Flashback on ...
11 tahun yang lalu.
"Semangat yah belajarnya sayang, Papah pergi ke kantor dulu," ujar Ayah, pergi.
"Siap pak bos, laksanakan!" Jawab Jefran dengan semangat sambil memberi hormat kepada ayah.
Hari ini tepat hari pertama Jefran bersekolah di sekolah dasar. Senyum manis terus mewarnai wajah tampan yang masih berumur 5 tahun ini. Wah? 5 tahun sudah masuk sekolah dasar? Jangan salah, dia adalah seorang anak dengan kepintaran di atas rata-rata. Dia sangat mahir dalam hal berhitung. Keluarga kecilnya adalah ahli dalam bidang matematika, jadi turun temurun hingga ke Jefran.
"Selamat pagi anak-anak, selamat datang ke sekolah. Hari ini kita awali dengan perkenalan diri dulu yah."
"Baik Bu!"
Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, hari pertama sekolah di jalani dengan bahagia. Senyum manis itu masih menghiasi wajah tampan bocah bernama Jefran. Jarak antara rumah Jefran dengan sekolah tak terlalu jauh , jadi ia hanya berjalan kaki sebentar dan langsung sampai ke rumah.
Jefran pun berlari ke dalam rumahnya.
"Mama, Jefran sudah pulang!"
"Anak mama yang paling ganteng akhirnya pulang juga, gimana sekolah nya? Enak Ga?" Sahut Mama sambil menggendong Jefran.
"Enak dong Mah, Jefran suka banget sama sekolah."
"Wah, bagus dong. Sekarang Jefran ganti bajunya dulu, terus ke meja makan yah, Mamah udah siapin makanan kesukaan Jefran." Anak itu mengangguk antusias.
Keluarga kecil Jefran sangat harmonis dan bahagia. Ia adalah anak tunggal dari seorang Presdir perusahaan periklanan terbesar di kota ini, Ibunya adalah seorang model papan atas. Keluarganya dikenal sebagai keluarga kaya raya dan pecinta Matematika. Rumah mereka pun tak bisa di pungkiri keindahannya, rumah berlantai 2 dengan halaman yang besar dan di hiasi taman bunga beserta beberapa mobil sport yang terparkir indah di garasi. Ada yang bertanya kenapa Jefran mau pulang jalan kaki? Itu karena ia sudah terbiasa berjalan kaki dan ia tidak suka memakai mobil.
Malam pun tiba, Ayah Jefran sudah pulang 2 jam yang lalu dari kantor. Sekarang mereka sedang duduk di meja makan seraya menikmati makan malam yang di buat Bi Inem, pembantu mereka.
"Jef!" Panggil Ayah Jefran.
"Ia Pah?" sahut Jefran dengan makanan masih ada dalam mulut.
"Enak enggak sekolahnya tadi?" Tanya Ayah Jefran.
"Enak Pah. Jefran dapat teman baru sama Ibu guru yang baik, Jefran suka banget," jawab Jefran sambil terus tersenyum.
Makan malam pun telah selesai dan semua pergi untuk tidur. Tengah malam Jefran terbangun karena merasa haus, sesampainya di dapur ia langsung mengambil gelas dan menuangkan air. Ia meneguknya hingga tandas, belum berapa langkah meninggalkan dapur, Jefran menangkap sebuah suara jeritan minta tolong. Tepat di dalam kamar orang tuanya. Saat itu rumah dalam keadaan sedikit gelap karena hanya beberapa lampu yang menyala.
"Bi Inem, tolongin Bi Bi!" Teriak Mama dan Papa dari dalam kamar.
Jefran memberanikan diri untuk pergi ke kamar Mama dan papa. Sesampainya di depan pintu, betapa terkejutnya Jefran ketika melihat seorang dalam kegelapan memegang pisau dan sedang menusuk perut mamah berulang kali.
"Aakkhhhh Mamaaaaaaa!" Teriakan Jefran diiringi tangis.
Orang yang tadi memegang pisau tersebut datang mendekati Jefran, kemudian mencengkram kuat bajunya.
"Lebih baik kamu diam dan Jangan memberontak! Sedikit saja bergerak, maka kamu akan kubunuh seperti kedua orang tuamu," ancam sang pembunuh, kemudian mendorong tubuh Jefran hinggap terjatuh.
Saat itu Jefran sangat lemas untuk bangun untuk menolong Orangtuanya. Tapi kenyataan berkata lain, sang pembunuh itu sudah pergi meninggalkan Jefran di kamar itu.. Orangtuanya sudah meninggal karena banyak tusukan. Dalam kegelapan, Jefran menangis menatap kedua orang tuanya yang bersimbah darah.
Mulai dari kejadian itu Jefran takut akan kegelapan, ia menutup diri dari banyak orang. Hanya 1 alasan kenapa ia menjadi orang yang dingin, karena Jefran tak mau kehilangan orang yang ia cintai dan sayangi pergi seperti kedua orangtuanya.
Flashback off.
"Aakkkhhh!"
Teriak Jefran diiringi nafas memburu seperti seorang yang sedang di kejar hantu, ia terbangun karena ingatan kejadian itu, "Di mana gue sekarang?" Jefran mulai bingung.
"Akhirnya lo sadar juga, lo sekarang ada di rumah sakit," sahut seorang gadis yang duduk di samping Jefran. Lebih tepatnya sedang menjaga Jefran.
"Tadi lo pingsan tiba-tiba di dalam bus, jadi gue bawa lo ke rumah sakit," lanjutnya.
"Kata dokter sih lo cuma kaget dan pingsan, enggak ada yang lain kok tenang," sambungnya lagi.
Jefran baru sadar ternyata ada seorang gadis yang berada di samping dirinya. Tunggu, bukankah dia adalah perempuan yang tadi pagi ia tabrak di sekolah dan sore tadi berada di dalam bus? Ya benar.
"Oh, hampir lupa. Kenalin nama gue Rainaxy Flysire Azzora. Panggil aja Rara, gue anak 11 IPA 3. Salam kenal yah," ucap Rara sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan.
"Nama gue Jefran anak 11 IPA 1. Itu aja yang perlu lo tahu dari gue, enggak boleh lebih karena gue nggak suka berteman," ucap Jefran tak acuh.
Jefran bangun dari tempat tidur rumah sakit, melepas selang infus yang masih melekat indah di tangan. Tindakannya ini membuat Rara terkejut.
"Jef, lo udah gila ha? Bisa bisanya lo lepas tuh infus. Lo belum sehat bener woi," oceh Rara kepada Jefran.
Jefran pun merogoh saku depan seragam, mengambil beberapa lembar uang berwarna merah kemudian menyerahkan nya kepada Rara.
"Makasih dah bantuin gue, nih uang buat bayar biaya pengobatan. Sisanya sebagai uang terima kasih gue ke lo," setelah itu ia keluar dari ruangan tersebut tanpa menghiraukan Rara yang masih melamun melihat tindakan aneh Jefran.
Akhirnya Jefran sampai ke rumah. Setelah makan dan mandi, ia langsung tidur karena capek.
**
Seorang wanita dengan seragam sekolah sedang berjalan melewati trotoar jalan, gadis itu ialah Rara. Masih terlintas di pikirannya kejadian yang terjadi di rumah sakit .
Flashback on ...
"Nama gue Jefran anak 11 IPA 1. Itu aja yang perlu lo tau dari gue, enggak boleh lebih karena gue nggak suka berteman," Jefran melepaskan selang infus dari tangannya.
"Jef, lo udah gila ha? Bisa bisanya lo lepas tuh infus. Lo belum sehat bener woi," omel Rara.
"Makasih dah bantuin gue. Nih uang buat bayar biaya pengobatan. Sisanya tuh uang terima kasih gue ke lo," sambil menyodorkan uang ke Rara.
flashback off.
Rara pun mengambil uang yang ada di dalam sakunya. Ya, uang yang tadi di berikan. Ia berencana besok akan mengembalikan uang tersebut kepada Jefran ketika sampai ke sekolah.
**
Paginya seperti biasa, Jefran menunggu bus di halte untuk ke sekolah. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam bus. Ia melihat wanita yang kemarin. Iya, siapa lagi kalau bukan Rara. Ketika ingin mencari tempat duduk, ternyata tempat duduk yang kosong cuma berada di sebelah Rara. Terpaksa ia harus duduk di samping Rara.
Rara yang merasa kalau ada seseorang yang duduk di sampingnya pun berbalik untuk memastikan siapa orang tersebut. Rara duduk di dekat jendela, memakai Headset, dan menikmati pemandangan di luar jadi dia tidak sadar sebelum nya kalau ada orang yang duduk di samping.
"Eh, lo Jefran kan? Nih gue mau kembalikan uang yang kemarin," ucap Rara seraya memberikan uang yang diberikan Jefran. Jangan sangka, ia membayar uang rumah sakit menggunakan uangnya sendiri. Sebenarnya siapakah Rara?
"Nih, ambil. Gue bukan nggak mau nerima, tapi gue nggak suka kalau ada orang yang berterima kasih ke gue pake uang. Gue paling anti. Jadi jangan pernah ngasih gue uang," jelasnya kepada Jefran.
Tak terasa bus mereka sudah sampai di depan sekolah.
"Gue pamit dulu yah Jef, dah!" Rara keluar dahulu kemudian berlari menuju kelasnya.
Jefran masih tidak percaya kalau ada orang yang tidak suka akan uang. Pikiran Jefran hanya terlintas nama Rara. Ya, Siapkah Rara itu? Orang kaya dari mana dia berasal? Kenapa sepertinya dia tidak asing untuk Jefran, masih banyak tanda tanya di kepala Jefran.
Pelajaran pertama pun di mulai, tak di sangka bahwa pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa Indonesia dan yang lebih hebohnya adalah sang guru pengajar. Kalau diingat-ingat Beby Permata menyukai seorang guru di sekolahnya. Iya, dialah guru bahasa Indonesia mereka. Kegantengan Guru muda itu mampu membuat seorang Beby Permata jatuh hati. Nama guru ganteng itu adalah Nathan Adhitama. Berkulit putih, bibir pink, tinggi, dan sangat berkharisma. Umurnya baru 24 tahun tapi otaknya sangat Pintar sehingga ia menjadi guru.
Materi hari ini adalah membuat puisi. Beby Permata adalah orang yang paling antusias membuat puisi tersebut, 10 menit kemudian semua siswa disuruh berhenti melakukan aktivitas menulis karena waktu telah habis.
"Baik anak-anak siapa yang mau membacakan hasilnya di depan kelas?" Tanya Pak Nathan kepada para murid.
"Saya Pak, biar saya saja yang membacakan hasil saya," jawab Beby kemudian berdiri dan maju di depan kelas untuk membaca.
Isi puisi Beby Permata ...
'Hembusan angin sore seakan menghipnotis diriku,
Kicauan burung seperti sedang bernyanyi,
Dedaunan berguguran dari pohonnya,
Langit seperti seperti sedang bahagia,
Hati ini sudah lama kosong,
Ingin sekali ada seekor merpati menempati kekosongan ini,
Ku hanya ingin seseorang yang ku cintai,
Hanya kamu sajalah Pak Nathan.'
"Sekian dan terimakasih!" Ucap Beby sambil menyunggingkan senyum manis kepada Pak guru dan teman-teman, ia pun kembali ke tempat duduk.
Tawa maupun teriakan terdengar ketika Beby selesai membacakan puisi.
"Sumpah Beb, nggak waras lagi lo. Bisa bisanya lo nyatakan cinta ke Pak Nathan di depan kelas," ujar Feby teman sebangkunya Beby.
"Gak apa Feb, biar Pak Nathan tahu kalau gue cinta banget ama dia," jawab Beby tanpa memperdulikan temannya yang terus berbicara.
"Baiklah anak-anak, pelajaran Bahasa Indonesia hari ini telah selesai. Jadi sekarang kalian bisa keluar untuk istirahat."
"Makasih Pak."
"Wah Beb, sumpah lo gila bener. Gue gak nyangka lo bisa senekat tadi," ujar sang ketua gosip, Aditia.
"Udah udah, lebih baik kita ke kantin aja. Gue dah lapar dari tadi," ajak Alfi yang dari tadi sudah lapar, akhirnya mereka berlima anggota geng pun pergi ke kantin.
Jefran sekarang lagi di perpustakaan, ia disuruh Wali kelas ke perpustakaan untuk meminjam buku paket agar ia bisa belajar. Sementara ia mencari buku, ia tak sengaja melihat seseorang pingsan di ujung rak bukit. Seorang perempuan pingsan di ujung sana, karena penasaran ia pun mendekati wanita tersebut.
Siapakah yang pingsan?
Kenapa dia bisa pingsan?
**
Dia, gadis bernama lengkap Rainaxy Flysire Azzora. Kerap dipanggil Rara. Gadis cantik berdarah indo Belanda, ia anak seorang pengusaha kaya raya ternama. Ia anak satu satunya jadi dia selalu dimanjakan. Rara tidak suka dimanjakan dengan uang dan kekayaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments