"Hah? Gimana Beb? Gue nggak ngerti lo ngomong apaan," tanya Feby yang masih bingung dengan sikap Beby pagi ini.
"Enak yah, jalan berduaan sama Pak Nathan." Beby mulai menaiki volume suaranya.
"Astaga Beb, kemarin gue dikasih tumpangan sama Pak Nathan karena supir gue gak bisa jemput gue," jelas Feby dengan santai setelah tahu arah bicara Beby padanya.
"Gue rasa nggak kaya gitu deh, gue curiga sama lo," Beby sudah tak tahan ingin memukul Feby.
"Heh, kok lo ngegas sih? Kan udah gue bilang kalau kemarin gue cuman nebeng aja sama Pak Nathan. Itu pun Pak Nathan yang tawarin," jelas Feby untuk kedua kalinya.
"Sumpah gue gak percaya sama omongan lo."
"Terus maunya lo apa? Berantem?" Feby juga sudah dibakar emosi.
"Boleh, gue tunggu lo di lapangan," ucap Beby kemudian keluar dari kelas dengan sedikit menyenggol bahu Feby.
FLASHBACK OFF.
"Yok ayok, jambak dia Beb jambak Beb!"
"Tendang dia Feb, tendang dia!"
"Seru nih bang, liat dua bidadari sekolah berantem."
Teriak siswa siswi sekolah tersebut, sementara mereka berkelahi, 3 pangeran sekolah anggota band terkenal itu lewat. Tak sengaja sang Playboy akut, Satria melihat perkelahian antara Feby dan Beby.
"Jorgas, Angga. Lihat tuh apa yang terjadi dilapangan," panggil Satria yang tak kalah heboh dengan murid-murid lain. Selain playboy, dia juga orang yang super aktif.
Sudah ditebak bahwa si Angga tidak akan pusing dengan kejadian macam ini, setahunya sebentar lagi ada guru yang akan melerainya.
Berbeda dengan Jorgas, manusia kulkas itu pertama tidak menghiraukan akan kejadian itu karena sudah biasa terjadi di sekolah. Tapi yang menarik perhatiannya ialah ada yang menyebut nama Feby. Sudah dikatakan di part sebelumnya bahwa Jorgas naksir sama Feby. Dengan keadaan panik, Jorgas berlari dari lantai 2 sekolah. Angga dan teman-temannya tadi berada di lantai 2, menuju ke lapangan .
"Angga, si kulkas kenapa kayak orang kemasukan setan sih? Dia kok lari ninggalin kita?" Tanya Satria kepada Angga.
"Lah mana gue tahu, tapi aneh juga sih. Sudah jangan liat mereka terus, gue dah lapar nih. Yok ke kantin!" Ajak Angga kemudian mereka berdua pun pergi ke kantin tanpa Jorgas.
Sekarang Jorgas sudah hampir dekat dengan lapangan. Tak jauh dari Jorgas, ada Pak Nathan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pak Nathan tak tahu kalau ada yang berkelahi di lapangan.
Kemudian ia bertanya kepada murid yang sedang lewat.
"Hei, kenapa ribut-ribut? Padahal masih pagi," tanya pak Nathan kepada seorang siswi.
"Oh itu Pak. Dua siswa dari kelas 11 IPA 1 sedang berkelahi di lapangan pak. Kalau gak salah sih Beby Permata sama Feby Lee." Jelas siswi tersebut.
"Hah? Oh iya, makasih yah," ucap Pak Nathan kemudian langsung berlari ke arah lapangan.
"Gue kan sudah bilang jangan pernah deketin Pak Nathan!" Beby seraya menjambak rambut Feby.
"Gue juga tahu kalau lo suka sama Pak Nathan, gue juga tahu diri Beby. Mana ada gue mau rebut Pak Nathan dari lo!" Jawab Feby yang juga membalas Beby dengan menjambaknya.
Jorgas yang sudah sampai di tengah lapangan kemudian melerai Feby dan Beby. Jorgas memeluk Feby dan menyembunyikan dari amarah Beby. Tak lama kemudian Pak Nathan pun datang dan langsung menahan Beby agar tidak berulah.
"Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Jorgas kepada Feby.
"Gue gak kenapa-kenapa kok, makasih yah," jawab Feby.
"Kalian berdua ikut saya ke ruang Kesiswaan sekarang," perintah Pak Nathan kepada Beby dan Feby.
"Kamu jahat Pak, kamu kan sudah tahu kalau saya suka sama kamu, tapi kenapa kamu masih bisa jalan ke toko buku sama Feby?" Kata Beby sambil menahan tangis.
"Sudah, sudah cukup. Nanti jelaskan saja di ruang kesiswaan," ucap Pak Nathan kepada Beby.
"Yang lain tolong kembali ke kelas, karena pelajaran pertama akan segera dimulai," perintah Pak Nathan dan semua siswa pun kembali ke kelasnya.
"Dan kamu Jorgas, bawa Feby ke Kesiswaan. Temani dia, saya rasa kamu adalah pacarnya," ucap Pak Nathan kemudian berjalan menuju ruang kesiswaan membawa Beby Permata.
"Hah pacar? Gila sih Pak Nathan, kenal aja nggak," omel Feby.
"Udah, diam jangan terlalu cerewet. Biar gue antar lo," kemudian Feby dan Jorgas pergi ke ruang kesiswaan dengan bergandengan tangan. Btw Feby nggak sadar kalau dia lagi megang tangannya Jorgas.
Di kelas …
Adit, Alfius dan Lidya sedang berkumpul membicarakan Beby dan Feby. Mereka bertiga datang setelah Beby dan Feby selesai berkelahi, jadi mereka tidak menonton. Mereka juga sudah tahu alasan kenapa 2 makhluk itu berkelahi.
"Guys, kok nih hari gue gak lihat Jefran yah? Padahal gue mau berterimakasih ke dia udah tolongin gue kemarin," tanya Lidya ke Aditya dan Alfi.
"Oh si Jefran. Kata wali kelas sih dia izin, dia lagi demam tinggi jadi gak ke sekolah deh," jelas Aditya sebagai ketua kelas.
"Kalau gitu besok aja deh baru gue bilang terimakasih. Btw gue bawa coklat nih, ini sebenarnya hadiah terimakasih gue ke Jefran, tapi karena dia nggak datang jadi kita makan aje. Besok baru gue beli lagi."
Mereka bertiga pun makan bersama coklat itu.
**
Di dalam kamar, Jefran tengah berbaring lemah dengan luka lebam dan tergores di wajah nya.
Kenapa ia sampai terluka? Siapakah yang melukainya?
"Gue tahu ini gak bener, tapi gue juga tahu kalau ini jalan satu satunya gue nemuin jawaban yang selama ini gue cari," gumam Jefran sambil melihat luka lukanya dalam.
Sorenya setelah Jefran melihat Bros yang ia ambil di dalam laci, ia bergegas ke dapur untuk masak karena kelaparan. Ketika ia melihat isi kulkas ternyata isi nya hanyalah air mineral. Dengan berat hati dan perut yang kosong, ia pergi ke minimarket dekat tempat tinggal untuk membeli bahan masakan.
Sesampainya ia di dalam minimarket, ia pun bergegas mencari bahan makanan seperti sayur, mie instan dan bumbu penyedap rasa. Setelah membayar belanjaan, ia pun keluar dari mini market.
"Akhirnya bisa makan juga," ucapnya, kemudian meneguk sebotol minuman soda dingin yang ia beli tadi di dalam minimarket.
"Fyuhh ... Cuaca sorenya adem juga, tapi ..." Jefran melirik langit setelah selesai meneguk minumannya.
Bugh!
Seorang berpakaian serba hitam datang menghampiri Jefran dan langsung memukul Jefran dibagian wajah. Tak hanya itu, ia juga mengulang aksinya sebanyak 5 kali hingga Jefran tersungkur lemas. Karena keadaan Jefran yang lemah sebab belum makan, ia tak memberikan perlawanan sedikitpun dan hanya menerima pukulan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments