Bab 2 - Sebuah getaran

Sam tersenyum smirk merasa puas dengan jawaban Trisya, "kau dengar calon Istriku tidak mengenalmu, dasar pecundang!" Seamus melingkarkan lengan di pinggang Trisya menandakan kepemilikan.

"Calon Istri?" Bryant nampak terkejut, dia menuntut jawaban pada Trisya.

"Benar, Trisya adalah calon Istriku. Bulan depan kami akan melangsungkan pernikahan, benar kan sayang." Sam mencium lengan Trisya meminta dukungan. Trisya membuang muka, namun dia tetap menganggukkan kepala.

"Kalau begitu, selamat. Maaf, aku sudah salah faham, aku pikir Trisya akan di lecehkan, jika aku tahu kalian adalah pasangan aku tidak akan menggangu." Ucap Bryant dengan tangan mengepal kuat, entah mengapa hatinya saat ini merasa terbakar.

"Tidak masalah, tapi kau harus mengganti rugi untuk pengobatan wajahku yang lebam ini."

"Baiklah, berapa yang kau inginkan?"

"Sepuluh juta!" jawabnya.

"Kau gila, sepuluh juta hanya untuk luka yang tidak seberapa ini. Kau ingin memeras-ku," Bryant meninggikan suara, emosinya sedikit tersulut.

"Ganti rugi itu tidak seberapa di banding dengan luka yang ku dapatkan, juga kau telah mengganggu waktu berhargaku bersama calon Istriku, tercinta." Sam, mencium ujung rambut Trisya, membuat gadis itu melengos ke arah lain.

"Baiklah, aku akan mengirimkan uangnya ke akun-mu, sekarang aku tidak membawa uang cash." Bryant memberikan kartu namanya pada Sam, dia malas berlama-lama berada satu ruangan dengan Trisya dan kekasihnya, yang menurutnya lebih pantas menjadi pamannya.

Trisya melepaskan diri dari cengkeraman Sam, pria itu hanya tersenyum sebagai balasan.

"Dia mantan suamimu kan?" tubuh Trisya mengejang, matanya membola seketika. Diluar dugaan Sam ternyata tahu masa lalunya.

"A-anda sudah tahu bahwa saya sudah pernah menikah." Trisya menunduk takut.

"Kau pikir aku orang bodoh, aku tahu semuanya aku tidak akan sembarangan memilih wanita untuk aku nikahi." Ujarnya, sembari merapikan Jas yang Ia kenakan.

"Kalau begitu apa anda akan membatalkan pernikahan kita, karena saya sudah pernah menikah?" Trisya melontarkan pertanyaan itu berharap jawaban Sam sama seperti yang Ia harapkan.

"Tidak, kenapa aku harus membatalkan pernikahan kita. Justru, aku semakin tertarik untuk menikahi-mu setelah aku melihat siapa mantan suamimu." Ucapnya penuh misteri.

Trisya, menghela napas berat. Kedatangan Bryant semakin memperburuk kehidupannya, tentu saja siapa yang tidak kenal dengan keluarga Maverick keluarga yang cukup terkenal di kota Ini.

"Meski saya seorang janda sekali pun?" tambah Trisya.

"Memangnya kenapa, aku juga bukannya seorang perjaka. Usiaku juga sudah kepala empat."

'Jika kau sadar kau sudah kepala empat, kenapa kau tidak tahu malu dan mau menikahi wanita se-usiaku.' Keluh Trisya dalam hati.

"Sudahlah ayo kita kembali, orang tuamu pasti sudah menunggu kita."

......................

Trisya dan kedua orang tua angkatnya kini telah kembali ke-rumah, kedatangan mereka di sambut Alena anak kandung Diego dan Margaret.

"Mamah, Papah!" teriaknya senang. Alena Adalah anak kandung pasangan Diego dan Margaret, dia gadis berusia sepuluh tahun, dia cukup dekat dengan Trisya.

"Kak Trisya cantik banget, dari mana Kak? Ko gak ngajak aku?" keluhnya dengan wajah mematut.

"Kami ada urusan yang hanya bisa di hadiri orang dewasa, sayang. Jadi kamu gak boleh ikut." Margaret mengusap lembut kepala Alena.

"Pokonya, aku gak mau tahu, lain kali kalian harus ngajak aku Ikut serta, kalau enggak, aku gak mau makan." Alena merajuk.

"Iya, nanti Kak Trisya ajak Lena jalan-jalan ya. Sekarang udah malem, Lena bobok yuk, Kakak akan bacakan cerita." Tutur Trisya lembut, dia sangat menyayangi Alena seperti adik kandungnya sendiri.

Selepas mengganti pakaiannya, Trisya keluar menuju kamar Alena, di tengah perjalanan dia bertemu Margaret yang tengah menyandar ke dinding sembari menyesap sebatang rokok yang di apit di kedua jemarinya, "Bagaimana menurutmu Tuan Sam?" tanyanya.

"Dia sepertinya orang yang baik," jawab Trisya.

"Apa kau menyukainya?" Margaret kembali melempar pertanyaan.

"Apa jika aku mengatakan kalau aku tidak menyukainya, aku bisa menolak pernikahan ini?" Trisya membalas pertanyaan dengan pertanyaan.

"Kau tidak akan berani."

Trisya mendengus kasar, "maka aku tidak perlu menjawabnya." Dia berlalu, terdengar suara Margaret mengutuknya dari belakang, namun kata-kata seperti itu sudah tak asing di telinga Trisya, biarlah asalkan mereka tak berani melakukan kekerasan pisik semua itu tak dihiraukannya.

Klek...

Trisya membuka pintu kamar Alena, tampak gadis kecil itu sudah menunggunya sambil memeluk boneka beruang berwarna merah muda, "cerita apa yang Lena ingin Kakak bacakan?" tanya Trisya sembari memilah buku di lemari.

"Putri Salju, Kak!" ujarnya mengutarakan keinginannya.

Trisya mengangguk mengiakan.

Selepas menemani Alena hingga tertidur, Trisya kembali ke-kamarnya.

......................

Di tempat lain, Bryant, dia tengah menyesap gelas berisi wine di tangannya. Dia berdiri di depan dinding kaca menatap kosong suasana malam.

"Apa kau tidak ingin memanggil para wanita untuk menemanimu?" tanya James melirik ke arah Bryant.

"Tidak!" Jawabnya tegas.

James sendiri di temani dua orang wanita, di masing-masing kiri dan kanannya, ada yang memijatnya dan ada juga yang terus mengisi gelasnya dengan minuman.

"Kau masih memikirkan mantan Istrimu itu?" cibir James.

Bryant enggan menjawab, dia masih berdiri di posisi yang sama.

"Ayolah Bro! Kau sendiri yang mencampakkannya, biarkan dia menjalani hidupnya, untuk apa kau terus memikirkannya, mari kita bersenang-senang seperti biasa." James menenggak habis cairan di gelasnya.

"Kau sajalah, aku sedang tidak mood." Bryant malah meninggalkan James yang terus meneriakinya memintanya kembali.

Mobil Bryant berhenti di parkiran apartemen, tempat dulu dia dan Trisya tinggal. Apartemen yang sengaja dia beli agar Trisya tak harus tinggal di rumah pribadinya. Dia memasuki loby apartemen dan menunjukan kartu identitas pada penjaga, setelah itu Ia pun naik mengunakan lift menuju lantai atas tempat kamarnya berada.

Gelap, sunyi, senyap, menyambut kedatangan Bryant kala Ia memasuki ruangan tersebut, dia menyalakan lampu untuk menerangi pandangannya. Meski rumah ini sudah beberapa bulan tak di tempati, namun masih nampak terawat dengan baik, karena petugas kebersihan selalu datang secara berkala untuk membersikan rumah ini.

Bryant mengedarkan pandangan, dia melangkah menuju kamar yang dulu Trisya tinggali. Hal pertama yang Ia lihat adalah foto pernikahannya dengan Trisya, wanita itu tampak tersenyum sedang Bryant sendiri menatap ke arah lain.

'Apa yang aku rasakan ini?'

Ada sebuah getaran di hati Bryant, 'Apa aku jatuh hati padanya? Tidak, sepertinya itu tidak mungkin, sebelumnya aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya.'

Bryant menepis semua pikiran yang timbul di otaknya, mana mungkin dia bisa jatuh cinta pada sosok Trisya, yang bahkan tak memiliki keistimewaan dalam segi mana pun, hanya saja memang dia cukup cantik saat tadi mereka bertemu.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalo memang kau tak jatuh cinta kenapa kau merasakan getaran nya..

2023-11-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!