi nampak berpikir sambil memutar bola matanya.

"Aku duluan ya! Aku sudah dijemput!" Chika tiba-tiba berlari dan menghilang diantara deretan mobil yang menjemput didepan kampus.

"Eh tunggu!" Dewi melihat setiap mobil yang berjejer. Kemana dia menghilang?" Dewi nampak mencari-cati Chika.

"Ayo! Cepat jalan!"

Chika menutupi mukanya dengan majalah. Mobilnya tepat ada dihadapan Dewi yang matanya menyoroti setiap mobil yang sedang terkena macet.

Sudah biasa, jika jam pulang kampus pasti suka macet didepan gerbang.

"Ada apaan sih? Kenapa mukanya ditutup begitu? Memangnya kamu lagi sembunyi dari siapa?"

Dafa bingung dan matanya justru melihat pada Dewi yang sedang berdiri didekat mobilnya.

"Loh, itu bukannya tetangga depan rumah kita? Haruskan aku buka jendela dan memberinya tumpangan?"

"Jangan! Sudah kubilang. Jangan bicara pada siapapun di kampusku. Dan jangan katakan apapun soal hubungan kita. Aku....aku belum siap...." kata Chika ketika membuka majalah itu sedikit ke bawah matanya justru melihat wajah Dewi yang sedang berusaha menatap ke dalam mobilnya.

"Itu sepertinya Chika? Tapi...sama siapa dia?"

Dewi berbicara lirih dan ketika akan semakin dekat dengan mobil Dafa, kemacetan telah terurai.

"Syukurlah...." Chika akhirnya bernafas lega.

"Memangnya kenapa sih wajahnya harus ditutup segala?"

"Jika Dewi tahu kau menjemputku maka semua akan runyam! Dia sangat kepo dan menyebalkan. Aku tidak suka padanya. Caranya berpakaian. Caranya berdandan. Sangat norak tahu! Seperti seorang model saja,"

"Aku merasakan gejala jealous dari gaya bicara mu!"

"Tidak! Siapa yang jealous. Aku hanya bilang jika caranya berpakaian itu tidak pantas. Datang ke kampus harusnya pakai baju yang lebih sopan. Atau dia memang senang jika semua pria melihatnya dan sengaja menjadi pusat perhatian!"

"Menurutku...itu hak dia. Terserah dia mau berpakaian seperti apa?"

"Apa!? Jadi kalau aku berpakaian seperti dirinya, kamu tidak cemburu gitu? Jika ada pria lain yang menatapku dan tersenyum padaku, kamu tidak cemburu juga? Astaga...."

Chika menepuk jidatnya dan menahan nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya....kan kita sedang bicara soal dia. Bukan soal kamu? Kok jadi emosi sih?"

"Lagian...kalau cewek lain pakai baju seksi mata kalian pada mau copot! Giliran kekasihnya atau istrinya yang pakai baju seksi, dilarang! Padahal kalian suka melihat para gadis itu berpakaian seksi. Ngaku? Iya kan?"

"Ngga! Aku tidak! Aku setuju denganmu! Sebaiknya...pakai baju yang sopan....okey...."

Dafa tidak ingin berdebat dan memilih untuk setuju dengan pendapat istrinya. Ketika nada suara Chika sudah meninggi dan ada emosi di setiap ucapannya, maka dia lebih baik mengalah dan tidak mendebatnya lagi.

Dan disaat yang sama, di lampu merah, ada seorang wanita dengan pakaian yang sangat menarik dan seksi berlalu di depan mobil mereka.

Dafa melihat wanita itu hingga menyeberang jalan. Dengan cepat, Chika menepuk pipi Dafa dengan gemas.

"Terus! Lihatin terus! Lampunya sudah hijau sampai kagak tahu ....lihat apaan?!"

Dafa tersipu malu. Lalu dia melakukan mobil ya dan menoleh ke arah Chika yang melotot padanya.

*

*

Dewi sampai dirumah nya lebih dulu. Dan ketika akan masuk, dia melihat mobil Dafa memasuki halaman rumahnya.

Dewi yang akan masuk rumah menjadi urung dan malah menyeberang jalan dan menghampiri mobil Dafa.

"Astaga! Apa yang Dewi lakukan? Ngapain pakai kemari segala?"

Chika yang awalnya mau turun terpaksa sembunyi di didalam mobil dan Dafa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya itu.

Ehem!

"Hai Mas Dafa...." sapa Dewi sopan dan ceria.

"Ehm...hai juga..."

"Baru pulang?" tanya Dewi sambil tersenyum manis.

"Eh, iya....kamu dari mana?" Dafa pura-pura tidak tahu.

"Masa nanya aku dari mana? Kan aku masih kuliah...Aku baru pulang kuliah..." kata Dewi.

"Ohh ya...aku lupa!"

Didalam mobil Chika mengumpat kesal dalam hati. "Dasar wanita ini! Baru juga satu hari jadi tetangga sudah sok dekat seperti ini? Ngapain bukannya langsung masuk ke rumah? Malah keluyuran kerumah tetangga! Tidak sopan!"

"Ayaaaaah......" Adam keluar dan bingung saat melihat hanya ayahnya seorang diri.

"Mana mamah?"

"Mamah....ehm...Tante...Tante...belum pulang." kata Dafa yang kebingungan. Chika yang memintanya agar mengatakanya jika dia adalah seorang duda.

Apa yang harus dia katakan sekarang? Dia sendiri bingung. Jika dia bilang sudah punya istri, maka dia harus mengenalkan nya. Jika dia bilang duda, Chika akan selamat dari ejekan teman-temannya.

"Tante....kok.....jadi Tante...." Adam kebingungan.

"Sudah...sana masuk dulu sama Nanny, nanti Ayah akan menyusul," kata Dafa agar rahasianya tidak terbongkar karena Adam.

Dalam hati....Dewi merasa senang karena ternyata Dafa seorang duda seperti sangkaannya.

"Ehm...sudah ya. Aku pulang dulu. Ngga enak, jadi mengganggu.."

"Eh...iya...." Dafa lalu mengangguk dan menatap Dewi hingga dia masuk kedalam rumah.

Bagus! Tatap saja terus pinggulnya itu! Nanti biar aku kasih pelajaran!

Chika segera keluar dengan gigi yang gemeretak karena melihat Dafa yang menatap Dewi sangat lama.

Ehem!

Dafa kaget mendengar Chika berdehem.

"Ohh... syukurlah dia cepat pulang. Jika tidak, kau akan kepanasan didalam mobil," kata Dafa dan akan merangkul Chika.

"Off. Tunggu! Katakan...apa yang kau lihat tadi sampai kau menatapnya sangat lama dan tidak berkedip? Kau pikir aku tidak tahu? Aku melihatnya dari dalam mobil," kata Chika kesal dan menepis tangan Dafa.

"Kau cemburu lagi padanya? Jika begitu, kenapa tidak berterus terang saja. Katakan jika kita sudah menikah dan aku adalah suamimu. Sehingga tidak akan ada wanita lain yang mencoba merayuku..."

"Ck, merayu...jadi...kau sangat senang dengan kata-katanya yang manis?"

"Sudahlah. Sudah berapa kali kita harus berdebat hanya karena gadis itu. Dari caranya berpakaian, caranya berjalan, caranya berbicara, semua membuat kamu marah-marah tidak jelas. Kepalaku pusing.....aku mau masuk dan istirahat...." kata Dafa lalu meninggalkan Chika yang kesal.

"Hai tunggu! Aku belum selesai bicara!"

Chika nampak kesal karena tidak di ladenin oleh Dafa.

"Mamaaaaaahhhh!" Ada justru berlari senang melihat Chika masuk dari pintu depan.

"Kok ada dirumah? Tadi ada dimana?" Adam kebingungan. Tadi ketika ayahnya ada di luar, dia tidak melihatnya.

Chika tertegun.

"Ehm....mamah.....sem....bu..." oh tidak. Masak aku bilang aku sembunyi didalam mobil.

"Mamahmu main petak umpet..." jawab Dafa dari tangga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!