Bisma berjalan menuju sumber suara. Ia menemukan Key sedang berdiri di antara pecahan pot keramik.
"Key! Apa yang kamu lakukan? Sudah berulang kali papa katakan, jangan merusak barang apapun di rumah ini, atau papa akan kirim kamu ke asrama, biar kamu tidak bersikap seperti ini terus menerus. Papa capek key, harus mencari Nanny baru setiap bulan." Bentak Bisma yang sudah kesal dengan sikap anaknya yang semakin hari semakin tidak terkendali.
Bisma hampir menyerah mengasuh putra pertamanya yang di anggapnya hiperaktif, pembangkang dan sulit di ajak bicara.
Mendengar papanya marah, Key malah mengambil pot lain dan memecahkannya lagi, Bisma benar-benar kehilangan kesabarannya dan segera menghampiri putranya itu untuk melampiaskan kemarahannya.
Bisma mengangkat tangannya dan ingin menampar key. Dara sempat melihat apa yang ingin di lakukan Bisma dan segera menahan tangannya.
"Apa yang bapak lakukan? Apa bapak ingin menampar anak bapak sendiri?" teriak Dara, sambil sekuat tenaga menahan tangan Bisma.
"Lepaskan! Jangan halangi aku, anak seperti dia harus diberi pelajaran. Biar dia tau apa yang dia lakukan itu salah." Bentak Bisma dan segera menepis tangannya dengan kuat, Membuat Dara terhempas.
Dara langsung menghalangi Bisma, seraya memejamkan mata, takut tangan Bisma mengenai pipinya. Bisma yang sudah mengayunkan tangannya, seketika ia hentikan saat melihat Dara begitu kekeh melindungi Key dan hanya bisa mengepal tangannya untuk menahan emosi.
Dara bernafas lega, saat membuka mata Bisma sudah menurunkan tangannya.
"Kembali ke keruang kerja, aku ingin bicara denganmu," ucap Bisma lalu berbalik dan kembali ke ruang kerja. Dara berbalik dan berjongkok di depan Key yang terlihat acuh dengan sikap Papanya.
"Kamu tidak papa sayang?" tanya Dara mencoba menenangkan dan memeriksa keadaan Key, namun Key malah menepis tangan Dara dan berlari ke kamar.
'Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak pak Bisma ini?' gumam Dara penuh tanda tanya. Dara pun segera kembali keruang kerja Bisma dan bersiap jika dirinya gagal untuk diterima menjadi ibu susu.
"Masuklah." perintah Bisma saat Dara mengetuk pintu.
"Duduklah dan cepat tanda tangani." imbuh Bisma membuat Dara langsung membulatkan matanya, tak percaya jika Bisma masih akan menerimanya setelah kejadian barusan.
"Lain kali jangan ikut campur masalah keluarga ini. Aku mempekerjakan kamu untuk menjadi ibu susu buat Kayra bukan Nanny buat Key," jelas Bisma membuat Dara tertunduk dan ingin segera menandatangani perjanjian tersebut, namun Tiba-tiba Dara punya ide cemerlang untuk menambah pemasukannya.
"Maaf pak, bisakah aku mengajukan diri untuk menjadi Nannynya Key? Aku dengar tadi Key sudah tidak punya pengasuh lagi. Bagaimana kalau aku yang menjadi pengasuhnya. Aku akan berusaha mendidik Key untuk menjadi anak yang lebih baik. Kan tugasku hanya menyusui Kayra selebihnya aku bisa mengurus Key, Tapi dengan satu syarat," Ucap Dara.
"Syarat?! Kau yang mengajukan diri, kenapa kamu juga yang memberi syarat?"
"Masalahnya ini menjadi pengasuh anak yang super pak jadi gak sembarangan."
"Baiklah, apa syaratnya?"
"Pertama, Aku ingin minta gaji tiga kali lipat untuk mengurus dua anak sekaligus. Kedua, Selama aku mendidik Anak pertama bapak, tolong bapak jangan ikut campur. Biar aku mengasuhnya dengan caraku, jika bapak ingin anak bapak bisa menurut dengan perkataan bapak. Bagaimana dengan syaratnya. Apa bapak setuju?" Jelas Dara dengan berani.
Bisma berfikir sejenak, 'Sepertinya gadis ini sungguh-sungguh untuk menjadi pengasuh Key. Dan kebetulan juga saat ini tidak ada pengasuh key yang betah untuk mengasuh key, tidak salahnya aku mencobanya,' gumam Bisma sambil menyeringai.
"Baiklah aku akan memberimu kesempatan selama tiga bulan untuk menjadi pengasuhnya Key. Aku akan memberi gaji 25 juta per bulan jika dan selama tiga bulan itu kamu tidak boleh berhenti dari pekerjaan ini. Selain itu kamu bisa menikmati semua fasilitas yang akan aku berikan." Di balik persetujuan Bisma ada sebuah kesempatan untuk mengikat Dara sebagai pengasuh agar Bisma tidak pusing lagi mencari pengasuh.
"Deal,"ucap Dara lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sebagai persetujuan.
"Deal." Bisma pun menyambut uluran tangan Dara untuk sepakat.
Setelah kesepakatan itu di buat, Bisma segera memanggil kepala pelayan untuk membawa Dara bertemu dengan Karya.
Dara mengikuti Kepala pelayan yang bernama Susi.
"Ini kamar Kayra, kamu bisa tinggal di kamar ini untuk menjaga Karya yang sewaktu-waktu bangun. Semua perlengkapan yang kamu butuhkan ada dalam lemari itu dan perlu kamu ingat kalau Kayra memiliki beberapa masalah kesehatan jadi kamu harus menjaga pola makananmu agar tidak menjadi masalah buat Kayra." Jelas Susi dan Dara pun hanya mengangguk paham.
Dara mendekati box ranjang Kayra dengan jantung berdegup kencang, setelah kehilangan anaknya inilah kali pertama Dara melihat lagi seorang bayi. Hati Dara begitu sakit melihat bayi yang berada di dalam ranjang itu terlihat kurus dan lemah, karena asupan nutrisi yang kurang. Kayra tak bisa menerima sufor terlalu banyak, hanya bisa mengandalkan satu sampai dua botol kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, hingga membuatnya kurus.
"Hay sayang, mulai sekarang Aunty akan memenuhi kebutuhan asi kamu. Sehat-sehat ya sayang selama Aunty yang asuh," ucap Dara sambil membelai pipi mungil Kayra.
Karena sentuhan Dara, Kayra pun terbangun dan langsung menangis. Namun Dara masih bingung cara mengangkat bayi yang benar.
"Mbak Susi, apa mbak bisa membantuku?" panggil Dara yang berdiri di ambang pintu kamar Kayra.
Segera saja, Susi datang untuk membantu.
"Ada apa memanggilku?" tanya Susi.
"Mbak, bisa beritahu aku cara mengangkat bayi dari tempat tidur? Aku gugup, aku gak bisa mengangkat Kayra dengan benar," ucap Dara membuat Susi geleng kepala.
"Kemarilah, akan aku ajari." Susi pun menghampiri kayra, "Lihatlah apa yang aku peragakan. Pertama Letakkan salah satu tanganmu di belakang kepala, lalu tangan satunya di bagian pantatnya. Jika kedua tangan sudah pas, segera angkat tubuhnya dan lekatkan di dada, setelah itu kamu bisa memberi asi padanya," ucap Susi sambil memperagakannya.
"Kamu bisa kan melakukannya, sekarang susui dia, jangan biarkan pak Bisma sampai dengar, atau dia akan merah-marah," imbuh Susi dan menyerahkannya pada Dara untuk segera di susui, sedangkan Susi hanya mengawasi.
Untuk pertama kalinya, Dara memberikan ASI-nya secara langsung pada bayi, membuat hatinya benar-benar sakit. Saat ingat tentang anaknya yang tidak bisa ia susui sendiri, air mata pun tak mampu ia tahan saat perasaan itu campur aduk dalam dirinya.
Ternyata diam-diam Bisma melihat dari ambang pintu. Melihat anaknya untuk pertama kalinya mendapatkan ASI eksklusif dari wanita lain selain ibundanya.
'Sebenarnya apa yang terjadi padanya?' gumam Bisma.
to be continued ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 15 Episodes
Comments
Suhaetieteetie
lanjut thor jngn lupa up tiap hari ya
2022-12-20
0