Bab 2 : Ceoli selamat

Karena asik bermain Alaska lupa, hari mulai petang, ia masih asik bermain dengan ceoli.

"Kak, kakak mau temanin Ceoli setiap hari?" ucap Ceoli dengan ekspresi gemasnya

"Hmmmmmm............." Alaska sedikit berpikir karena permintaan bocah itu tidak akan bisa ia turuti

"Mau ya kak," ucap ceoli lagi. Alaska masih terdiam tak tau ingin menjawab apa.

"Mau ya kak, mau ya, please. Kalau gak mau Ceoli nangis ni," ucap Ceoli sudah mulai merengek. Karena tak ingin melihat Ceoli menangis akhirnya Alaska pun buka suara.

"Oke baiklah, tapi Ceoli jangan nangis ya," ucap Alaska menenangkan ceoli.

"Hole.........hole....... sekarang Ceoli punya teman," ucap Ceoli sangat bahagia sekali. Alaska langsung memeluk bocah itu dengan hangat.

Tiba tiba sekelompok orang datang kepada mereka, dan merebut paksa Ceoli dari pelukan Alaska.

"Eh apa apa an ini?" teriak Alaska ingin memberontak

"Siapa kamu, berani beraninya kamu memeluk tuan muda Ceoli!!" teriak seorang pria yang bertubuh kekar.

"Kalian yang siapa? datang datang langsung rebut ceoli!!" teriak Alaska tak takut sama sekali.

Tiba tiba salah seorang dari mereka mendorong Alaska hingga terjatuh, dan luka di bagian kakinya.

"Kak........" teriak ceoli histeris

"Ayo kita pulang, kita tak ada waktu melayani wanita seperti ini, yang penting Ceoli sudah kita temukan." Ucap salah satu dari mereka. Akhirnya mereka pergi dari tempat itu dengan membawa Ceoli.

"Kak......." teriak Ceoli sambil menangis.

"Ceoli....." teriak Alaska ingin menolong Ceoli, tapi ia tak bisa berdiri karena kakinya terasa sakit.

Alaska kesal dengan dirinya sendiri karena tak bisa menyelamatkan Ceoli yang di culik oleh orang.

_____________________

Selama di perjalanan Ceoli asik menangis, tak mau berhenti, membuat anak buah Ezio panik karena mereka tak bisa menghentikan tangis Ceoli.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah besar milik Ezio.

"Hiks.........hiks ........." tangis Ceoli terdengar sampai ke telinga Ezio.

Ezio langsung menghampiri mobil anak buahnya yang baru saja di parkir di halaman rumahnya.

"Apakah Ceoli baik baik saja?" tanya Ezio sedikit panik

"Dia tidak apa apa tuan, tapi tuan muda Ceoli asik nangis sedari tadi," ucap salah satu anak buahnya.

Ezio langsung menggendong Ceoli dan masuk ke dalam rumah, ia memeluk lama tubuh Ceoli yang masih saja menangis.

"Jangan nangis nak," ucap ezio lembut

"Hiks........hiks........" hanya terdengar tangisan Ceoli

"Siapa yang berani melukai Ceoli? coba katakan pada om siapa yang berani menyakiti Ceoli," ucap Ezio berusaha menghentikan tangis Ceoli. Ezio memeluk erat lagi tubuh Ceoli.

"Kak Alaska," ucap Ceoli sambil menangis. Ezio sedikit heran karena ia belum pernah mendengar nama tersebut.

"Kak Alaska?" tanya Ezio bingung

"Kak Alaska di dolong sama anak buah om sampe jatuh," ucap Ceoli masih menangis

"Maksudnya?" tanya Ezio semakin heran dan bingung

"Hiks......hiks......." tangisan Ceoli semakin pecah saat Ezio tak mengerti apa yang ia katakan.

Akhirnya Ezio berhenti bertanya kepada Ceoli, ia hanya menenangkan Ceoli saja.

"Jangan nangis lagi, Ceoli ingin apa om akan belikan," ucap Ezio lembut. Ceoli hanya menggeleng saja.

Menit berikutnya tangis Ceoli mulai mereda, ezio sedikit lega walau sebenarnya ia ingin bertanya lagi tentang Alaska tapi ia urungkan niatnya karena melihat Ceoli yang mulai mengantuk.

Lama kelamaan akhirnya Ceoli tertidur di pelukan Ezio dengan mata yang sembab.

"Siapa pun yang menyakiti mu, akan ku pastikan hidupnya tidak akan tenang!!" ucap Ezio menaruh dendam terhadap mereka yang telah menculik keponakannya.

"Ceoli....." teriak mama Ezio histeris

"sssssstttttttsssss............ ma Ceoli dah tidur," ucap Ezio merasa risih saat mamanya datang.

"Oh gitu ya, maaf maaf," ucap mama Ezio tak sengaja, karena ia juga panik saat mendengar cucu kesayangannya di culik oleh orang.

Ezio menidurkan Ceoli di kamarnya, ia tak ingin menganggu Ceoli yang sudah tertidur.

"Gimana keadaan Ceoli?" tanya mama Ezio saat Ezio telah keluar dari kamar Ceoli

"Dia baik baik saja ma, mama jangan khawatir lagi ya," ucap Ezio

"Syukurlah, mama sangat panik sekali," ucap mama Ezio

"Iya ma, maaf Ezio belum bisa menjadi ayah yang terbaik untuk Ceoli," ucap Ezio merasa bersalah

"Jangan seperti itu nak, kamu sudah menjadi ayah yang terbaik untuk Ceoli," ucap mama Ezio memeluk putranya itu. Ezio hanya mengangguk di dalam dekapan mamanya.

___________________

Malam ini hujan deras, akhirnya Alaska sudah sampai di rumahnya, ia kehujanan dan juga masih merasa sakit di kakinya.

"Aduh......gimana ini kalau orang tua Ceoli mencarinya," gumam Alaska masih memikirkan Ceoli

"Aw........sakit banget lagi," ucap Alaska melihat kakinya yang terluka

Alaska mengoleskan obat salep untuk kakinya yang terluka, sebelumnya ia sudah mandi dan makan malam.

Kini ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, berharap tubuhnya akan merasakan lebih enak. Tapi bukannya enak ia masih saja memikirkan Ceoli.

"Apa aku lapor aja ke polisi ya," ucap Alaska sambil memandangi langit langit kamarnya

"Tapi mana bisa aku melaporkan ke polisi sedangkan aku gak tau siapa dia, alamat dia bahkan orang tuanya juga aku gak tau," ucapnya lagi

Lama memikirkan Ceoli akhirnya Alaska bisa tertidur lelap saat tengah malam.

____________________

Pagi ini Ezio cepat datang ke kantor karena ada meeting penting yang harus ia ikuti, ia belum sempat bertemu Ceoli pagi ini karena Ceoli masih tidur terlelap.

Saat di kantor banyak karyawan yang menyapanya baik laki laki maupun perempuan, seperti biasa Ezio hanya tersenyum tipis saat di sapa. Ezio adalah CEO yang sangat di sukai oleh kaum hawa, bahkan tak sedikit karyawannya yang sangat menyukai Ezio. Namun sampai saat ini Ezio belum menikah bahkan tidak ada wanita yang spesial di hatinya selain mamanya.

Ezio memasuki ruangannya di temani oleh managernya, ia duduk sebentar di kursi kebesarannya.

"Apakah ada info terbaru?" tanya Ezio kepada managernya yaitu Fandi

"Sudah kami temukan, dan yang menculik tuan muda ceoli adalah perusahaan antarnada!!" ucap Fandi melaporkan

"Apa mau mereka? kenapa mereka selalu merusak kesenangan ku," ucap Ezio tak habis pikir dengan perusahaan tersebut. Pasalnya semenjak Ezio tak ingin bekerja sama dengan perusahaan antarnada, perusahaan itu selalu saja menyerang keluarga Ezio yang sebenarnya tak bersalah.

"Aku ingin kau perintahkan anak buahku untuk menjaga ketat rumah mama dan rumah ku," ucap Ezio memerintahkan

"Baik tuan, akan saya laksanakan," ucapnya

"Tuan sudah bisa memasuki ruangan meeting, karena semua sudah menunggu," ucap Fandi

"Baik, terima kasih," ucap Ezio.

terima kasih sudah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman semua 🤗

jangan lupa like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_happy reading_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!