Bab 5. Memberi kepercayaan

Keesokan harinya Dara di kejutkan dengan perubahan Key yang tiba-tiba mengamuk dan ingin menghancurkan mainan yang baru dibelinya kemarin.

Dara yang sayang dengan mainan yang berharga mahal, segera menahan tangan Key untuk tidak melakukannya.

"Apa yang kamu lakukan Key, kenapa kamu tiba-tiba arogan seperti ini. Kalau kamu ingin sesuatu bilang dengan nanny jangan gunakan tanganmu untuk menghancurkan apapun. Kamu punya mulut yang bisa di gunakan untuk bicara," ucap Dara berusaha lembut, walaupun dalam hati Dara berusaha menahan emosi.

Namun kata-kata Dara sama sekali tak di gubris Key melemparkan mainannya ke arah dinding untuk di hancurkan, Dara yang masih tak ikhlas jika mainan semahal itu hancur begitu saja. Dara segera menangkapnya sebelum mainan tersebut membentur dinding naas tanpa sengaja Dara tergelincir dan kepalanya langsung membentur dinding bukan mainan yang berusaha di selamatkannya.

"Aaarrgggghhhh... kepalaku," ucap Dara sambil meraba bagian kepalanya yang terbentur dan ternyata berdarah. Dara sempat melihat Key yang ketakutan sebelum pandangannya kabur dan langsung jatuh pingsan.

Karena hari masih terlalu pagi, tak ada yang tau kejadian yang terjadi. Key yang takut Dara kenapa-kenapa, segera berlari ke kamar papanya. Namun sayangnya Bisma masih tidur.

Key berusaha membangunkan papanya dengan menggoyang-goyang tubuhnya, namun Bisma tak kunjung bangun. Key pun tak punya cara lain selain menggigit lengan Bisma dengan kuat hingga membuat Bisma terkejut dan hampir memukul Key. Untung saja Bisma masih bisa mengendalikan tangannya.

"Key apa yang kamu lakukan?" tanya Bisma sambil memeriksa luka di lengannya bekas gigitan Key. Key terus-menerus menunjuk keluar dengan maksud mengajak Bisma untuk ikut dengannya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Bisma yang paham segera mengikuti Key dan penasaran apa yang ingin di tunjukkan Key padanya. Key membawa papanya ke kamar dan menunjukkan keadaan Dara yang tengah pingsan.

"Astaga apa yang terjadi? kenapa pengasuhmu bisa pingsan? " tanya Bisma sambil memeriksa kondisi Dara. Key yang ketakutan hanya bisa menggeleng.

Tanpa menunggu penjelasan lagi, Bisma segera mengangkat tubuh Dara dan membawanya ke kamarnya. Bisma Segera mengambil ponselnya dan segera menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Dara.

Setelah menunggu cukup lama dengan gelisah, takut Dara mengalami gegar otak. Sedangkan Key bersembunyi di sudut ketakutan jika sampai Nanny-nya melaporkan kalau penyebabnya adalah dirinya.

Setelah menunggu dengan cemas, dokter Bayu pun sampai dan langsung diminta Bisma untuk mengobati dan menyadarkan Dara.

"Dia tidak papa kan? dia tidak gegar otak kan? " tanya Bisma tanpa henti sambil mondar-mandir.

"Tidak bisakah kamu sedikit lebih tenang?dia tidak papa dan tidak perlu mengkuatirkan nya. Dia hanya mengalami luka kecil akibat benturan, dan dia pingsan karena syok. Sebentar lagi juga dia sadar." jelas Bayu yang merupakan dokter sekaligus teman Bisma.

"Gak usah kuatir, dia baik-baik saja." Bayu pun menepuk Bisma menenangkan. Bayu paham jika sahabat ini memiliki trauma masa lalu yang membuatnya ketakutan jika melihat orang lain pingsan.

"Aku hanya kuatir kalau di kenapa-kenapa, nantinya akan berpengaruh pada Kayra, siapa nanti yang akan memberikan ASI padanya kalau dia tak kunjung sadar." jawab Bisma menjelaskan.

Tak lama kemudian Dara mulai sadar dari pingsannya, sambil memegangi kepalanya yang masih sakit, Dara mengedarkan pandangannya saat menyadari jika dirinya tidur di kamar majikannya.

"Akhirnya kamu sadar juga. Apa kamu masih ingat namaku?" tanya Bisma tiba-tiba membuat Dara langsung mengerutkan keningnya walau agak sakit.

" Apa yang bapak tanyakan? tentu saja aku ingat. Pak bisma kan nama bapak." Jawab Dara.

" Syukurlah kalau kamu masih ingat, berarti tidak jadi gegar otak."

"Apa maksud bapak? bapak mendoakan saya hilang ingatan? Keterlaluan." Saut Dara.

"Bagaimana ceritanya kamu bisa mencium tembok di kamar key sampai pingsan. Buat orang kuatir saja."

"Tembok!" Dara pun teringat dengan apa yang terjadi padanya, dan ia pun teringat dengan Key, takut Bisma mengurungnya.

"Dimana key? Bapak tidak menghukumnya kan? Ini semua salahku, dan kecerobohanku sendiri, tidak ada hubungannya dengan Key. tolong jangan hukum Key." jelas Dara sambil menyatukan tangannya memohon.

Key mendengar semua ucapan Dara yang sama sekali tak mengatakan jika dirinyalah yang sudah membuat Nannynya terluka.

"Na-nanny..." panggil Key lalu berlari memeluk Dara dengan erat.

Bisma terkejut dengan perubahan sikap Key, padahal sebelumnya Key tak pernah mau dekat dengan siapapun, jangankan para pengasuh dengan ibu kandungnya saat masih hidup Key tidak terlalu dekat.

"Jangan takut sayang, kamu gak Salah kok, ini beneran Nanny Dara yang ceroboh. Nanny yang gak sengaja tergelincir." ucap Dara menenangkan Key yang ketakutan.

Sambil memeluk Key yang masih tidak mau di lepaskan, Dara mengingat kembali perubahan Key yang tiba-tiba. Padahal beberapa hari sebelumnya, Key bisa mengendalikan emosinya dan mau mengatakan apa yang dia inginkan walaupun dengan isyarat. Dara pun mulai curiga jika sejak awal memang ada yang salah.

"Key, kembali ke kamar. Papa mau bicara dengan Nanny Dara sebentar." Titah Bisma, Key pun segera pergi begitu saja tanpa menjawab.

Bisma duduk di samping Dara dan menatap wanita yang selalu membantah aturannya itu.

"Aku perhatikan, kamu sudah bisa mengendalikan Key dengan baik dan bahkan sepertinya dia sudah mulai dekat denganmu. Aku harap kamu bisa membuatnya menjadi anak yang kembali normal lagi."

"Normal?"

"Iya, Semua menjadi begini karena pola asuh kami yang salah dan juga kurangnya kami memberikan kasih sayang. Terlalu fokus dengan pekerjaan dan seringkali pertengkaran terjadi di depannya. Terlalu seringnya mengabaikan keinginannya dan jarang menghabiskan waktu bersama, perlahan membuatnya memilih untuk diam dan mengabaikan kami hingga keadaan itu membuatnya biasa dan jadi terbiasa. Dan pada akhirnya hanya jadi penyesalan yang ada sebagai orang tua. Aku sudah membawanya terapi dan berbagai pengobatan, namun mereka memberikan jawaban yang sama." Jelas Bisma.

"Kenapa tidak di sekolahkan saja Key biar dia punya banyak teman dan melupakan sesuatu yang membuatnya trauma?" tanya Dara.

"Aku sudah membawanya ke sekolah, tapi dia malah membuat onar dan mengganggu teman-temannya hingga tidak ada yang mau berteman dan dia mogok sekolah. Saat ini aku mengandalkan kamu untuk bisa meyakinkan Key bahwa semuanya sudah berubah dan katakan padanya aku sayang padanya. Jika kamu berhasil aku akan memberimu hadiah nantinya." Jelas Bisma.

"Aku akan berusaha, tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Bapak sebagai papa kandungnya Bisma sepertinya yang memiliki peran penting. Aku pinta pada bapak tolong jangan membuat Key takut jika ingin bapak dekat dengan putranya terutama jangan kasar ataupun mengangkat tangan bapak padanya."pinta Dara.

"Baiklah aku akan mencobanya." Jawab Bisma lalu meninggalkan Dara begitu saja.

To Be continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

kai ngamuk kayany gara2 obat yg dikasih pembantu dirumah bisma

2022-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!