Episode 4

“Bibi ” gunam Haru yang semakin melemah.

Seolah merasa ada panggilan Haru, Bibi menoleh ke hutan secara tiba-tiba.

Keadaan di desa sekarang. Banyak penduduk yang mulai mengemasi barang seperlunya dan segera pergi dari kota. Kepala guild dan kepala desa juga mulai membantu proses pelarian tersebut

Banyak warga desa yang mulai berlarian pergi dari desa. Begitu juga dengan Bibi pemilik rumah makan yang selalu dikunjungi oleh Haru.

Tapi saat mau pergi, Ia mengurungkan niatnya dan pergi ke dalam desa lagi untuk melihat sesuatu.

“Ada yang perlu kucek sebentar... ” ucap Bibi kembali lagi.

Kepala guild berteriak memanggilnya agar segera pergi dan jangan kembali lagi soalnya gerombolan monster semakin dekat. Kita tidak tahu kapan tepatnya gerombolan monster datang.

Tetapi Bibi tidak menghiraukan dan memilih untuk terus jalan. Terpaksa kepala guild mengikutinya....

———————————————————————

Kesadaran Haru mulai hilang, badannya penuh dengan luka.

Haru menutup matanya pasrah atas kelemahannya.

(Maafkan aku, maafkan aku bibi seharusnya aku menuruti permintaanmu untuk tidak pergi ke dalam hutan. Terima kasih atas makanannya selama ini. Aku harap bibi bisa kabur bersama penduduk desa lainnya. Terima kasih.... Jika saja aku memiliki kekuatan) Dalam hati Haru semakin kehilangan kesadarannya sedikit demi sedikit.

“Bangunlah... Jangan menyerah begitu saja. Wahai kesatria ku yang terpilih. Aku akan memberimu kekuatan gunakanlah dan lindungi dunia ini ” suara yang datang entah dari mana masuk ke pikiran Haru.

“siapa???? ” ucap Haru lirih.

Haru membuka matanya lagi seolah kata-katanya memberi kekuatan...

“Jangan banyak bicara lagi. Kita sudah tidak banyak waktu, kau akan tahu siapa aku nanti. Tapi yang terpenting sekarang. Cobalah sentuh tongkat di depanmu, itu akan memberikanmu kekuatan dan gunakanlah untuk melawannya. Wahai kesatria ku ” Haru mulai menengok ke arah tongkat itu berada.

Kebetulan Haru jatuh berada di dekat tongkat itu. Jadi ia berusaha menyentuhnya dan menggeliat menuju ke arah itu karena ia tidak memiliki kekuatan sekarang.

Iblis itu melihat Haru berusaha menuju tongkat tapi ia tidak menggubris nya. Karena serangannya tadi sudah cukup membuat Haru sekarat. Jadi ia berpikir itu akan percuma seberapa berusaha Haru, Haru akan mati juga cepat atau lambat.

“Hmmm, percuma saja kau berusaha. Apa yang akan kau lakukan dengan tongkat itu. Mengangkat diri sendiri aja susah, kau akan mati cepat atau lambat. Jadi menyerahlah....” ucap Iblis itu tersenyum mengejek.

Haru tidak menggubrisnya dan terus maju untuk menyentuh tongkat itu. Iblis itu tidak senang karena perkataannya diabaikan.

Iblis itu menendang Haru cukup jauh. Membuat jarak semakin lebar antara Haru dan tongkat itu.

“Cih, aku tidak suka orang seperti mu. Sekarang rasakanlah kematianmu dan berusahalah untuk menghentikan ku di mimpimu, selagi kau berusaha aku akan bersenang senang dengan orang dari desa itu. ” ucap iblis itu sambil melebarkan sayapnya dan menjilat tangannya.

Iblis itu terbang pergi, meninggalkan Haru yang terbaring lemah di tanah.

(Sial.... Kenapa aku lemah sekali. Padahal tinggal sedikit lagi....) Haru menyalahkan dirinya dalam hati dan meneteskan air matanya.

“Kenapa kau menangis???”

“Maafkan aku meskipun kau memberi ku tugas yang mudah dan akan memberikan aku kekuatan tetapi aku tidak bisa melakukannya. Ini karena kelemahanku. Tapi tolonglah selamatkan desa”

“Apa yang kau katakan? Kau lah yang akan mengalahkan dia dan menyelamatkan desa. ”

“Tapi aku sudah tidak memiliki kekuatan untuk menyentuh tongkat itu. ” ucap Haru putus asa.

“Hmmm(tertawa kecil), aku tidak menyuruhmu untuk mendatanginya. Tapi buatlah tongkat itu untuk datang kepadamu. Tongkat itu terhubung dengan hatimu jadi kuatkanlah hatimu dan terima kekuatan ini ”

Haru tersadar dan mulai membuka matanya. Dengan gemetar ia mengangkat tangannya dan mengarahkan ke arah tongkat itu berharap ia bisa membuat tongkat itu berada di tangannya.

“Tolong pinjamilah aku kekuatan, aku ingin menyelamatkan desa....” ucap Haru lirih

Tongkat itu tetap tidak bergerak sedikitpun.

Dengan menggertakkan giginya Haru mengambil nafas.

“TOLONGLAH BERI AKU KEKUATAN” Haru menutup mata berteriak dengan keras dengan sisi tenaga terakhirnya.

Haru membuka matanya dan tongkat itu sudah berada di tangannya sekarang. Haru jadi senang karena sudah berhasil.

“Aku berhasil, aku sudah berhasil ” Haru senang sekali.

Tongkat yang awalnya tampak seperti sebatang kayu itu, tiba-tiba dari ujung warnanya mulai berubah jadi emas serta tubuh Haru yang mulai ikut bersinar juga.

———————————————————————

Sedangkan di desa, Bibi dan kepala guild kembali lagi setelah pergi kembali ke dalam desa.

“Tolong selamatkan Haru, tampaknya ia pergi ke hutan tadi pagi ”

“Baiklah. Tapi bibi segera pergi kami akan membawa kembali Haru. ” ucap kepala guild menenangkannya

“terima kasih ” Bibi segera ikut rombongan penduduk.

“Apa Haru masih dalam hutan. Aku akan ikut... ” ucap resepsionis mei terkejut

“Tidak, kamu disini aja. Akan berbahaya kalau kamu ikut. ” kepala guild melarang.

“Tetapi .... ” resepsionis mei bersikeras ikut.

“ucapan kepala guild benar. Aku minta maaf tapi kamu akan jadi beban saja. Sebaiknya kamu di sini saja. Biar aku yang ikut ”

“Apa yang kau bicarakan kepala desa. Kau tidak boleh dalam keadaan berbahaya. Sebaiknya aku saja dan yang lain ” kepala guild khawatir bila terjadi sesuatu dengan kepala desa jika ia ikut.

“Apa kau meremehkan ku? ” tanya kepala desa.

“Tidak, bukan begitu. Jika anda mati, siapa yang akan memimpin desa ini ” ucap kepala guild.

“Tenang saja. Kau sudah tahu kan kemampuan ku mana mungkin aku akan mati semudah itu. Sudah, sudah keputusanku sudah bulat aku tidak ingin ada bantahan lagi kita harus cepat menyelamatkannya. ”

“Baik tuan ” Kepala guild hanya bisa menuruti perkataan kepala desa.

Mereka segera menuju ke kuda masing-masing.

“Aku percayakan tempat ini kepadamu resepsionis mei ” perintah kepala guild

“Baik Guild master.... ”

Saat mereka berdua mau pergi ke dalam hutan. Tiba-tiba ada ledakan besar dalam hutan yang membuat semua orang terkejut.

“Suara apa itu .” semua orang fokus dalam ledakan besar itu.

“Sepertinya ada bahaya besar yang lain. Kita harus cepat. Menyelamatkan Haru” ucap kepala desa segera berangkat

“Iya. Baik tuan ” kepala guild mengikutinya.

Resepsionis mei hanya bisa berdoa dan berharap Haru baik-baik saja sambil melihat ke ledakan tersebut.

———————————————————————

Seluruh tubuh Haru ikut bersinar bersamaan dengan tongkatnya.

“Tubuhku tidak sakit lagi. Ada apa ini? Kenapa tubuhku sangat ringan ” Haru berdiri dan menggerakkan tubuhnya.

Ia mulai merasakan tubuhnya penuh dengan kekuatan. Haru berteriak dengan keras dan meluapkan energi sihirnya yang meluap-luap. Dengan meluapnya energi sihirnya angin menghembus kencang dengan Haru sebagai pusat, warna emas di tubuh Haru hilang sedikit demi sedikit dan tubuh Haru kembali ke biasanya.

Haru menghentikan teriakannya seketika itu angin yang menghembus kencang tadi mulai hilang seketika dan tenang kembali.

———————————————————————

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!